Banggai Hari Ini

BREAKINGNEWS: Ternak Sapi di Siuna Banggai Terserang PMK, Diduga Terkena Dampak Tambang Nikel

Sebab sebagian besar masyarakat desa setempat, di antaranya menggantungkan hidup dari hasil peternakan.

|
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Fadhila Amalia
Asnawi/TribunPalu.com
TERSERANG PMK - Ternak sapi di Desa Siuna, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, tengah dihadapkan pada keresahan akibat serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri

TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Warga Desa Siuna, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, tengah dihadapkan pada keresahan akibat serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang sejumlah ternak sapi.

PMK merupakan penyakit menular yang sangat mudah menyebar disebabkan oleh virus (VPMK) dari genus Aphthovirus.

Penyebaran virus ini melalui kontak langsung antar hewan maupun lewat lingkungan yang sudah terkontaminasi atau tercemari.

Baca juga: Jadwal KM Lambelu September di Pelabuhan Pantoloan: Tujuan Balikpapan Berlayar Besok

Kondisi tersebut membuat potensi penularan semakin cepat, dan sulit dikendalikan.

Menurut keterangan seorang warga desa setempat, Minggu (7/9/2025), bahwa beberapa ekor sapi mereka mengalami luka pada mulut dan kuku, penurunan nafsu makan, serta air liur berlebih dan berbusa.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran.

Sebab sebagian besar masyarakat desa setempat, di antaranya menggantungkan hidup dari hasil peternakan.

“Sudah beberapa hari terakhir ini, sapi kami di sini sudah jarang makan. Karena sering keluar air liur dan berbusa. Kami khawatir penyakit ini menyebar ke ternak lain. Karena banyak warga di sini punya sapi,” ungkap beberapa peternak sapi.

Baca juga: STIA Panca Marga Palu Wisuda 10 Kepala Desa Sigi, Perkuat Kerja Sama Pembangunan Hijau

Adapun salah satu langkah antisipasi penyebaran virus yang kian mengkhawatirkan tersebut, sambungnya, mereka harus merogoh kocek untuk menyewa jasa tenaga medis hewan atau penyuntik ternak sapi mereka.

"Rp 50 ribu per ekor. Jika tidak maka tidak ada pilihan lain. Yaitu terpaksa dijual daripada hanya mati sia-sia. Meskipun rugi dan menguntungkan pembeli," kata peternak.

Mereka berharap segera ada turun tim tenaga medis hewan untuk melakukan pemeriksaan, dan mensosialisasikan langkah penanganan darurat guna mencegah penyebaran PMK lebih luas. 

Pasalnya, saat ini muncul dugaan di tengah masyarakat. PMK muncul salah satunya akibat lingkungan yang sudah terkontaminasi oleh aktivitas beberapa perusahaan tambang nikel.

Baca juga: HUT Demokrat Sulteng ke-24: Semangat Berbagi Lewat Donor Darah

Karena itu, perhatian dan langkah cepat serta kerja sama semua pihak diharapkan agar penyebaran PMK di Desa Siuna, Kecamatan Pagimana dapat segera dikendalikan, sehingga kerugian para peternak tidak makin besar.

Gejala Klinis Utama PMK:

Demam Tinggi: Sapi yang terinfeksi akan mengalami demam tinggi, mencapai 40-41°C.

Demam ini sering menjadi gejala awal sebelum munculnya tanda-tanda lain.

Luka Lepuh (Vesikula): Ini adalah ciri khas PMK. Muncul lepuh berisi cairan di beberapa bagian tubuh, seperti:

Mulut: Lidah, gusi, bibir, selaput lendir pipi, dan langit-langit mulut. Lepuh ini akan pecah dan meninggalkan luka yang terasa sangat nyeri, mirip sariawan.

Kaki: Di sela-sela kuku dan bantalan kaki. Hal ini menyebabkan sapi sulit berjalan, pincang, bahkan kuku bisa terlepas.

Kelenjar susu dan puting susu.

Air Liur Berlebihan (Hipersalivasi): Sapi akan mengeluarkan air liur yang sangat banyak, bahkan berbusa dan menggantung dari mulutnya.

Hal ini terjadi karena luka di mulut menyebabkan rasa sakit saat menelan.

Penurunan Nafsu Makan: Karena adanya luka yang nyeri di mulut, sapi akan enggan makan atau mengunyah, yang menyebabkan penurunan berat badan drastis.

Penurunan Produksi Susu: Pada sapi perah, produksi susu akan menurun drastis, bahkan bisa mencapai 80 persen.
Gejala Lain yang Mungkin Muncul:

Menggosokkan bibir dan menggeretakkan gigi.

Sapi terlihat lesu, lemah, dan sering berbaring.

Napas cepat.

Pada sapi muda, PMK bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

Jika Anda menemukan gejala-gejala ini pada sapi, segera laporkan ke dinas peternakan atau puskeswan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah penyebaran lebih luas.(*)

( TribunBreakingNews )
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved