Kepala BNPB Resmikan Ruang Serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho

Ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho diresmikan oleh Kepala BNPB Doni Monardo pada Kamis (1/8/2019) kemarin.

Editor: Imam Saputro
bnpb.go.id
Ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho di lantai 15 Graha BNPB diresmikan pada Kamis (1/8/2019) kemarin. 

TRIBUNPALU.COM - Menjelang satu bulan kepergian Dr. Sutopo Purwo Nugroho, salah satu putra terbaik Nusantara ini kembali mendapat penghargaan.

Penghargaan tersebut berupa diabadikannya nama Dr. Sutopo Purwo Nugroho pada ruang auditorium atau ruang serbaguna yang berada di lantai 15 Graha BNPB, Jakarta.

Mengutip unggahan akun Instagram resmi BNPB @bnpb_indonesia, ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho diresmikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo pada Kamis (1/8/2019) kemarin.

Peresmian ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho merupakan bentuk apresiasi dan penghormatan tertinggi atas jasa dan dedikasi Pak Topo terhadap penanggulangan bencana di Indonesia.

Atasi Perubahan Iklim, Ethiopia Pecahkan Rekor Tanam 350 Juta Pohon dalam 12 Jam

Kehilangan Istri dan Anak saat Bencana, Lisman Datangi Lokasi Likuefaksi Petobo Hampir Setiap Hari

Menurut siaran pers yang tayang pada laman resmi BNPB, bnpb.go.id, peresmian ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho dihadiri oleh keluarga.

Yakni, istri mendiang, Retno Utami Yulianingsih beserta dua putranya, Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho dan Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho.

Peresmian ruang serbaguna tersebut dilakukan secara simbolik dengan menarik tirai oleh Kepala BNPB didampingi Retno Utami dan kedua putra Dr. Sutopo.

Selain peresmian ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho, BNPB juga memberikan penghargaan kepada tiga insan yang dinilai memiliki kontribusi untuk negeri dalam lingkup pelestarian lingkungan dan edukasi serta mitigasi bencana.

Peresmian ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho dan pemberian penghargaan ini dilaksanakan pada hari yang sama dengan diselenggarakannya "Seminar Nasional Kebencanaan Membangun Infrastruktur yang Berkelanjutan" dengan keynote speaker Prof. Dorodjatun Kuntjoro Djati.

Dikenal Gigih dalam Menjalankan Tugas, Sutopo Purwo Nugroho dapat Penghargaan dari IJTI

Jokowi Ungkap Sebuah Kalimat Bijak yang Sempat Disampaikan Sutopo Purwo Nugroho

Insan pertama adalah Mbah Sadiman (68).

Mbah Sadiman menerima penghargaan Reksa Utama Anindha atau "Penjaga Bumi yang penuh kebijakan".

Mbah Sadiman merupakan seorang pria yang berasal dari Dusun Dali, Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Ia sukses menghijaukan perbukitan tandus seorang diri.

Kini, hasil jerih payah Mbah Sadiman lebih asri sekaligus menjadi dumber mata air alami bagi warga sekitar.

Mbah Sadiman begitu bersemangat dalam menanam segala jenis pohon meski sudah berusia senja.

Ia sudah menanam pohon sejak 1996, dan bahkan pernah dianggap gila oleh warga sekitar.

Saat itu, Mbah Sadiman menanam beberapa jenis pohon beringin.

Mbah Sadiman mendapatkan penghargaan dari BNPB.
Mbah Sadiman mendapatkan penghargaan dari BNPB. (bnpb.go.id)

Tertulis dalam siaran pers ini, Mbah Sadiman menuturkan, "Dulu saya dianggap gila. Ketika yang lain menanam tanaman pangan, saya malah menanam pohon beringin. Tapi sekarang apa yang saya tanam itu bisa menghasilkan air untuk warga dan udara menjadi sejuk."

Sebelum ditanami oleh Mbah Sadiman, bukit yang gersang itu selalu mendatangkan musibah.

Seperti banjir bandang, kekeringan, dan kebakaran lahan.

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan diperlukan lebih banyak lagi tokoh seperti Mbah Sadiman.

"Kita butuh ribuan orang seperti Mbah Sadiman. Meski usia sudah 68 tahun, beliau ini masih segar bugar dan semangat untuk menanam pohon. Bahkan alasan kenapa beringin yang ia tanam, antara lain selain kuat, penyuplai air dan udara, beringin juga dipercaya ada 'penunggunya', jadi warga tidak berani tebang. Ini unik dan menarik," ujar Doni Monardo.

Insan kedua adalah seorang jurnalis media Harian Kompas, Ahmad Arif.

Ahmad Arif mendapat penghargaan khusus insan media Citra Dharma Bhakti atau "Insan dengan pengabdian dalam bidang jurnalistik."

Selain menjadi jurnalis, Ahmad Arif telah menghasilkan beberapa karya yang berkaitan dengan kebencanaan.

Karya Ahmad Arif dinilai telah berhasil mengubah perspektif masyarakat terhadap bencana.

Ahmad Arif telah berprofesi sebagai jurnalis sejak 2003 dan mulai menulis tentang pentingnya pengetahuan kebencanaan ketika ia ditugaskan meliput bencana tsunami Aceh 2004 silam.

Ahmad Arif sendiri mengakui, pada mulanya ia tidak tahu bahwa setelah gempa besar terjadi, itu bisa disusul oleh tsunami.

Bahkan hampir tidak ada pengetahuan yang mendasar tentang segala bencana yang berpotensi terjadi di Bumi Pertiwi ini.

Melihat dahsyatnya dampak tsunami di Aceh dan mengetahui rekan sejawatnya menjadi salah satu korban dalam peristiwa tersebut, Arif terdorong untuk berfokus pada jurnalisme bencana.

Karya Ahmad Arif memberikan pengetahuan tentang kebencanaan kepada masyarakat.

Salah satu karyanya yang paling dikenal adalah Ekspedisi Cincin Api yang ia pelopori bersama media Kompas.

Insan ketiga adalah Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Kapusdatinmas) BNPB Dr. Sutopo Purwo Nugroho.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, Sutopo Purwo Nugroho (Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado)

Dr. Sutopo Purwo Nugroho dikenang sebagai pahlawan kemanusiaan yang ikut melambungkan nama BNPB.

Sosok yang akrab disapa Pak Topo ini mendapat penghargaan Pengabdian Insan Kemanusiaan Dharma Widya Argya atau "Pengabdian dan jasa-jasanya dalam menyumbangkan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan di bidang kebencanaan."

Penghargaan tersebut merupakan cerminan dedikasi dan semangat Dr. Sutopo Purwo Nugroho yang luar biasa dalam menginformasikan berita kebencanaan kepada publik meski dirinya tengah berjuang melawan kanker paru-paru yang ia derita.

Sutopo juga gigih melawan berita hoaks melalui media massa maupun media sosial.

Satu kalimat mutiara yang pernah dilontarkan oleh Dr. Sutopo Purwo Nugroho dan selalu dikenang adalah: "Hidup itu bukan soal panjang atau pendeknya usia, namun seberapa besar kita dapat membantu orang lain."

Ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho di lantai 15 Graha BNPB diresmikan pada Kamis (1/8/2019) kemarin.
Ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho di lantai 15 Graha BNPB diresmikan pada Kamis (1/8/2019) kemarin. (bnpb.go.id)

Selain pemberian penghargaan kepada tiga insan tersebut di atas, ada pula pemberian beasiswa pendidikan untuk dua putera Dr. Sutopo Purwo Nugroho oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Penyerahan beasiswa dilakukan oleh Direktur Bank BRI Sis Apik Wijayanto kepada Ibu Retno Utami, istri Sutopo Purwo Nugroho dan disaksikan oleh Kepala BNPB, Doni Monardo.

BRI juga memberikan dukungan dan penghargaan kepada Mbah Sadiman.

Kedua putra Dr. Sutopo Purwo Nugroho juga mendapat dana beasiswa dari ACE Hardware.

Kepala BNPB Doni Monardo juga merangkul Bukalapak untuk menjalin kerjasama dalam rangka Penanggulangan Bencana.

Bukalapak sebagai salah satu toko dan retailer online terbesar di Indonesia akan mewadahi segala kegiatan penyaluran barang-barang kebutuhan tanggap darurat.

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved