Mayat di Desa Mertasari
Kisah Pilu Kematian Kasiah, Dikenal Tak Akur dengan Keluarga dan Sering Tolak Bantuan Warga
Penemuan Mayat Kasiah (50) di Desa Mertasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu (6/9/2025)
Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Lisna Ali
TRIBUNPALU.COM - Penemuan Mayat Kasiah (50) di Desa Mertasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada Sabtu (6/9/2025), mengungkap cerita tentang kehidupan almarhumah yang sangat tertutup.
Kepala Desa Mertasari, Iswan, menyatakan bahwa Kasiah dikenal sebagai sosok yang jarang bersosialisasi dan menjaga jarak dari lingkungan sekitar.
“Almarhumah orangnya tertutup, jarang menerima kunjungan,” kata Iswan kepada TribunPalu.com.
Menurut Iswan, korban sudah lama tinggal sendiri setelah hubungan dengan keluarganya kurang harmonis.
“Beliau tinggal sendiri, hubungan keluarga kurang baik,” jelasnya.
Sikap tertutup itu terlihat saat pemerintah desa menyalurkan bantuan kepada warga kurang mampu.
“Kalau ada bantuan, pintu tidak dibuka,” ujar Iswan.
Bahkan teman satu kelompok dasawisma pun kerap tidak diterima ketika berkunjung ke rumah korban.
“Teman dasawisma datang, tetap tidak dibukakan pintu,” ungkap Iswan.
Meski begitu, korban sesekali masih beraktivitas seperti warga lainnya, misalnya datang mengambil gas di kantor desa.
“Waktu datang ambil gas, fisiknya kelihatan lemah,” tutur Iswan.
Ia menambahkan, dari penampilan terakhirnya, korban diduga mengalami sakit, namun tidak ada yang mengetahui pasti karena tidak pernah terbuka.
“Kalau dilihat posisinya, kemungkinan beliau sakit,” kata Iswan.
Sikap mandiri korban membuat sebagian warga sulit mengetahui kondisi kesehariannya.
“Sepertinya beliau tidak ingin dikasihani dan ingin hidup mandiri,” ucap Iswan.
Kebiasaan hidup tertutup itu akhirnya membuat warga tidak menyadari saat kondisi korban memburuk.
“Beliau sakit, tetapi tidak ada yang tahu,” ujar Iswan.
Penemuan Mayat Kasiah pun menjadi pengingat bagi warga tentang pentingnya menjaga hubungan sosial di lingkungan sekitar.
“Ini pelajaran untuk kita semua agar peduli dengan tetangga,” tutup Iswan.
Baca juga: Mutmainah Korona Kecam Pembangunan Jetty di Pesisir Palu, Minta Wali Kota Hentikan Proyek
Kronologi
Penemuan Mayat Kasiah (50) bermula dari kecurigaan warga sekitar rumahnya, pada Sabtu (6/9/2025).
Lampu rumah korban diketahui tidak menyala empat hari berturut-turut.
Warga mencurigai adanya sesuatu yang tidak wajar.
Bau menyengat juga mulai tercium dari arah rumah korban.
Pemerintah desa kemudian mendatangi rumah korban bersama sejumlah warga untuk memastikan kebenaran laporan tersebut.
“Kami gedor pintu dan panggil namanya, tetapi tidak ada jawaban,” ujar Iswan.
Seorang warga mencium bau tidak sedap dari arah rumah korban, sehingga menambah kuat dugaan adanya sesuatu yang terjadi.
“Ada warga bilang, tercium bau tidak enak,” jelas Iswan.
Seorang tetangga mencoba melihat melalui ventilasi, dan menemukan Kasiah sudah terbaring di tempat tidur.
“Dari ventilasi terlihat korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa,” tutur Iswan.
Mengetahui hal itu, warga bersama pemerintah desa lalu mendobrak pintu rumah Kasiah.
“Pintu rumah didobrak agar bisa masuk,” kata Iswan.
Setelah berhasil masuk, warga memastikan Kasiah tak bernyawa dengan kondisi terbaring di tempat tidur.
“Kondisi sudah tidak bernyawa, posisinya di tempat tidur,” jelas Iswan.
Penemuan Mayat itu kemudian dilaporkan warga kepada pihak kepolisian yang datang bersama aparat desa.
“Kami langsung informasikan ke kepolisian,” ujar Iswan.
Polisi bersama aparat desa dan warga kemudian berkoordinasi dengan pihak keluarga Kasiah.
“Kami hubungi keluarganya untuk memberi kabar,” ungkap Iswan.
Keluarga yang menerima informasi tersebut kemudian datang dan sepakat membawa jenazah korban pulang ke kampung halaman.
Baca juga: Bukan Hanya Uang, Warga Kembalikan 32 Barang Jarahan Milik Ahmad Sahroni Termasuk Sertifikat Tanah
Dipastikan Meninggal Tanpa Tanda Kekerasan
Mayat Kasiah (50), dipastikan meninggal tanpa tanda-tanda kekerasan.
Hal itu berdasarkan kesaksian perangkat desa yang menemukan Kasiah pertama kali.
Kepala Desa Mertasari, Iswan, mengatakan kondisi rumah korban masih utuh saat ditemukan.
“Kalau dilihat pintu dan jendela, tidak ada yang terbongkar,” kata Iswan.
Menurut Iswan, korban diketahui sudah lama sakit sebelum meninggal dunia.
“Keluarga bilang tidak usah visum, mungkin karena sakit,” ucap Iswan.
Pihak keluarga juga menolak pemeriksaan medis terhadap jenazah korban.
“Keluarga ikhlas karena korban sudah lama sakit,” ujar Iswan.
Iswan menyebut, dirinya sempat ingin melapor ke polsek terkait penemuan itu.
Namun, keluarga meminta agar laporan tersebut tidak perlu dilakukan.
“Saya mau melapor ke polsek, tapi keluarga bilang tidak usah,” jelasnya.
Kesepakatan keluarga, jenazah langsung dibawa ke Torue pada malam hari.
“Jenazah dibawa ke Astina untuk disemayamkan bersama keluarga besarnya,” tutur Iswan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.