Cerita Anggota Basarnas yang Harus Lakukan Amputasi Kaki Penambang di Lubang Tambang yang Longsor

"Akhirnya saya melakukan tindakan tersebut,namun sudah terlebih dulu mengikat pahanya agar tidak akan pendarahan banyak,kemudian saya mulai memotong."

Editor: Imam Saputro
TRIBUNMANADO
Tim gabungan mengevakuasi jenazah penambang dari lobang tambang PETI Bakan, Selasa (5/3/2019). 

TRIBUNPALU.COM - Hari ke delapan operasi tanah longsor di pertambangan rakyat Super Busa Bakan Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Selasa (05/03/2019) terus membuahkan hasil dengan telah ditemukannya 10 jenazah korban longsor.

Tim Gabungan Basarnas, TNI, Polri, PT JRBM, warga, PMI, dan bantuan lainnya memiliki ceritanya masing-masing.

Tribun Manado menemui satu di antaranya anggota Basarnas, Mahyudin Laiya yang biasa bertugas di Basarnas Gorontalo.

Mahyudin menceritakan ketika bertaruh nyawa memberanikan dirinya masuk dalam gua tambang pasca longsor.

"Saya tiba dari Gorontalo hari Rabu (27/2/2019), saat itu belum diizinkan naik langsung ke lokasi kejadian, Kamis (28/2/2019) saya bisa naik dan langsung masuk dalam lubang," ujarnya.

Longsor Tambang Bakan Sudah Sepekan,30 Orang Telah di Evakuasi

Ia menceritakan, kondisi waktu itu warga masih takut untuk masuk dalam lubang tambang karena takut longsor susulan.

"Karena mereka tidak bisa masuk dan memang sudah jadi tugas saya sebagai Basarnas, maka saya memberanikan diri masuk dalam lubang," ungkap Mahyudin.

Menggunakan peralatan senter dan dan perlengkapan keamanan SAR lainnya, ia masuk dalam lubang dengan cara jongkok.

Saat ia masuk, ia menemukan beberapa korban yang sudah meninggal tertindih batuan.

Dari mulut gua, Ia masuk sekitar 12 meter dan melihat kurang lebih ada 8 mayat.

Sampai bertemu dengan korban Tedy Mokodompit yang saat itu masih hidup namun tertimbun batu di bagian kaki sebelah kanan.

"Kami sudah berusaha membantu korban dan memanggil anggota keluarga masuk ke dalam gua melihat dari dekat kondisi Tedy. Tim SAR juga memberikan waktu bagi keluarga untuk berembuk memutuskan bagaimana agar tim segera bertindak," jelasnya.

Kisah Deni Mamonto, Korban Longsor di Tambang Bakan yang Selamat: Banyak Suara Minta Tolong

Ia menambahkan, Tim SAR kemudian melakukan evakuasi dengan memotong kaki kiri korban.

Hal itu tentu sudah melalui perundingan dengan keluarga untuk bisa menyelamatkan nyawa Tedy.

Sejak Kamis pagi, Mahyudin juga memberikan Tedy makan dan minum serta memberikan semangat agar tetap kuat dan bertahan.

Setelah mendapat persetujuan dari keluarga untuk segera melakukan tindakan, maka Ia yang terus berkomunikasi dengan Almarhum Tedy.

Saat itu, ada dokter namun tidak memungkinkan untuk masuk ke dalam tambang karena tidak memiliki ilmu rescue untuk masuk lubang.

Akhirnya Mahyudin yang memberanikan diri masuk ke lubang.

Tindakan medis seperti bius lokal dan oksigen sudah dipasang kepada korban.

"Akhirnya saya melakukan tindakan tersebut, namun sudah terlebih dulu mengikat paha Tedy agar tidak akan pendarahan banyak. Saat saya mulai memotong, saya bercerita dengan Tedy untuk memotong batu terlebih dahulu baru memotong kaki Tedy," jelasnya.

Kurang lebih 1 jam lebih memotong kaki korban karena kondisi dalam lubang sempit sehingga butuh waktu.

"Pada momen ini saya merasakan kesedihan karena Tedy sempat berteriak sakit sampai akhirnya kami berhasil keluarkan dia dari dalam lubang," ungkapnya.

Namun sayang, Tedy tak berhasil selamat walaupun tim dokter telah melakukan tindakan maksimal untuk menyelamatkan Tedy.

Upaya penyelamatan Tedy adalah evakuasi terakhir secara manual sebab selanjutnya evakuasi dilakukan menggunakan alat berat.

Mahyudin mengaku baru sekali ini melakukan evakuasi di lokasi tambang yang memang sangat berbahaya.

"Saat masuk dalam lubang tambang, saya ikhlas sebab misi saya adalah ingin membantu sesama," tutupnya saat ditemui di lokasi kejadian.

Saat ini Tim Gabungan Basarnas selama 24 jam tanpa henti terus melakukan evakuasi korban yang masih tertimbun longsor di dalam tambang.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Cerita Mahyudin Banyak Mayat Tertindih Batu di Tambang Bakan, Tolong Tedy dengan Amputasi Kakinya.

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved