Bulu Tangkis
Digelar Lusa (6/3/2019), All England jadi Turnamen Dunia yang Bergengsi, Ini Alasannya
Dimulai lusa (6/3/2019) ini alasan di balik bergengsi dan prestisiusnya turnamen All England yang membuat pebulutangkis dunia berambisi menang.
TRIBUNPALU.COM - Dimulai pada Rabu (6/3/2019) turnamen Yonex All England Badminton Championship menjadi ajang kelas dunia laga bulutangkis tertua.
Selain itu, All England 2019 juga merupakan ajang bergengsi bagi olahraga bulutangkis.
Akan digelar di Arena Birmingham, Birmingham, England, hingga 10 Maret mendatang, All England 2019 menjadi turnamen yang ditunggu-tunggu oleh para juara dunia/
Berikut adalah alasan-alasan yang terkait bergengsinya ajang ini:
• Pasangan Ganda Campuran Ronald/Annisa Bidik Semifinal All England Open 2019
1. Turnamen Tertua
Sejarah dan tradisi All England sejak 4 April 1899 membuat laga ini sangat dinanti.
Pada saat turnamen perdana, All England hanya mempertandingkan tiga nomor, yakni, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Berselang satu tahun, All England menambahkan nomor tunggal putra dan tunggal putri.
Dilansir dari www.djarumbadminton.com setelah penyelenggaraan Piala Thomas pertama pada tahun 1949 sampai dengan tahun 1977, All England dianggap sebagai Kejuaraan Dunia Bulutangkis tertua saat ini.
Selama sejarah penyelenggaraannya, All England sempat terhenti dua kali diselenggarakan dikarenakan Perang Dunia I (1915-1919) dan Perang Dunia II (1940-1946).
Sedangkan laga bulu tangkis kelas dunia, Badminton World Federation (BWF) baru digelar di tahun 1977.
Sejarah yang tidak singkat membuat All England menjadi turnamen yang diperhitungkan.
Tak heran jika para pebulutangkis menganggap All England sebagai turnamen prestisius dan spesial.
2. Termasuk Turnamen Super Series Premier
All England merupakan kejuaraan internasional yang setara bintang enam, tetapi berupa kejuaraan individu.
Selain itu, kompetisi ini memiliki derajat yang sama dengan Denmark Open, Malaysia Open, China Open, dan Indonesia Open.
Bedanya All England berada di bawah naungan Olimpiade atau Kejuaraan Dunia BWF.
• Lolos Semifinal IBL, NSH Jakarta Gelar Syukuran Bersama Anak Yatim
3. Total Hadiah
Selain menyabet gelar bergengsi, nominal hadiah yang fantastis menjadi satu hal yang diperebutkan di ajang All England.
Tahun lalu saja total hadiah mencapai Rp 1,37 miliar.
Tentu saja hadiah ini sangat menggiurkan bagi atlet bulu tangkis.
Sebenarnya total hadiah ini tidak sebesar yang diberikan Indonesia Open Super Series Premier maupun BWF Super Series Final.
Namun, nama besar All England ini sangat sulit diabaikan oleh para pebulutangkis dunia.
Ketiga alasan di atas tentu menarik minat pebulutangkis untuk menambah prosi latihan persiapan.
Tak heran jika klub-klub individual mempersiapkan strategi khusus untuk bisa naik podium.
Jajaran pemain Indonesia pun telah meraih gelar pada ajang All England ini.
Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir pernah jadi juara bertahan selama tiga tahun beruntun.
Hendra Setiawan/ Muhammad Ahsan juga pernah berada di podium All England pada tahun 2014.
Pada tahun 2016, pasangan Praveen Jordan/ Debby Susanto turut menyabet gelar All England.
Mulai tahun 2017 hingga 2018 sepertinya menjadi tahun keemasan bagi pasangan The Minions.
All England 2019 ini, Marcus Gideon/ Kevin Sanjaya masih digadang-gadang untuk dapat menyabet gelar ketiganya di All England dan tetap pertahankan gelar nomor satu dunia.
(Tribunpalu.com/Isti Tri Prasetyo)