Kabar Tokoh
Kemendikbud Tegaskan Nadiem Makarim Tak Memiliki Akun Media Sosial di Platform Apapun
"Mendikbud Nadiem Makarim tidak memiliki akun media sosial, ya. Kalau ada akun atas nama Mendikbud Nadiem Makarim, berarti itu akun palsu."
“Saya tidak tahu kenapa Pak Nadiem (Makarim), mungkin karena kreativitasnya, tetapi bagaimanapun pandangannya tergantung Komisi X," tambahnya.
Begitupun dengan Wishnutama. Ia dinilai orang yang menarik, menantang, berani, dan penuh tantangan.
• Komisi III DPR RI Setujui Idham Azis Jadi Kapolri, Tagar #SelamatCalonKapolri Trending di Twitter
• Pasha Ungu Deklarasi Maju Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2020, Usung Brand Nama SPS
Kini, orang-orang kreatif menjadi menteri. Sementara itu, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyatakan, pendidikan Indonesia harus mengedepankan adab.
Segala inovasi dan kreativitas dari peserta didik harus bermuara pada terbentuknya mental yang mengedepankan norma sehingga mampu memberikan kemanfaatan kepada sesama.
“Berbagai inovasi dan kreativitas yang diajarkan kepada peserta didik tidak boleh meninggalkan adab sebagai kerangka utama pendidikan di Indonesia. Penekanan terhadap pentingnya adab ini akan menjaga pendidikan Indonesia tidak terjatuh dalam komodifikasi yang serba material,” tuturnya.
Huda mengatakan, pendidikan berkualitas harus memenuhi beberapa persyaratan.
Pertama, pendidikan harus menumbuhkan ekosistem yang bisa mendorong peserta didik bisa berpikir cerdas.
“Agar bisa cerdas anak-anak kita harus mempunyai kecukupan gizi yang baik, sehingga persoalan biaya pendidikan tidak lagi bicara pada persoalan dasar tentang SPP gratis tapi bagaimana biaya pendidikan tersebut bisa mencakup penyediaan gizi yang baik bagi peserta didik,” katanya.
Kedua, stakeholder pendidikan harus melakukan proses belajar-mengajar dengan dasar cinta.
Dasar kecintaan terhadap ilmu ini akan melahirkan semangat baik dari regulator, pengajar, maupun peserta ajar.
“Saat ini banyak anak-anak kita yang tidak semangat dalam belajar baik karena pengaruh gadget yang saat ini begitu luar biasa maupun karena persoalan lain seperti masalah dalam keluarga,” katanya.
Politisi PKB ini juga menegaskan arti penting seorang guru. Kehadiran guru sebagai seorang pendidik menjadi syarat penting lahirnya pendidikan berkualitas di tanah air.
Karena itu negara harus hadir untuk menjamin kesejahteraan para guru sehingga mereka optimal dalam mendidik murid-murid mereka.
“Mohon ma’af berkembangnya radikalisme di tanah air menurut saya karena banyak orang saat ini mencari ilmu tidak melalui guru, namun sekedar membaca sepenggal informasi dari google,” katanya.
Pendidikan di Indonesia juga harus mengedepankan proses daripada sekedar hasil instan.
Karena itu tahapan dan jenjang pendidikan harus diatur dengan jelas, sehingga peserta didik saat lulus benar-benar merupakan manusia utuh dengan yang matang baik secara intelegensi maupun emosi.
“Pendidikan berkualitas itu membutuhkan waktu panjang sehingga kualitas lulusan tidak hanya cerdas secara intelegensi tapi juga cerdas secara emosional,” ujarnya.
(tribunpalu.com)