Nadiem Makarim Ingin Ubah Ruang Rapat di Kantor Kemendikbud, Najwa Shihab: Apakah Itu Cuma Simbol?
Najwa Shihab menanyakan alasan Nadiem Makarim ingin merubah ruang rapat di Kantor Kemendikbud.
TRIBUNPALU.COM - Usai pelantikan Kabinet Indonesia Maju, sejumlah menteri mulai menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan.
Satu di antaranya adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Langkah awal yang dilakukan oleh Nadiem ini bisa dibilang tidak biasa.
Nadiem Makarim ingin mengubah ruang rapat di Kantor Kementerian Pendidikan dan Budaya menjadi lebih berkonsep open space, seperti kantor perusahaan startup.
Hal ini terlihat dalam sebuah video yang ditayangkan oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa On Stage.
Saat itu Najwa Shihab memutarkan sebuah video singkat saat Nadiem Makarim mengelilingi satu persatu ruang yang ada di kantor kementerian tersebut.
• Kemendikbud Unggah Pidato Sambutan untuk Hari Guru, Pak Nadiem Jadi Trending di Twitter
• Nadiem Makarim Masuk Daftar TIME 100 Next 2019, Lepaskan Posisi CEO dan Menjadi Menteri
Namun ketika memasuki ruang rapat sponta Nadiem Makarin langsung bertanya kepada salah satu staf apakah dia bisa melakukan perubahan terhadap ruangan itu.
"Jadi, ini secara teknis ruang meeting saya? Kalau saya misalnya mau ubah sedikit, bisa? Untuk menciptakan kantor yang lebih open gitu, bisa?" ungkapnya dalam video tersebut.
Ternyata Nadiem Makarim memiliki alasan tersendiri untuk melakukan perubahan terhadap ruangan tersebut.
"Jadi ruang meeting itu harus diubah terbuka supaya semua orang bisa lihat? Gimana sih?" tanya Najwa Shihab.
Mantan CEO Gojek ini menjelaskan bahwa ruangan yang tertutup dapat membantasi ruang gerak karyawan.
Tak hanya itu setiap karyawan juag tidak menjadi transparan terhadap tugas yang dikerjakannya.
"Karena banyak ruangan tertutup semua jadi kita nggak bisa saling melihat, saling transparan, kalau milenial enaknya kerja itu kita berbenturan gitu," ujar Nadiem.
Lebih lanjut Nadiem juag mengatakan bahwa ruangan yang minim sekat dapat membuat pekerja kantor akan lebih banyak berinteraksi, dan pekerjaan akan dilakukan lebih efisien.
"Tiba-tiba lagi ngambil atau lagi makan ada perbincangan lalu ada ide baru terus dilaksanakan," sambungnya.
Nadiem merasa ruangan yang tertutup dapat membuat karyawan menjadi sulit untuk berinovatif.
"Kalau semua terpisah-pisah gitu susah berinovasi, makannya saya pengen dibuka dikit, dilonggarin dikit sekatnya," paparmya.
Najwa Shihab lantas menanyakan apakah perubahan yang dilakukan oleh Nadiem merupakan suatu simbol tentang keterbukaan birokrasi.
"Dan itu pendekatan yang dilakukan bukan hanya bicara ruangan ya tapi juga bagaimana kemudian mas menteri bisa melihat seharusnya birokrasi itu bisa lebih terbuka, ruang meeting itu cuma simbol aja sebetulnya?" tanya Najwa Shihab.
"Betul, kalau kita menjadikan open office belum tentu organisasi kita menjadi inovatif kan, tapi cara kita bekerja itu lebih paradigma, paradigmanya adalah kita solution oriented, hasilnya apa yang kita ciptakan, cara kesananya harus fleksibel gitu, kita nggak bisa linier aja," jelas Nadiem.
"Kita harus melakukan lompatan," pungkasnya.
• Gaya Pakaian Nadiem Makarim saat Kunjungan ke Jatim Jadi Sorotan, Kenakan Celana Jin dan Kemeja
Tonton video selengkapnya:
Alasan Nadiem Makarim terima tawaran Presiden Jokowi
Nadiem Makarim pun menceritakan, sebelum digandeng Jokowi sebagai menteri, ia sering bertemu Jokowi.
"Mengapa saya, karena ini lucu saya mempertanyakan kepada Pak Jokowi, kenapa saya? Yakin? Tapi ada dua hal," ujar Nadiem Makarim.
Pertemuan tersebut terjadi lantaran Jokowi meminta masukan dari Nadiem Makarim terkait perubahan teknologi maupun strategi pemerintah dalam menghadapi perkembangan revolusi industri 4.0.

Nadiem Makarim mengatakan, pembicaraan tersebut disadari Jokowi tidak sepenuhnya menyangkut teknologi, tetapi tentang Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
"Berdasarkan diskusi itu, maka mungkin presiden memilih saya karena passionnya di SDM, passionnya adalah bagaimana kita bisa membuka setiap potensi pemuda-pemudi di Indonesia. Maka dari itulah pak presiden berpikirnya passion Nadiem disitu, yaitu SDM," jelasnya.
Lebih lanjut Nadiem Makarim merasa, Jokowi memilih dirinya sebagai menteri agar dapat memberikan inovasi atau lompatan dalam bidang pendidikan.
Oleh karena itu, ia menerima amanat dari presiden sebagai tantangan baru.
"Karena itulah saya menerima tantangan ini. Dan secara pribadi saya suka hal-hal rumit dan sulit, banyak orang bilang wah enggak mungkin dilakukan, diperbaiki. Saya paling senang dengar itu, sebelum membangun perusahaan saya, saya juga dibilang gitu, ini apa, enggak mungkin, tapi itu jadi energi buat saya," pungkasnya.
Perjalanan Karir Nadiem Makarim
Karir Nadiem Makarim bermula saat ia menjadi konsultan manajemen di McKinsey & Company di Jakarta.
Di perusahaan tersebut, Nadiem bekerja selama tiga tahun.
Kemudian, ia pindah ke Zalora Indonesia dan memegang posisi Co-Founder dan Managing Editor selama satu tahun.
Setelah itu, Nadiem Makarim berpindah ke perusahaan layanan pembayaran non-tunai, KartuKu, dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer pada rentang waktu 2013-2014.
Akhirnya, Nadiem Makarim memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri.
• Mendikbud Nadiem Makarim akan Tinjau Langsung Gedung Sekolah di Pasuruan yang Ambruk, Siang Ini
• Eks CEO Gojek Ungkap Alasan Terima Tawaran jadi Menteri, Nadiem: Semoga Saya Tak Kecewakan Milenial
Pada 2010, ia mendirikan perusahaan startup atau rintisan Gojek.
Nadiem mengaku, ia terinspirasi mendirikan Gojek karena ia sering menggunakan layanan transportasi ojek ke kantor.
Ia ingin menggabungkan teknologi dan ojek menjadi inovasi baru.
Kehadiran Gojek menjadi layanan transportasi umum dengan 'rasa baru' di Indonesia.
Tak hanya transportasi, Gojek juga menawarkan layanan lain seperti pesan antar makanan, pijat, bersih-bersih rumah, platform pembayaran digital, pengiriman barang, layanan belanja, hingga layanan membeli obat.
Kini, Gojek berstatus decacorn atau perusahaan dengan valuasi di atas 10 miliar dolar AS.
Saat ini, Gojek telah diunduh 125 juta, memiliki lebih dari 300.000 merchants, dan beroperasi di 207 kota/kabupaten di Indonesia.
Gojek juga sudah berekspansi ke mancanegara, yakni Vietnam, Thailand, dan Singapura.
(TribunPalu.com)