Parigi Moutong Hari Ini

BREAKINGNEWS: Menu MBG di Parimo Sulteng Dikeluhkan, Warganet Soroti Nasi Lembek dan Tahu Keras

Sejumlah siswa dan orang tua murid menyampaikan keluhan terkait menu yang disajikan.

|
Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Fadhila Amalia
Faaiz/TribunPalu
ILUSTRASI - Program makan gratis sekolah di Parigi Moutong menuai beragam tanggapan. Sejumlah siswa dan orang tua murid menyampaikan keluhan terkait menu yang disajikan. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menuai beragam tanggapan.

Sejumlah siswa dan orang tua murid menyampaikan keluhan terkait menu yang disajikan.

Keluhan itu bermula dari unggahan akun Facebook Fadlon U Umayer, dua hari lalu.

Ia menuliskan percakapan lucu antara seorang murid bernama Dafa dengan ibu kantin.

“Dafa bilang hari ini makan gratis. Ibu kantin langsung bilang alhamdulillah, apa menunya hari ini. Dafa jawab: Prabowo,” tulis Fadlon disertai emotikon tawa.

Baca juga: Cara Cek Status Honorer yang Diusulkan Jadi PPPK Paruh Waktu 2025

Mendengar jawaban itu, ibu kantin disebut tertawa terbahak-bahak.

Namun, Dafa kemudian menambahkan komentar soal porsi makanannya.

“Tapi bilang nasinya sadikit, baru bonyo (Lembek-red),” kata Dafa seperti ditulis Fadlon.

Ibu kantin lantas menyarankan agar siswa meminta tambahan jika merasa kurang.

“Kenapa kau tidak datang minta di kantin ditambah,” tulis Fadlon menirukan ibu kantin.

Namun Dafa menjawab dengan gurauan, “Mo dibeli lagi kah?,” lalu lari sambil tertawa.

Fadlon menilai anak-anak tetap jujur memberikan komentar soal makan gratis.

“Lucu juga kejadian pagi ini, anak-anak banyak kritiknya dan sarannya,” tulisnya.

Unggahan itu pun mendapat banyak komentar dari orang tua siswa.

Baca juga: Legislator PDIP Erick Lauw Dorong Pembangunan PLTM di Selatan Bangkep untuk Atasi Krisis Listrik

Omha L Papua menulis, “Bukan bonyo Dafa, tapi itu bubur supaya banyak jadi," tulisnya.

Titan Tryzthan juga ikut menanggapi dengan nada bercanda bahwa hanya masakan kantin yang dia suka.

“Hamaaa, apalagi Titan pe bapilih makanan, cuma Bibi Lon pe masakan yg dia fens,” tulisnya.

Orang tua siswa lain, Alesha Queenie, mengaku anaknya hanya makan telur.

“Anakku yang SMP dia bilang cuma makan telurnya, nasinya ba pece (berair-red) kata, tahu tidak ada rasa,” tulisnya.

Komentar itu dibalas Fadlon dengan candaan.

“Berarti sama dengan yang anak-anak cerita di kantin,” tulisnya.

Sementara itu, Jeyden Jathniel Siahaan menyoroti kualitas tahu yang disajikan.

“Fadlon U Umaiyer, tahu karas kata. Bagaimana punya tahu karas,” tulisnya.

Heryani Musa juga mengaku anaknya yang SMP ikut mengeluh.

“Anakku juga yang SMP, sudah dia yang tidak bapilih makan. Tapi dia bilang tidak enak,” ungkapnya.

Jeyden menambahkan keluhan itu baru hari pertama program berjalan.

“Baru satu hari sudah banyak yang mengeluh tidak enak, apalagi berhari-hari kalau makanan dimasak kebetulan,” tulisnya.

Dian Usiana menilai masalah ada pada nasi dan tahu.

“Dibilang anak-anak keras tahunya, dengan nasinya ba air. Saya bilang jangan dipaksa makan, Nak,” tulisnya.

Komentar lain datang dari Susanti Purwanti Akili Amoorea.

“Anakku yang SMP, eranga (kasihan-red) dia bilang keras tahunya tiada rasa. Masih enak bekal yg dibawa mama,” tulisnya.

Baca juga: Erick Lauw Soroti Potensi Danau Tetean, Dukung Pembangunan PLTMH oleh PT Timfos di Bangkep

Meski banyak kritik, Fadlon tetap mengapresiasi adanya makan gratis.

“Alhamdulillah sudah ada makan gratis, semoga bisa bertahan sampai 4 tahun ke depan,” tulisnya.

Program makan gratis merupakan salah satu kebijakan nasional.

Di Parigi Moutong, pelaksanaannya mulai berjalan pekan ini di sejumlah sekolah.

Namun, beragam komentar warganet menunjukkan perlunya evaluasi soal kualitas menu.

“Anak-anak jujur menyampaikan kritik dan sarannya, itulah yang lucu,” tulis Fadlon menutup postingannya.

Tujuan dan Dampak Program MBG

Program ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan gratis, tetapi juga memiliki beberapa tujuan dan dampak yang lebih luas:

Peningkatan Gizi: Memastikan anak-anak dan ibu mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kecerdasan.

Pengentasan Stunting: Secara spesifik, program ini dirancang untuk menekan angka stunting (kekerdilan) yang masih tinggi di Indonesia.

Baca juga: Film Horor Labinak: Mereka Ada di Sini Mulai Tayang, Tawarkan Teror Ritual Kelam

Penggerak Ekonomi Lokal: Program ini diharapkan dapat memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta petani, peternak, dan nelayan lokal karena bahan baku makanan diupayakan berasal dari produk setempat.

Meskipun mendapat dukungan luas, implementasi program MBG juga menghadapi tantangan, seperti isu logistik, pengawasan kualitas makanan, dan keberlanjutan pendanaannya.

Namun, program ini tetap menjadi prioritas utama pemerintah untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.(*)

 

(TribunBreakingNews)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved