Palu Hari Ini

Uji Beban Tuntas, Jembatan Palu IV Siap Dijajal Awal 2026

Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah memastikan seluruh rangkaian uji beban (loading test) telah rampung dan berjalan lancar.

|
Editor: Fadhila Amalia
Zulfadli/TribunPalu.com
Proses pembangunan Jembatan Palu IV, yang menjadi ikon pemulihan pascabencana di Kota Palu, kini memasuki tahap akhir. Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah memastikan seluruh rangkaian uji beban (loading test) telah rampung dan berjalan lancar. 

TRIBUNPALU.COM, PALU – Proses pembangunan Jembatan Palu IV, yang menjadi ikon pemulihan pascabencana di Kota Palu, kini memasuki tahap akhir.

Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah memastikan seluruh rangkaian uji beban (loading test) telah rampung dan berjalan lancar.

Uji beban dilakukan selama dua hari, 26–27 Agustus 2025, menggunakan dua metode: statis dan dinamis.

Hasil pengujian menunjukkan struktur jembatan memenuhi standar kekuatan dan kelayakan.

Baca juga: Masuki Tahap Akhir Rekonstruksi, BPJN Sukses Gelar Uji Beban Jembatan Palu IV

"Alhamdulillah, selama pelaksanaan uji beban berjalan baik dan lancar. Data menunjukkan struktur jembatan elastis dan sesuai dengan perencanaan awal," ujar Kepala BPJN Sulteng, Bambang S Razak, Jumat (29/8/2025).

Ia menjelaskan, uji beban merupakan langkah krusial sebelum jembatan diresmikan. Dalam proses ini, sensor telah dipasang di beberapa titik jembatan untuk mengukur respon struktur terhadap beban.

“Tidak ada kendala berarti. Koordinasi dengan pemda, aparat keamanan, dan petugas lapangan juga berjalan baik,” tambah Bambang.

Meskipun secara fisik pembangunan sudah 100 persen rampung, peresmian masih menunggu hasil pleno dari tim evaluasi uji beban.

Bambang menyebutkan bahwa proses pleno akan digelar dua kali untuk menyandingkan hasil pengujian dengan perencanaan teknis.

Baca juga: Bupati Verna GM Inkiriwang Perkenalkan Potensi Poso di Ajang APKASI Expo 2025

"Jika tidak ada masalah saat pleno, target kami peresmian bisa dilakukan pada Januari 2026," tegasnya.

Jembatan Palu IV dibangun menggantikan Jembatan Kuning yang ambruk akibat gempa dan tsunami pada 28 September 2018.

Proyek ini dibiayai melalui hibah dari Pemerintah Jepang melalui JICA dengan nilai lebih dari Rp300 miliar.

Konstruksi jembatan dikerjakan oleh Tokyu Construction bekerja sama dengan PT Waskita Karya, dengan spesifikasi tahan bencana.

Struktur jembatan menggunakan fondasi bored pile sedalam 58–62 meter, beton prategang (prestressed concrete), dan sistem bentang balanced cantilever.

Selain jembatan utama, beberapa pekerjaan penunjang seperti proteksi oprit dan infrastruktur pendukung juga tengah dirampungkan.

Baca juga: Kemenag Harap Pemkot Palu Dengarkan Suara Ormas Terkait Tondo Kiri

Sebagai proyek strategis nasional, Jembatan Palu IV tidak hanya akan memulihkan konektivitas antarwilayah, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan dan ketangguhan masyarakat Sulawesi Tengah pascabencana 2018.

Pembangunan Awal dan Masa Jaya

Jembatan Palu IV diresmikan pada Mei 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Jembatan ini dibangun dengan desain unik berupa dua lengkungan yang membentang di atas Teluk Talise, menghubungkan Kecamatan Palu Timur dan Palu Barat. 

Karena konstruksi lengkungnya, jembatan ini menjadi jembatan lengkung pertama di Indonesia.

Nama Ponulele diambil dari nama Gubernur Sulawesi Tengah saat itu, Aminuddin Ponulele, yang berperan penting dalam pembangunan jembatan ini.

Dengan arsitektur yang menawan dan warna kuningnya yang mencolok, Jembatan Palu IV dengan cepat menjadi salah satu ikon dan kebanggaan Kota Palu.

Jembatan ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi penting, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang ramai dikunjungi oleh masyarakat dan turis.

Bencana 2018 dan Pembangunan Kembali

Pada tanggal 28 September 2018, sebuah gempa bumi berkekuatan 7,4 SR mengguncang Palu, yang kemudian diikuti oleh tsunami dahsyat.

Jembatan Palu IV, yang menjadi simbol kota, runtuh dan hancur akibat guncangan hebat dan terjangan gelombang tsunami.

Peristiwa ini menjadi momen paling memilukan dalam sejarah jembatan tersebut.

Pasca-bencana, Jembatan Palu IV menjadi simbol kehancuran sekaligus harapan untuk bangkit. Pembangunan kembali jembatan ini dimulai pada Juli 2022.

Proyek rekonstruksi ini didanai oleh hibah dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).

Jembatan baru ini dirancang dengan teknologi yang lebih canggih dan tahan bencana, seperti metode konstruksi balanced cantilever, untuk memastikan kekokohannya menghadapi gempa dan tsunami di masa depan.

Setelah rampung, Jembatan Palu IV diharapkan tidak hanya memulihkan konektivitas vital antara dua sisi kota, tetapi juga kembali menjadi ikon kebanggaan yang melambangkan ketahanan dan kebangkitan masyarakat Sulawesi Tengah.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved