Harga Gas 3 Kg di Banggai Naik
Disperindag Banggai Beberkan Masalah LPG 3 Kg, Ada Pangkalan Fiktif
Adanya pangkalan yang menggunakan tabung gas 3 Kg untuk usaha sendiri dan disalurkan kepada masyarakat hanya sebagian kecil dari jumlah kuota.
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Fadhila Amalia
Berikut beberapa poin utama terkait kenaikan harga gas di Banggai:
Harga Jauh di Atas HET
Harga gas 3 kg di beberapa kecamatan, seperti Luwuk Utara dan Toili, dilaporkan mencapai Rp35.000 hingga Rp55.000 per tabung.
Angka ini jauh melampaui HET yang seharusnya berkisar antara Rp18.000 hingga Rp24.000, tergantung pada lokasi pangkalan dan jarak distribusi.
Penyebab Kenaikan Harga
Kenaikan harga ini bukan disebabkan oleh keputusan resmi pemerintah, melainkan beberapa faktor di lapangan:
Kelangkaan Pasokan: Ketersediaan gas 3 kg sering kali terbatas, sehingga memicu persaingan tidak sehat di tingkat pengecer.
Permainan Harga: Pengecer nakal sering menjual gas di atas HET untuk mengambil keuntungan lebih besar, terutama saat terjadi kelangkaan.
Distribusi Tidak Merata: Gas subsidi seringkali tidak sampai ke daerah terpencil, sehingga harganya melambung tinggi di luar pangkalan resmi.
Pembelian Tidak Tepat Sasaran: Banyaknya masyarakat yang tidak berhak (misalnya, pelaku usaha besar) yang turut membeli gas subsidi, membuat stok untuk masyarakat miskin menjadi menipis.
Upaya Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Banggai dan pihak terkait telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini:
Tim Terpadu: Tim terpadu yang terdiri dari pemerintah daerah dan aparat penegak hukum (Polri dan TNI) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pangkalan dan pengecer untuk mengawasi penjualan.
Penindakan: Pangkalan yang melanggar aturan dan menjual gas di atas HET akan dikenakan sanksi, termasuk ancaman pencabutan izin.
Pendataan Ulang: Pemerintah sedang berupaya mendata ulang warga yang berhak menerima gas subsidi agar distribusinya lebih tepat sasaran.
Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, masalah kenaikan harga dan kelangkaan gas 3 kg di Banggai masih menjadi keluhan yang terus berulang bagi masyarakat, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.