Kunker Gibran di Poso
Tinjau Korban Gempa, Gubernur Anwar Hafid Sambut Wapres Gibran di Bandara Kasiguncu Poso
Penyambutan itu turut dihadiri Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Suhardi dan Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho.
Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli
TRIBUNPALU.COM, POSO – Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid bersama Ketua TP PKK Sry Nirwanti Bahasoan menyambut kedatangan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka di Bandara Kasiguncu Poso, Jumat (22/8/2025).
Kehadiran Wapres menjadi wujud perhatian pemerintah pusat kepada masyarakat Poso yang tengah berjuang bangkit pascagempa.
Penyambutan itu turut dihadiri Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Suhardi dan Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho.
Sinergi pemerintah daerah, TNI, dan Polri menunjukkan negara hadir bersama rakyat dalam menghadapi bencana.
Baca juga: Honda Community Palu Gelar Convoy Merdeka dan Charity Ride
Dalam kesempatan itu, Anwar Hafid menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas perhatian Wakil Presiden yang datang langsung meninjau daerah terdampak.
“Kehadiran Bapak Wakil Presiden adalah bukti nyata kepedulian pemerintah pusat kepada Sulawesi Tengah, sekaligus memberi semangat bagi masyarakat untuk tetap tabah dan bangkit kembali,” ujar Anwar.
Usai penyambutan, Wapres Gibran dijadwalkan meninjau beberapa titik terdampak gempa dan berinteraksi langsung dengan warga di lokasi pengungsian.
Kunjungan orang nomor dua di Indonesia ini diharapkan memperkuat koordinasi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten dalam mempercepat pemulihan pascagempa di Poso.
Baca juga: Megawati Copot Bambang Pacul, Benarkah Buntut Gestur Hormat ke Jokowi?
Gempa Bumi di Poso
Gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Poso pada tanggal 17 Agustus 2025 terjadi pada pagi hari sekitar pukul 06.38 WITA.
Gempa ini awalnya dilaporkan berkekuatan magnitudo 6,0, namun kemudian diperbarui menjadi 5,8. Pusat gempa berada di laut, sekitar 13 km barat laut Kota Poso, dengan kedalaman sekitar 10 kilometer.
Guncangan terasa cukup kuat di wilayah sekitarnya, termasuk beberapa kecamatan di Poso.
Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80, yang menyebabkan kepanikan di tengah masyarakat yang tengah bersiap mengikuti upacara maupun beribadah.
Salah satu lokasi paling terdampak adalah Gereja Elim, di mana atap bangunan roboh dan menimpa para jemaat yang sedang melaksanakan ibadah, menyebabkan sedikitnya 10 orang luka.
Secara keseluruhan, tercatat antara 29 hingga 44 orang mengalami luka-luka, dan terdapat laporan bahwa dua orang meninggal dunia akibat kejadian ini.
Dampak kerusakan cukup luas. Sekitar 188 rumah warga terdampak dengan tingkat kerusakan bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
Selain itu, 27 tempat ibadah, dua sekolah dasar, satu kantor desa, dan satu polindes mengalami kerusakan.
Baca juga: Banggai Belum Penuhi Kuota Ekspor Sabut Kelapa, Produksi Baru Capai 8 Ton per Bulan
Wilayah yang terdampak tersebar di lima kecamatan dan mencakup setidaknya 13 desa, termasuk Masani, Tokorondo, Lape, Weralulu, dan beberapa wilayah di Kecamatan Lore Peore dan Pamona Puselemba.
Setelah gempa utama, terjadi serangkaian gempa susulan sebanyak 25 hingga 57 kali.
Meski tidak sebesar gempa utama, beberapa di antaranya cukup terasa dan menambah kekhawatiran warga.
Gempa juga sempat memicu tsunami minor dengan ketinggian sekitar 4,8 cm, namun tidak cukup tinggi untuk menimbulkan peringatan resmi atau ancaman serius.
Pemerintah Kabupaten Poso menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, dari tanggal 18 hingga 31 Agustus 2025.
Baca juga: 225 Kantor Pertanahan di Penjuru Indonesia Sudah Terapkan Layanan Peralihan Elektronik
Tim dari BPBD, BNPB, TNI, dan Polri segera dikerahkan untuk membantu evakuasi, pengamanan, dan pendistribusian bantuan darurat seperti tenda, makanan, obat-obatan, serta kebutuhan bayi.
Warga di beberapa wilayah terpaksa mengungsi sementara waktu sambil menunggu kondisi aman dan bantuan lanjutan tiba.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa wilayah Sulawesi, termasuk Poso, masih rentan terhadap gempa bumi akibat aktivitas tektonik di zona pertemuan lempeng. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.