Arief Poyuono Kekeuh Tolak Prabowo Disebut Pembantu Jokowi, Yunarto Wijaya: Saya Minta Ikhlas Saja

Arief Poyuono kekeuh tolak Prabowo Subianto disebut pembantu Jokowi, Yunarto Wijaya bungkam dengan UU 39 pasal 1 ayat 2: saya ingin bung Arief ikhlas.

Kolase Kompas.com
Arief Poyuono kekeuh tolak Prabowo Subianto disebut pembantu Jokowi, Yunarto Wijaya pun membungkamnya dengan menyebutkan isi UU 39 pasal 1 ayat 2. Yunarto Wijaya pun berkata: saya ingin bung Arief ikhlas. 

TRIBUNPALU.COM - Bahasan pro-kontra terkait Prabowo Subianto menjadi salah satu menteri kabinet Joko Widodo - Maruf Amin masih ramai dibicarakan.

Tema ini pun diangkat oleh Najwa Shihab dalam acaranya 'Mata Najwa' pada Rabu (23/10/2019) malam.

Mewakili Partai Gerindra dalam acara Mata Najwa bertema "Gono-Gini Kursi Menteri," Arief Poyuono menolak jika Prabowo disebut sebagai pembantu Jokowi.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu berargumen bahwa Prabowo bukanlah pembantu presiden, melainkan pengabdi negara.

Meski telah disudutkan oleh Andian Napitupulu dan diperjelas Najwa Shihab, Arief Poyuono ini pun tetap ngotot membantah istilah pembantu Jokowi.

Namun, kegigihan Arief Poyuono pun langsung di-skakmat oleh Direktur Charta Politica, Yunarto Wijaya.

Tak ayal perdebatan itu pun mengundang gelak tawa penonton.

Dicecar Pertanyaan Soal Oposisi oleh Najwa Shihab, Jusuf Kalla Tetap Santai: Perlu Ada Penyeimbang

Profil Wahyu Sakti Trenggono, Pengusaha yang Ditugasi Jadi Wakil Menteri Prabowo Subianto

Jadi Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim Bingung Saat Diikuti Ajudan: Bapak Siapa?

Dikutip TribunPalu.com dari kanal YouTube Mata Najwa, perdebatan tersebut bermula saat Arief Poyuono kekeuh menyebut Prabowo Subianto sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju bukanlah pembantu Presiden Jokowi.

Ia pun justru menyatakan, masuknya Prabowo Subianto menjadi menteri adalah pengabdi kepada negara.

Bahkan, ketika membahas mengenai ancaman demokrasi yang tidak memiliki oposisi, Arief Poyuono berkali-kali kekeuh bahwa Prabowo Subianto bukan pembantu presiden.

"Jadi Gerindra akan terus tetap kritis walau Pak Prabowo, ketua umumnya menjadi pembantu presiden?" tanya Najwa Shihab.

"Harus. Harus tetap kritis, karena kalau tidak kritis nanti pemerintahannya jadi jalannya gelap, mengkritisi itu kan bukan berarti oposisi, mengingatkan, mengawasi kan," jawab Arief Poyuono.

Mendengar argumen Arief Poyuono, Najwa Shihab lantas meminta pendapat Adian Napitupulu sebagai politikus PDI Perjuangan.

Adian Napitupulu menuturkan, tak mungkin Gerindra bisa kritis terhadap pemerintah karena Prabowo Subianto saat ini menduduki jabatan menteri.

"Yang lebih menarik, apa yang ditanya Mbak Najwa Shihab tadi, mungkin nggak Gerindra tetap kritis sementara ketua umumnya pembantu presiden," tutur Adian Napitupulu.

"Jawabannya?" respon Najwa Shihab.

"Nggak mungkin, kenapa? Pembantu," jawab Andian Napitulu lantang disertai gelak tawa penonton.

"Tetap kritis dong," jawab Arief Poyuono.

"Ya tetap pembantu juga," cecar Adian Napitupulu.

"Bukan pembantu, tetapi pengabdi kepada negara," sanggah Arief Poyuono.

"Ya abdi berarti bantu," tutur Adian Napitupulu.

"Mengabdi pada negara," jawab Arief Poyuono.

"Ya mengabdi pada negara melalui Jokowi, kan begitu," tegas Adian Napitupulu.

"Tetapi kan mengabdinya pada negara," cecar Arief Poyuono.

"Saya pikir agak sulit mereka kritis karena ketua umum. Akan berbeda kalau ketua umunya tidak jadi menteri, yang lain tetap kontrol terhadap kekritisan partai itu tetapwalaupun bagian kabinet ya dari koalisi misalnya. Begitu ketua umumnya jadi menteri, hilang, enggak akan bisa itu kritis," tutur Adian Napitupulu.

"Bisa," tegas Arief Poyuono.

Prabowo Subianto Jadi Menteri Pertahanan, Adian Napitupulu: Mau Ditaruh Mana Lagi?

Lebih lanjut, Arief Poyuono terlibat debat dengan Najwa Shihab mengenai posisi menteri Prabowo Subianto.

Hal itu dikarenakan Najwa Shihab mengatakan bahwa Prabowo Subianto merupakan pembantu presiden.

"Pengabdi negara, tapi menjalankan fungsi sebagai pembantu Jokowi," aku Najwa Shihab.

"Bukan pembantu, pengabdi negara," tegas Arief Poyuono.

"Nggak ada dalam undang-undangnya bahwa seorang menteri itu pembantu negara itu nggak ada," bantahnya.

"Loh pembantu presiden dong, karena sudah jelas Pak Jokowi bolak-balik mengatakan tak ada visi misi menteri, visi misinya Presiden. Kalau macam-macam saya copot tengah jalan. Pembantu dong itu," cecar Najwa Shihab.

"Enggak ada kata-kata pembantu. Anggota kabinet," aku Arief Poyuono.

"Tunjukkan undang-undangnya, nomenklaturnya yang mengatakan bahwa seorang menteri itu pembantu, nggak ada," tantang Arief Poyuono.

Najwa Shihab tampak geram dan bingung dengan sikap Arief Poyuono yang kekeuh dengan pernyataannya tersebut.

"Ini cuma beda istilah aja, tapi dia ditugaskan membantu Presiden, minimal setuju dong?" tanya Najwa Shihab.

"Ya, tapi bukan pembantu," beber Arief Poyuono.

Beda Gaya Perkenalkan Kabinet, Psikolog: SBY Terencana, Lesehan Ala Jokowi Sederhana Tapi Misterius

Begitu gemas dengan sikap kekeuh Arief Poyuono, Najwa Shihab pun meminta pendapat Yunarto Wijaya.

Lantas Yunarto Wijaya meminta Arief Poyuono lebih ikhlas saat ini dengan posisi Prabowo Subianto sebagai menteri Jokowi.

"Saya cuman ingin Bung Arief lebih ikhlas ya menempatkan porsi Prabowo dengan Gerindra,"

"Karena jelas kalau ditantang, di UU 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa menteri negara yang selanjutnya disebut menteri adalah pembantu presiden yang memimpin kementerian," tegas Yunarto Wijaya diiringi riuh tepuk tangan penonton.

Sontak Arief Poyuono pun terdiam.

Ia tampak ingin memberikan bantahannya namun Najwa Shihab lantas bereaksi.

Najwa Shihab pun tersenyum dan terpingkal mendengar pernyataan Yunarto Wijaya.

"Oke..menteri adalah pembantu presiden. Pak Prabowo adalah pembantu Pak Jokowi," tegas Najwa Shihab disambut riuh penonton.

Tonton videonya di sini:

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

 
Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved