Palu Hari Ini
MUI Anggap Konsep Moderasi Beragama Perlu Diperkenalkan pada Mahasiswa PT Umum
Menurut Prof Zainal, moderasi beragama adalah cara beragama yang moderat, tidak ekstrem, cara beragama yang damai, toleran dan menghargai perbedaan.
Penulis: Haqir Muhakir |
TRIBUNPALU.COM, PALU -- Guru Besar Pemikiran Islam Modern Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg, memandang, pentingnya mahasiswa di perguruan tinggi (PT) umum untuk dikenalkan tentang moderasi beragama.
Menurut Prof Zainal, sapaannya, moderasi beragama adalah cara beragama yang moderat, tidak ekstrem, cara beragama yang damai, toleran, dan menghargai perbedaan.
"Moderasi beragama menjadi basis dalam menangkal radikalisme," jelas Prof Zainal Abidin saat menyampaikan materi pada Pelatihan Pementor Mentoring Pendidikan Agama Islam Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh UPT Laboratorium Dasar Fakultas MIPA Universitas Tadulako Palu, Senin (5/8/2019) siang.
• Jadi yang Pertama, Grab Canangkan Transportasi Online Ramah Perempuan dan Anak di Sulawesi Tengah
• Akibat Kabut Asap Karhutla di Riau, Warga hingga Gubernur Terkena ISPA
• Palu Hari Ini: Belum Dibayar, Warga Kawatuna Cabut Paksa Patok Kepemilikan Tanah Milik Pemkot Palu
Mantan Rektor Pertama IAIN Palu ini mengemukakan, radikalisme dan terorisme, adalah dua hal yang saling bergandengan, terorisme lahir dari ideologi radikalisme.
Menurut Prof Zainal, generasi muda, khususnya di dunia kampus menjadi sasaran utama penyebaran radikalisme tersebut.
"Salah satu alasannya ialah generasi muda masih dalam proses pencarian jati diri, merupakan target potensial untuk menerima faham-faham baru," kata Zainal, Ketua MUI Palu itu.
Berdasarkan riset Setara Institute, terdapat 10 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang terpapar paham Islam radikal.
Corak kegiatan keislaman di kampus yang terpapar radikalisme itu monolitik, cenderung dikooptasi oleh golongan Islam tertentu yang tertutup atau eksklusif.
Dalam menyebarkan ajarannya, kelompok ini menyasar organisasi kemahasiswaan dengan menjadikan masjid dan musala sebagai basis kaderisasi.
(TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)
