Sulteng Hari Ini
Sulitnya Akses, Warga Dusun Buloli Parigi Moutong Evakuasi Orang Sakit dengan Tandu Sejauh 4 Jam
Dalam kondisi darurat tersebut, warga berinisiatif membuat tandu sederhana dari kain dan bambu.
Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Regina Goldie
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz
TRIBUNPALU.COM, PARIMO – Beginilah kesulitan warga Dusun Buloli, Desa Bambasiang, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, ketika ada anggota keluarga yang sakit parah.
Akses jalan menuju fasilitas kesehatan di wilayah itu sangat terbatas.
Jalan setapak yang terjal dan licin hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki dan kendaraan roda dua.
Senin (22/9/2025) kemarin, seorang warga Dusun Buloli mengalami sakit parah hingga tidak mampu berjalan sendiri.
Dalam kondisi darurat tersebut, warga berinisiatif membuat tandu sederhana dari kain dan bambu.
Baca juga: Bupati Amirudin Buka MTQ Tingkat Kabupaten Banggai di Batui Selatan
Mereka bergotong royong mengangkat pasien menuruni jalur pedalaman yang penuh dengan rintangan.
Perjalanan menuju puskesmas terdekat memakan waktu sekitar empat jam.
Jalurnya melewati hutan kecil, jalan curam, dan bebatuan licin.
Bripka Abd Harik, Bhabinkamtibmas Desa Bambasiang Polsek Tomini, ikut mendampingi proses evakuasi itu.
“Medannya cukup sulit, pasien terpaksa digotong dengan tandu karena tidak ada jalan yang bisa dilalui kendaraan,” ujar Bripka Abd Harik.
Ia menuturkan, perjalanan panjang itu menguras tenaga seluruh warga yang terlibat.
“Harus bergantian memikul karena jalurnya menurun, ada juga bagian yang sangat sempit,” tambahnya.
Baca juga: Pemerintah Dorong Hilirisasi Perkebunan, Kabupaten Buol Siap Jadi Kawasan Industri
Meski penuh tantangan, semangat warga tidak surut demi memastikan pasien mendapat penanganan medis.
Keringat bercucuran, langkah terasa berat, namun kebersamaan membuat evakuasi bisa berjalan.
“Kalau ada warga sakit, memang hanya ini satu-satunya cara. Butuh kerja sama semua orang,” jelas Abd Harik.
Kata dia, kondisi ini bukan pertama kalinya terjadi di Dusun Buloli.
Warga mengaku sudah terbiasa dengan cara evakuasi manual seperti ini.
“Sudah sering begitu, kalau ada warga sakit dan tidak bisa jalan, ya terpaksa digotong,” katanya.
Menurut Harik, warga berharap pemerintah bisa membuka akses jalan agar evakuasi orang sakit tidak lagi dilakukan dengan tandu.
“Kasihan kalau situasi darurat. Mereka hanya ingin ada jalan yang bisa dilalui kendaraan,” ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Banjir Rendam Puluhan Rumah di Kecamatan Sindue Tombusabora Donggala
Kisah warga Dusun Buloli ini menjadi potret nyata sulitnya masyarakat pedalaman Parigi Moutong dalam mengakses layanan kesehatan.
Kodisi seperti ini tidak hanya dirasakan oleh warga Dusun Buloli saja. Masih banyak warga di daerah terpencil Parigi Moutong merasakan hal yang sama, bahkan lebih parah.
Yang terbaru, warga Dusun Sija, Desa Sidoan Barat, Kecamatan Sidoan, yang juga harus ditandu untuk mendapatkan perawatan medis.
(*)
Ketua TP-PKK Sulteng Tegaskan Komitmen Perkuat Posyandu di Rakornas Jakarta |
![]() |
---|
Wagub Sulteng Hadiri Rapat Paripurna DPRD, Bahas Raperda Cagar Budaya dan Masyarakat Adat |
![]() |
---|
Dua Pembalap Muda Honda Indonesia Tampil di FIM JuniorGP Misano 2025 |
![]() |
---|
Sinergi Barantin dan Komisi IV DPR RI Perkuat Ketahanan Pangan Sulawesi Tengah |
![]() |
---|
Kepala Baratin Telah MoU Bersama Negara Luar dan Minta Laboratorium Terpadu di Kota Palu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.