Kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines Picu Pertanyaan Soal Keamanan Boeing 737 Max 8

Untuk kali kedua dalam kurang dari enam bulan, pesawat Boeing 737 Max 8 jatuh tak lama setelah lepas landas dan menewaskan semua penumpang.

cnn.com
Pesawat Boeing 737 Max 8 pertama kali terbang pada 29 Januari 2016 di Renton, Washington. 

Sementara itu, laporan BBC menyebutkan Komite Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia mengindikasikan, penerbangan Lion Air JT 610 mengalami masalah dari salah satu sensor yang dirancang untuk memperingatkan pilot jika pesawat berisiko kehilangan daya angkat.

Sensor dan perangkat lunak yang terhubung bekerja dengan cara yang berbeda dengan model 737 sebelumnya.

Namun, tidak ada pemberitahuan kepada pilot.

Regulator penerbangan AS kemudian mengeluarkan arahan kelaikan udara "darurat" kepada operator AS tentang sensor tersebut, yang disebut dengan Angle of Attack (AoA).

Maskapai AS kemudian diimbau untuk memperbarui informasi manual penerbangan bagi awak pesawat.

Sejumlah sumber penerbangan menyebutkan hampir pasti pilot Ethiopian Airlines akan mendapat pembaruan mengenai masalah sensor.

Sensor AoA memberi data tentang sudut di mana udara melewati sayap dan memberi tahu pilot seberapa besar daya angkat pesawat.

Informasi ini dapat menjadi sangat penting dalam mencegah pesawat stall.

Sejauh ini, tidak ada bukti langsung yang menunjukkan pesawat Ethiopian Airlines mengalami kesulitan yang sama dengan penerbangan Lion Air.

Temuan awal investigasi di Ethiopia akan menentukan tindakan yang diambil regulator dan maskapai penerbangan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Kecelakaan Picu Pertanyaan soal Catatan Keselamatan Boeing 737 Max 8"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved