Terkini Internasional

Erupsi Gunung Berapi di White Island, Selandia Baru Tewaskan 5 Orang, 8 Dikabarkan Hilang

Gunung berapi di Whakaari atau White Island, Selandia Baru mengalami erupsi pada Senin (9/12/2019) siang waktu setempat.

Michael Schade via Twitter/@sch
Foto erupsi gunung berapi di White Island, Selandia Baru pada Senin (9/12/2019) siang waktu setempat. 

TRIBUNPALU.COM - Gunung berapi di Whakaari atau White Island, Selandia Baru mengalami erupsi pada Senin (9/12/2019) siang waktu setempat.

Selama erupsi, ketinggian kolom abu mencapai lebih dari 12.000 kaki.

Hingga artikel ini ditulis pada Selasa (10/12/2019) siang, lima orang tewas dan delapan lainnya dilaporkan hilang di pulau tersebut.

Mengutip laman BBC, pihak kepolisian setempat mengatakan kedelapan orang yang dilaporkan hilang tersebut diduga kuat telah tewas.

Polisi juga menyebut, lokasi jasad mereka sulit dipastikan, sebab kemungkinan besar telah terselimuti abu vulkanik.

Gunung berapi di White Island ini merupakan satu destinasi wisata yang populer di Selandia Baru dan kerap dikunjungi wisatawan.

Saat erupsi, ada 34 orang yang diselamatkan, sebagian besar masih mendapat perawatan di rumah sakit.

Dokter yang merawat mengatakan, sebagian korban mengalami kondisi luka bakar yang cukup parah.

Hingga kini, destinasi wisata tersebut masih terlalu berbahaya untuk diakses.

Beberapa korban yang terdampak erupsi merupakan wisatawan dari beberapa negara.

Seperti Selandia Baru, Australia, Jerman, China, Malaysia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Para wisatawan ini mengunjungi White Island dengan kapal pesiar.

White Island di Selandia Baru.
White Island di Selandia Baru. (geonet.org.nz)

Mengutip laman This is Insider, gunung berapi ini merupakan satu di antara yang paling aktif di Selandia Baru.

Menurut badan monitoring geologi Selandia Baru, GeoNet, erupsi ini merupakan "peristiwa singkat yang impulsif."

Penasehat teknis di GeoNet, Ken Gledhill, mengatakan kepada AP, "Dalam skema untuk erupsi gunung berapi, itu sebenarnya tidak besar. Namun, jika kamu berada sangat dekat dengannya, jelas itu berbahaya."

Menurut GeoNet, level aktivitas vulkanik di White Island memang telah meningkat secara konstan sejak Oktober lalu.

Tiga minggu lalu, para ilmuwan telah meningkatkan level waspada vulkanik di sana dari 1 menjadi 2, melihat adanya peningkatan aktivitas dalam kawah secara kontinyu.

"Bahaya di White Island kini lebih besar ketimbang beberapa minggu yang lalu," demikian bunyi laporan buletin yang dikeluarkan oleh GeoNet.

Satu pekan sebelum erupsi, GeoNet melaporkan bahwa muncuk semburan lumpur, uap dan gas di salah satu celah vulkanis di kawah gunung.

Meski demikian, erupsi semacam ini tetap sulit diprediksi.

Alasan mengapa gunung berapi di White Island, Selandia Baru sulit diprediksi adalah magma di bawah kawah - yang sebagian terisi dengan danau - sangat dekat dengan permukaan.

Sehingga, panas dan gas dari magma tersebut dapat keluar secara tiba-tiba, tanpa peringatan atau tanda-tanda apa pun.

Proses eksternal apapun, seperti gempa bumi, input gas dari bawah, atau bahkan perubahan pada permukaan air danau dapat mengganggu keseimbangan dan menimbulkan tekanan pada air panas yang terjebak di dalamnya.

Hasilnya, timbullah erupsi freatik atau hidrotermal yang disebabkan oleh uap, bukan magma.

Fenomena inilah yang sangat sulit dideteksi oleh sistem monitoring gunung berapi saat ini.

Salah Baca Iklan Lelang, Pria di Selandia Baru Mendapat 1.000 Ayam dengan Harga Rp 21 Ribu

Open House di Selandia Baru, Tantowi Yahya Hibur Tamu dengan Nyanyikan Lagu Country hingga Dangdut

Pelaku Teror Penembakan di Selandia Baru Tulis Surat Bernada Kebencian dari penjara

Foto-foto erupsi gunung berapi di White Island, Selandia Baru pun menyebar di media sosial.

Pemilik akun Twitter @sch, mengunggah foto detik-detik menjelang erupsi di White Island, Selandia Baru.

Dalam unggahan foto tersebut, pemilik akun @sch menuliskan caption:

"Checked photo timestamps. Last photo from me standing on the land was 13:49; this first photo of the eruption was 14:12, about a minute or two into the eruption."

(Foto timestamp (foto sekuens atau urutan kejadian. Foto terakhir dari saya yang berdiri di pulau itu diambil pada pukul 13:49; foto pertama erupsi diambil pada pukul 14:12, sekitar satu atau dua menit menjelang erupsi.)

Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, tidak ada tanda-tanda kehidupan di pulau itu.

Sehingga, fokus yang ada saat ini merupakan proses "recovery" dan "mengembalikan jasad orang-orang tercinta" saat pulau tersebut sudah aman.

"Untuk mereka yang telah kehilangan keluarga maupun kerabat, kami ikut berbagi rasa bela sungkawa dan duka tak terperi pada saat-saat kelam ini," kata Jacinda Ardern.

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved