Sulteng Hari Ini

Fenomena Anwar-Hadianto Sepanggung di Hadapan Pendemo, Mahasiswa Ungkit Persaingan Pilgub Sulteng

Wakapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf dan mantan Gubernur Rusdy Mastura juga hadir di hadapan pendemo.

|
Penulis: Ismet Togean 20 | Editor: mahyuddin
HANDOVER
DEMO SEPTEMBER 2025 - Cerita kehadiran Gubernur Sulteng Anwar Hafid dan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid di tengah demonstran masih menjadi buah bibir di berbagai ruang publik. Kehadiran Anwar Hafid dan Hadianto Rasyid di panggung yang sama menjadi fenomena karena jarang terjadi. 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Cerita kehadiran Gubernur Sulteng Anwar Hafid dan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid di tengah demonstran masih menjadi buah bibir di berbagai ruang publik.

Kehadiran Anwar Hafid dan Hadianto Rasyid di panggung yang sama menjadi fenomena karena jarang terjadi.

Meski hanya berlangsung singkat namun meninggalkan banyak kesan bagi masyarakat Sulawesi Tengah.

Diketahui, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid bersama Wakilnya Imelda Liliana Muhidin menemui pengunjuk rasa di depan Kantor DPRD Sulteng Jl Sam Ratulangi, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Senin (2/9/2025).

Baca juga: Ketua DPRD Sulteng Apresiasi Unjuk Rasa Mahasiswa Berlangsung Aman dan Damai

Keduanya berjalan kaki sekira 100 meter menuju Kantor DPRD Sulteng.

Hadianto Rasyid pun duduk merumput di samping Ketua DPRD Sulteng Arus Abdul Karim dan Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni Gunawan.

Wakapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf dan mantan Gubernur Rusdy Mastura juga hadir di hadapan pendemo.

Ketua Hanura Sulteng itu mendengar satu per satu aspirasi dari mahasiswa kemudian berdiri di tengah para demonstran yang duduk melingkar.

Saat Hadianto Rasyid menyampaikan pendapatnya, rombongan Gubernur Anwar Hafid bergabung.

Ketua Demokrat Sulteng itu kemudian duduk mengisi dempat di deretan Arus Abdul Karim dan Danrem.

Hadianto Rasyid pun memberikan mimbarnya kepada Wakil Ketua DPRD Sulteng Aristan hingga ke giliran Gubernur Anwar Hafid.

Baca juga: Kejati Sulteng Selamatkan Uang Negara Rp4,8 Miliar dari Kasus Korupsi

Sebelum memulai orasinya, Anwar Hafid menyebut satu per satu pejabat yang hadir kecuali Hadianto Rasyid dan Imelda.

Hadianto pun meninggalkan tempat saat Anwar Hafid berorasi.

Sementara Wawali Imelda tetap duduk di tempat hingga agenda itu selesai.

Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tengah Moh Fadhel menyebutkan, fenomena itu menjadi kenangan bagi mahasiswa karena bisa menemui dua kepala daerah di satu tempat.

"Kehadiran keduanya bisa meredam amarah pengunjuk rasa sehingga kami tidak perlu lagi ke DPRD karena sudah ada gubernur dan wali kota," kata Moh Fadhel.

"Tetapi dari kacamata politik, ada sebuah panggung politik. Sangat kelihatan persaingan Hadianto Rasyid dan Anwar Hafid. Analisa politik kami keduanya mungkin akan bertarung di Pilgub Sulteng."

Fadhel pun menangkap ketidakharmonisan Hadianto Rasyid dan Anwar Hafid karena keduanya berpisah di hadapan mahasiswa tanpa salaman.

Latar Belakang Isu Ketidakharmonisan

Isu ketidakharmonisan keduanya mencuat ke publik setelah Gubernur Anwar Hafid secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya terhadap Wali Kota Hadianto Rasyid.

Anwar kecewa karena Hadianto beberapa kali tidak menghadiri agenda resmi tingkat provinsi.

Puncaknya adalah saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026.

Kala itu Gubernur Anwar menyampaikan hal tersebut di hadapan para kepala daerah se-Sulteng dan Wakil Menteri Dalam Negeri.

Baca juga: Pelaku Penembakan Diplomat RI Diduga Pembunuh Bayaran Asing, Ini Kronologinya

Ketidakhadiran Wali Kota Palu dianggap janggal karena seluruh bupati lainnya hadir dalam acara penting tersebut.

Hadianto Rasyid pun menemui Anwar Hafid beberapa hari kemudian.

Pertemuan itu bertujuan untuk memperbaiki koordinasi dan menepis spekulasi publik mengenai kerenggangan hubungan.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin daerah menyatakan bahwa hubungan mereka baik-baik saja.

Keduanya sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam membangun Kota Palu, khususnya terkait isu strategis seperti pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan sektor pertambangan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved