Peringatan Maulid Nabi di Kelurahan Lere Palu: Generasi Muda Diajak Teladani Akhlak Rasulullah

Perayaan secara besar-besaran yang kita kenal sekarang dipercaya baru mulai pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir (abad ke-10 M).

Kemudian, perayaan ini semakin berkembang dan disebarluaskan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada abad ke-12.

Tujuannya saat itu adalah untuk membangkitkan semangat umat Islam dalam menghadapi Perang Salib dengan mengingatkan mereka pada sosok Nabi Muhammad SAW sebagai teladan.

Bentuk Perayaan

Perayaan Maulid Nabi di berbagai negara memiliki tradisi yang beragam, tetapi umumnya melibatkan beberapa kegiatan inti, seperti:

Pembacaan Al-Qur'an dan Shalawat: Umat Islam berkumpul untuk membaca Al-Qur'an dan melantunkan shalawat (pujian) kepada Nabi Muhammad SAW.

Ceramah Agama: Acara diisi dengan ceramah atau tausiyah dari ulama yang membahas tentang sejarah hidup, perjuangan, dan keteladanan Nabi.

Sedekah dan Jamuan Makanan: Masyarakat sering kali mengadakan jamuan makan bersama dan membagikan makanan kepada sesama, sebagai bentuk rasa syukur.
 
Makna dan Tujuan

Inti dari perayaan Maulid Nabi bukanlah sekadar pesta, melainkan sebuah refleksi dan pengingat bagi umat Islam. 

Tujuannya adalah untuk:

Meneladani Akhlak Nabi: Mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad SAW, mulai dari kesederhanaan, kejujuran, hingga kepemimpinan.

Memperkuat Keimanan: Mengingat kembali perjuangan Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam dapat memperkuat keyakinan umat.

Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Perayaan ini menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan sesama muslim.

Dengan demikian, Maulid Nabi adalah momen penting bagi umat Islam untuk mengenang, menghargai, dan meneladani sosok Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.(*)