Bertemu Raffi dan Nagita, Menlu Retno Marsudi Berikan Tips Jadi Diplomat untuk Generasi Muda

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi memberikan tips untuk anak muda yang ingin menjadi seorang diplomat.

Editor: Imam Saputro
TRIBUN/DANY PERMANA
Menteri Luar Negeri Retno Priansari Masudi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). 

TRIBUNPALU.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi memberikan tips untuk anak muda yang ingin menjadi seorang diplomat.

Hal itu diungkapkan Retno Marsudi saat bertemu pasangan selebriti Indonesia, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.

Menurut Retno Marsudi, menjadi diplomat adalah pekerjaan yang sangat mulia.

Retno Marsudi menyebut, diplomat adalah orang yang berdiri paling depang untuk membela negara.

"Cita-cita jadi diplomat itu mulia banget."

"Aku bilang bahwa kita ini adalah orang-orang paling depan untuk membela negara," kata Retno Marsudi, dikutip dari tayangan video berjudul 'FIX!! GIGI MAU JADI MENTERI LUAR NEGERI', yang dipublikasikan oleh akun YouTube Rans Entertainment pada 1 April 2019.

Menurut Retno Marsudi satu di antara tugas diplomat adalah menjadikan suatu masalah rumit yang sedang dialami oleh suatu negara agar menjadi mudah.

"Diplomat itu tugasnya menjadikan sesuatu yang dalam kondisi sesulit apapun menjadi lebih baik."

"Misalnya udah mau perang, diplomat ini masih bisa bertahan, tunggu dulu jangan perang dulu, biar gue ajak ngobrol dulu, biar gue yang maju dulu," ungkap Retno Marsudi.

"Tapi kalau sudah enggak bisa, udah enggak ketemu, ya sudah," tambah Retno Marsudi.

Retno Marsudi mengatakan, untuk generasi muda yang memiliki cita-cita sebagai diplomat harus memiliki modal kemampuan bahasa yang baik.

Retno Marsudi mengaku mengasai Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, dan Bahasa Belanda.

"Yang pertamanya tentunya kemampuan bahasa ya, kemudian ilmu pengetahuan umum, terutama mengenai tentang masalah internasional fresh," kata Retno Marsudi.

Retno Marsudi mengatakan, untuk mencapai cita-cita menjadi diplomat anak muda juga tidak mengeluh dan pantang menyerah.

"Enggak boleh mengeluh, pantang menyerah, karena kita ini adalah orang-orang yang berada di garda paling depan untuk membela negara," tambah Retno Marsudi.

Retno Marsudi menegaskan, menjadi seorang diplomat juga harus memiliki loyalitas yang besar kepada negara dan pemerintah.

"Harus kita tegak lurus, loyalitas, karena kalau kita sudah tidak loyal kepada negara, kepada pemerintah yang sedang berjalan, maka kita gampang dibelak belokan, itu yang harus dimiliki anak anak muda," kata Retno Marsudi.

Alasan Retno Marsudi Mengaku Tak Menyangka Dipilih Jokowi Jadi Menlu Wanita Pertama di Indonesia

Jadi Menlu yang Sibuk Tugas Negara, Retno Marsudi Bagi Tips Mengatur Waktu Antara Bekerja & Keluarga

Seperti yang diketahui, Retno Marsudi didaulat sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Kerja Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).

Penetapan diumumkan oleh Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).

Diberitakan sebelumnya, Retno Marsudi mengaku tidak menyangka saat dirinya ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Menlu.

"Tapi nyangka enggak waktu itu pak Jokowi menunjuk ibu jadi Menlu, gimana itu?" tanya Raffi Ahmad.

"Enggak nyangka banget," jawab Retno Marsudi.

"Enggak nyangkanya pakai banget ya bu?," tanya Nagita Slavina.

Retno Marsudi kemudian menjelaskan alasan dirinya tidak menduga bakal dipilih menjadi Menlu.

Retno Marsudi menjelaskan saat itu dirinya memiliki tugas sebagai duta besar di Belanda.

"Kenapa pada saat itu enggak nyangka banget, karena pada saat itu posisi aku ada di Belanda jadi duta besar," ucap Retno Marsudi.

"Masih inget banget, waktu itu menjelang magrib posisi mau pulang ke rumah ditelepon, mbak bapak (Jokowi) pesen pulang cari tiket, enggak usah tanya, enggak usah apa apa, pokoknya cari tiket, oke cari tiket, enggak usah tanya ke siapa-siapa," jelas Retno Marsudi.

Nagita Slavina kemudian bertanya bagaimana perasaan Retno Marsudi saat itu yang tiba-tiba diminta pulang ke Indonesia.

"Waktu itu deg-degan kebayangnya apa," tanya Nagita Slavina.

Retno Marsudi mengaku saat itu dirinya tidak berasumsi apapun.

Retno Marsudi kemudian langsung pulang ke Indonesia untuk bertemu Presiden Jokowi.

"Enggak berani asumsi apa-apa, sampai di sini laporan sudah sampai, lalu dipanggil Pak Jokowi sampai tengah malam, ngobrol sama bapak soal politik luar negeri," jelas Retno Marsudi.

"Kalau ditanya mengira atau enggak, enggak mengira banget karena karena aku ada di Belanda," tambah Retno Marsudi.

 Video: Adelia Pasha Putuskan Tidak Ajukan Banding atas Putusan Pelanggaran Pemilunya

Retno Marsudi menjadi Menlu perempuan pertama yang dimiliki Indonesia.

Wanita yang lahir di Semarang pada 27 November 1962 itu merupakan alumni jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM angkatan 1981.

Retno Marsudi merupakan satu di antara diplomat senior yang dimiliki Indonesia.

Retno Marsudi mulai menapaki karier diplomatnya pada tahun 1986.

Pada 1997, Retno Marsudi menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Indonesia di Belanda.

Di sana, Retno Marsudi menjabat hingga 2001.

Selanjutnya, Retno Marsudi dipercaya menjadi Direktur Eropa dan Amerika.

Pada 2003, Retno Marsudi mendapatkan promosi menjadi Direktur Eropa Barat.

Selang dua tahun kemudian, Retno Marsudi menjadi Dubes RI di Norwegia dan Islandia.

Selanjutnya, Retno Marsudi dipercaya menjadi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa.

Bagi Retno Marsudi, dunia diplomasi sangatlah menarik dan dinamis.

 Dijatuhi Teguran Tertulis pada Sidang Bawaslu, Adelia Pasha Mengaku Tidak akan Banding

Banyak penghargaan yang telah diterima oleh Retno Marsudi, di antaranya adalah penghargaan tertinggi warga sipil dari Pemerintah Peru.

Penghargaan tersebut diberikan saat pertemuan bilateral dengan Menlu Peru, Néstor Francisco Popolizio Bardales, di Torre Tagle (23/05/2018).

Dikutip TribunPalu.com dari Tribunnews.com, Retno Marsudi menerima penghargaan El Sol del Peru atau The Sun of Peru, dengan peringkat Grand Cross dari Pemerintah Peru.

Pemerintah Peru mengganjar penghargaan kepada Retno Marsudi atas upayanya memajukan hubungan dan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Peru.

Saat menjabat Dirjen Amerika dan Eropa, Retno Marsudi diketahui mengambil langkah untuk meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia-Peru, termasuk membentuk mekanisme dialog bilateral kedua negara.

Retno Marsudi juga menerima anugerah sebagai agen perubahan dari UN Women and Global Partnership Forum dfi markas PBB, New York, Amerika Serikat.

Dikutip TribunPalu.com dari tayangan acara Kompas Siang yang diunggah di kanal Youtube KOMPASTV pada 21 September 2017, penghargaan ini menjadi pengakuan terobosan Indonesia terkait penanganan berbagai isu global melalui diplomasi kemanusiaan dan perdamaian.

Tidak hanya soal terobosan diplomasi, anugerah ini juga mengapresiasi upaya Indonesia memajukan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu yang juga menjadi sorotan, tentu saja peran Indonesia dalam diplomasi damai terkait konflik Rohingya di Myanmar.

(TribunPalu.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved