Mantri Patra Tulis Surat Mengharukan Sebelum Meninggal saat Bertugas di Papua, Ini Isinya
Tenaga Kesehatan yang terserang malaria di lokasi pengabdiannya, Patra Marinna Jauhari (31) menuliskan surat beberapa saat sebelum kematiannya.
Surat dari Patra ini juga bayak dibagikan oleh teman sejawatnya yang sama-sama bertugas sebagaui tenaga kesehatan di RSUD Teluk Wondama.
Misalnya, yang disampaikan akun Facebook Sandra R Pane.
Ia menyampaikan ungkapan kehilangan dan bela sungkawa sebagai seorang teman sejawat yang sudah cukup lama mengenal Patra.
Sandra juga menyinggung soal surat tulisan tangan Patra yang menurutnya sudah menunjukkan kondisi payah yang dialami oleh rekannya itu.
"Tulisan tanganmu mengisyaratkan kau sudah tak mampu. Tapi tugas dan tanggung jawab menuntutmu harus tetap bertahan hingga detik darah penghabisan, hingga ada yang datang menjemputmu. Selamat jalan adikku... Selamat jalan... Sampai jumpa di Yerusalem Baru," tulis akun Sandra dalam salah Facebook-nya."
Kompas.com berusaha meminta konfirmasi kepada Sandra, namun belum mendapat respons.
Meninggal dalam tugas
Patra yang bertugas sebagai mantri meninggal pada Selasa, 18 Juni 2019 di Kampung Oya, Distrik Naikere, Teluk Wondama, Papua Barat.
Namun, kabar kematiannya baru diterima pihak Kabupaten empat hari setelahnya, Jumat (21/6/2019).
Hal ini dikarenakan lokasi kampung yang jauh dari pusat pemerintahan dan aksesnya masih begitu sulit dijangkau dengan jalur darat.
Temannya bertugas dikabarkan tengah menempuh perjalanan ke Kabupaten yang harus ditempuh selama empat hari.
Namun, belum sampai di tempat tujuan, Patra sudah meninggal karena sakit yang dideritanya.
Lulusan Akademi Keperawatan Kamanre Palopo, Sulawesi Selatan ini bertugas di RSUD Teluk Wondama sejak 2009.
Namun, ia tengah menjalankan tugas memberi layanan kesehatan di pedalaman wilayah tersebut.
Sedianya, tugas itu hanya dibebankan kepadanya selama tiga bulan dan akan digantikan dengan tenaga kesehatan lainnya.