Sulteng Hari Ini

RSUD Undata Palu Klaim Peningkatan Layanan, Progres Pemasangan AC dan Gedung Baru

Ia juga memaparkan progres pemasangan pendingin ruangan (AC) di seluruh ruang rawat dan rencana pembangunan dua gedung rawat inap.

|
Editor: Fadhila Amalia
Robit/TribunPalu.com
FASILITAS GEDUNG INAP BARU - Direktur RSUD Undata Palu, drg Herry Mulyadi, mengklaim adanya peningkatan signifikan dalam pelayanan rumah sakit. Ia juga memaparkan progres pemasangan pendingin ruangan (AC) di seluruh ruang rawat dan rencana pembangunan dua gedung rawat inap baru sebagai bagian dari upaya meningkatkan fasilitas bagi pasien. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, PALU – Direktur RSUD Undata Palu, drg Herry Mulyadi, mengklaim adanya peningkatan signifikan dalam pelayanan rumah sakit.

Ia juga memaparkan progres pemasangan pendingin ruangan (AC) di seluruh ruang rawat dan rencana pembangunan dua gedung rawat inap baru sebagai bagian dari upaya meningkatkan fasilitas bagi pasien.

Pernyataan tersebut disampaikan Herry menanggapi kritik yang menyebut pelayanan RSUD Undata bobrok.

Ia menegaskan bahwa dokter dan tenaga medis di rumah sakit telah bekerja keras dan berupaya maksimal untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.

Baca juga: Seluruh Siswa SMPN 2 Taopa Parigi Moutong Sulteng Pulang Setelah Keracunan MBG

“Jangan mudah mengatakan bobrok, itu tidak baik. Saya bantah itu secara tegas. Dokter dan tenaga medis sudah bekerja luar biasa, sampai pontang-panting. Tolong dihargai itu, biar cuma sedikit saja,” ujar Herry, Kamis (25/9/2025).

Sejak diterapkannya program Berani Sehat oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, jumlah kunjungan pasien ke RSUD Undata meningkat drastis, mencapai 500 hingga 700 pasien setiap hari.

Untuk menunjang kenyamanan pasien, RSUD Undata menargetkan pemasangan AC di seluruh ruangan paling lambat Desember 2025. Selain itu, rumah sakit juga tengah mempersiapkan penerapan sistem KRIS (Kelas Rawat Inap Standar) yang menggantikan kelas 1, 2, dan 3 dalam program BPJS Kesehatan. Sistem ini bertujuan untuk menyamakan fasilitas dan kualitas layanan rawat inap bagi semua pasien.

Baca juga: Direktur RSUD Undata Bantah Tuduhan Pelayanan Bobrok, Ungkap Langkah Pembenahan

Lebih jauh, RSUD Undata juga akan menambah tenaga dokter spesialis urologi hasil kerja sama dengan Universitas Hasanuddin Makassar.

Direktur RSUD Undata mengungkapkan bahwa pihaknya baru saja mengusulkan pembangunan dua gedung rawat inap baru ke Kementerian PUPR, bersama Gubernur Anwar Hafid.

“Dua gedung ini kapasitasnya masing-masing 402 tempat tidur dan statusnya kelas rawat inap standar atau KRIS. Pembangunan direncanakan bertahap agar rumah sakit semakin representatif dan mampu memenuhi kebutuhan pasien,” jelas Herry.

Baca juga: Untad dan APINDO Sulteng Kolaborasi Cetak Wirausaha Muda Berdaya Saing Global

Selain fokus pada pengembangan fasilitas, manajemen RSUD Undata juga berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan kesehatan.

Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diraih rumah sakit, seperti Akreditasi Paripurna dari Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS) serta piagam penghargaan dari BPJS Kesehatan RI sebagai rumah sakit tipe B terbaik ketiga tingkat nasional dalam kategori Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2022.

Baca juga: Intip Harta Kekayaan Azwar Anas, Eks Menpan RB yang Terseret Kasus Korupsi Chromebook

Dengan langkah-langkah tersebut, RSUD Undata optimis mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas dan menjawab kebutuhan masyarakat Sulawesi Tengah.

Sejarah RSUD Undata Palu

RSUD Undata Palu, sebagai rumah sakit rujukan utama di Sulawesi Tengah, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari fasilitas sederhana hingga menjadi rumah sakit modern dan terakreditasi saat ini.

Awal Pendirian (1972)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata didirikan secara resmi pada 7 Agustus 1972.

Pendiriannya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 59/DITTAP/1072.

Pada awalnya, rumah sakit ini berlokasi di pesisir Teluk Palu dengan status sebagai rumah sakit kelas C.

Kapasitas tempat tidurnya saat itu masih sangat terbatas, yaitu hanya 50 tempat tidur.

Nama "Undata" diambil dari bahasa Kaili, suku asli Palu, yang berarti "Obat Kita".

Pemberian nama ini mencerminkan semangat pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat.
 
Peningkatan Status dan Pindah Lokasi

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan, RSUD Undata terus berkembang dan mengalami peningkatan status serta relokasi:

1995: RSUD Undata mendapatkan pengakuan sebagai rumah sakit kelas B Non-Pendidikan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

2003: Statusnya kembali ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas B Pendidikan.

Perubahan ini menjadikan Undata sebagai lahan praktik utama bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako (Untad).

2009: Seluruh kegiatan pelayanan dipindahkan ke gedung baru di lokasi saat ini, yaitu di Jalan R. E. Martadinata, Kecamatan Tondo.

Gedung baru ini dibangun dengan fasilitas yang lebih modern dan lengkap untuk menunjang statusnya sebagai rumah sakit rujukan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved