Kabinet Indonesia Maju
Alasan Jokowi Pilih Nadiem Makarim Sebagai Mendikbud: yang Dirasa Tidak Mungkin Bisa Jadi Mungkin
Presiden Joko Widodo mengungkap alasannya memilih Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
TRIBUNPALU.COM - Presiden Joko Widodo telah meresmikan menteri-menteri yang mengisi Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara.
Pelantikan tersebut dilakukan Jokowi pada Rabu (23/10/2019).
Dari sejumlah menteri yang ditunjuk ada beberapa nama yang kontroversi.
Satu di antaranya adalah CEO Gojek, Nadiem Makarim.
Seperti diketahui Nadiem Makarim ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Ternyata ada alasan tersendiri yang dimiliki Jokowi untuk menunjuk Nadiem mengisi posisi Mendikbud.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas.
Jokowi berharap pendidikan di seluruh wilayah Indonesia bisa sama rata.
Dan untuk melakukan hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
• Jadi Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim Bingung Saat Diikuti Ajudan: Bapak Siapa?
• Resmi Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Tulis Surat Perpisahan kepada Karyawan Gojek, Begini Isinya
• Profil Nadiem Makarim, Jadi Mendikbud di Usia 35 Tahun, Menteri Termuda Kabinet Indonesia Maju
"Kita ini memiliki 17 ribu pulau, 514 Kabupaten/Kota yang tersebar, di sekolah-sekolah yang ada baik TK, SD, SMP, SMA maupun Universitas tersebar di pulau-pulau dan kabupaten kota yang ada, kurang lebih 300 ribu sekolah dengan kurang lebih 50 juta pelajar-pelajar kita," ujar Jokowi dilansir dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/10/2019).
"Bayangkan mengelola sekolah mengelola pelajar, memanajemeni guru sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standard yang sama ," sambungnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyamakan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia adalah dengan memanfaatkan teknologi.
"Kita diberi peluang setelah ada yang namanya tekhnologi yang namanya aplikasi sistem, yang bisa dipermudah, bisa menerima loncatan hingga hal-hal yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang menjadi mungkin," paparnya.
Hal inilah yang mendasari Jokowi memilih Nadiem Makarim untuk menjabat sebagai Mendikbud.
"Oleh sebab itu kenapa dipilih mas Nadiem Makarim," ujarnya.
Nadiem dinilai Jokowi mampu mengelola pendidikan di Indonesia.
Hal ini telah dilihat dari rencana-rencanan Nadiem yang sudah diungkapkan kepada Jokowi.
"Beliau sudah bercerita kepada saya yang akan dilakukan itu apa, sehingga lompatan kualitas sumber daya manusia kita, kualitas SDM kita nanti akan betul-betul bisa terjadi," ungkapnya.
Dipilihnya Nadiem sebagai Mendikbud diharapkan mampu membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan Indonesia.
"Ada peluang dan terobosan untuk menuju kesitu," pungkasnya.
Perjalanan Karir Nadiem Makarim
Karir Nadiem Makarim bermula saat ia menjadi konsultan manajemen di McKinsey & Company di Jakarta.
Di perusahaan tersebut, Nadiem bekerja selama tiga tahun.
Kemudian, ia pindah ke Zalora Indonesia dan memegang posisi Co-Founder dan Managing Editor selama satu tahun.
Setelah itu, Nadiem Makarim berpindah ke perusahaan layanan pembayaran non-tunai, KartuKu, dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer pada rentang waktu 2013-2014.
Akhirnya, Nadiem Makarim memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri.
Pada 2010, ia mendirikan perusahaan startup atau rintisan Gojek.
Nadiem mengaku, ia terinspirasi mendirikan Gojek karena ia sering menggunakan layanan transportasi ojek ke kantor.
Ia ingin menggabungkan teknologi dan ojek menjadi inovasi baru.
Kehadiran Gojek menjadi layanan transportasi umum dengan 'rasa baru' di Indonesia.
Tak hanya transportasi, Gojek juga menawarkan layanan lain seperti pesan antar makanan, pijat, bersih-bersih rumah, platform pembayaran digital, pengiriman barang, layanan belanja, hingga layanan membeli obat.
Kini, Gojek berstatus decacorn atau perusahaan dengan valuasi di atas 10 miliar dolar AS.
Saat ini, Gojek telah diunduh 125 juta, memiliki lebih dari 300.000 merchants, dan beroperasi di 207 kota/kabupaten di Indonesia.
Gojek juga sudah berekspansi ke mancanegara, yakni Vietnam, Thailand, dan Singapura.
Berikut daftar nama menteri dalam Kabinet Indonesia Maju:
1. Menko Politik Hukum dan Keamanan: Mahfud MD
2. Menko Perekonomian: Airlangga Hartarto
3. Menko Kemaritiman dan Investasi: Luhut B Pandjaitan
4. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Muhadjir Effendy
5. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
6. Menteri Dalam Negeri: Jenderal Tito Karnavian
7. Menteri Luar Negeri: Retno LP Marsudi
8. Menteri Pertahanan: Prabowo Subianto
9. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna Laoly
10. Menteri Keuangan: Sri Mulyani
11. Menteri ESDM: Arifin Tasrief
12. Menteri Perindustrian: Agus Gumiwang Kartasasmita
13. Menteri Perdagangan: Agus Suparmanto
14. Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo
15. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup : Siti Nurbaya Bakar
16. Menteri Perhubungan: Budi Karya Sumadi
17. Menteri Kelautan dan Perikanan: Edhy Prabowo
18. Menteri Tenaga Kerja: Ida Fauziyah
19. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Abdul Halim Iskandar
20. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
21. Menteri Kesehatan:Mayjen dr Terawan
22. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Nadiem Makarim
23. Menteris Riset dan Teknologi : Bambang Brodjonegoro
24. Menteri Sosial: Juliari Batubara
25. Menteri Agama: Jenderal (Purn) Fachrul Razi
26. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Wishnutama
27. Menteri Komunikasi dan Informatika: Johnny G Plate
28. Menteri Koperasi dan UKM: Teten Masduki
29. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: I Gusti Ayu Bintang Puspayoga
30. Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Tjahjo Kumolo
31. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas: Suharso Monoarfa
32. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN: Sofyan Djalil
33. Menteri BUMN: Erick Thohir
34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Zainudin Amali
35.Jaksa Agung: ST Burhanudin
36. Kepala BKPM : Bahlil Lahadalia
37. Sekretaris Kabinet: Pramono Anung
38. Kepala Staf Kepresidenan: Moeldoko
(TribunPalu.com)