Tak Mampu Bayar Tiket Pesawat, Warga Luwu Utara Angkut Jenazah Sambil Berjalan Kaki Sejauh 60 Km
Warga Luwu Utara terpaksa menggotong jenazah sambil berjalan kaki sejauh 60 km, karena tak mampu membayar tiket pesawat.
TRIBUNPALU.COM - Sebuah kisah miris datang dari warga Luwu Utara, Sulawesi Selatan, di mana mereka terpaksa menggotong jenazah sambil jalan kaki.
Warga Luwu Utara tersebut terpaksa menggotong jenazah sambil berjalan kaki sejauh 60 km, karena tak mampu membayar tiket pesawat.
Mengutip channel Youtube Official iNews (10/2/2019) berikut rangkuman berita selengkapnya.

Jenazah diketahui bernama Razi Tantah yang meninggal dunia di RSUD Andi Djemma Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Jenazah Razi Tantah terpaksa digotong sejauh 60 km karena pihak keluarga tak mampu membayar tarif tiket pesawat yang mahal.
Disebutkan, tiket pesawat untuk mengangkut jenazah dipatok dengan tarif sebesar Rp 50 juta.
Karenanya, pihak keluarga terpaksa memilih mengggotong jenazah dengan menggunakan kayu dan sarung menuju Kecamatan Rampi, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Pesawat terbang sejatinya dianggap sebagai satu-satunya pilihan transportasi tercepat untuk tiba di Kecamatan Rampi.
Akan tetapi, tarif biaya pesawat yang dipatok sebesar Rp 50 juta, membuat keluarga tak sanggup membayarnya.
Kecamatan Rampi merupakan satu di antara kecamatan terpencil yang berada di Kabupaten Luwu Utara.
Hanya ada dua akses menuju Kecamatan Rampi dari Masamba, yakni menggunakan pesawat terbang dan motor modifikasi untuk menyusuri jalan setapak yang kondisinya terbilang ekstrem.
Jalan menuju Kecamatan Rampi belum bisa diakses dengan menggunakan mobil, sebab infrastrukturnya masih belum memadai.
Menjadi satu di antara kecamatan yang terisolir membuat warga di Kecamatan Rampi hanya bisa menggunakan motor sebagai alat transportasi.
Jalanan yang dilalui pun merupakan jalan berlumpur dengan tebing- tebing yang curam.
Selain motor, transportasi lain yang bisa digunakan untuk menuju Kecamatan Rampi adalah pesawat perintis berukuran kecil.