Salat Idulfitri Pascabencana Gempa di Palu Diwarnai Isak Tangis, Satu Pengungsi Tak Sadarkan Diri

Salat Idulfitri, 1 Syawal 1440 H tahun ini bagi warga Kota Palu berbeda dengan tahun sebelumnya, keadaan berubah pascabencana gempa dan likuifaksi

Editor: Imam Saputro
Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz
Suasana haru di salat ied di kamp pengungsian, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (5/6/2019). 

Beberapa menit kemudian ia sadar dan tak kuasa menahan tangisnya.

Ia dikuatkan oleh beberapa orang warga yang juga kehilangan keluarga.

"Sabar saja kita, kuat, semua ada hikmahnya, mari kasih tenang di rumah (tenda) pikiran," ajak salah satu warga.

satu di antara pengungsi Palu pingsan karena sedih usai salat id di pengungsian pascabencana
satu di antara pengungsi Palu pingsan karena sedih usai salat id di pengungsian pascabencana (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)

Di tengah keterbatasan pascabencana Palu 2018, sedikitnya 420 KK yang tinggal di pengungsian ini salat id seadanya.

Mereka menggunakan masjid darurat yang dibangun menggunakan rangka baja ringan.

Sebagian warga salat di luar karena masjid darurat itu dibangun seadanya menyesuaikan lahan.

"Alhamdulillah, walaupun kami dalam keadaan mengungsi, tapi warga di sini sangat antusias menjalani ibadah," kata salah satu pengurus masjid, Ritman Wajik.

Ia berharap agar warga bersyukur atas nikmat yang diberikan saat ini meski dalam keadaan berduka.

"Kami sangat gembira bisa menjalankan ibadah puasa sampai hari raya idulfitri ini," ungkapnya sebari meneskan air mata.

(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz).

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved