Bulutangkis
BWF Rilis 5 Laga Tak Terlupakan pada 2019; Fajar/Rian dan Praveen/Melati Ikut Ciptakan Laga Berkesan
BWF merilis lima laga yang tak terlupakan sepanjang 2019, Fajar/Rian dan Praveen/Melati ikut ciptakan laga paling berkesan versi BWF.
Tak hanya rangkaian BWF World Tour, gelar-gelar prestisius seperti All England, BWF World Championships, dan BWF World Tour Finals 2019.
Gelar pamungkasnya ini menjadi istimewa lantaran pada 2018 silam, Kento Momota ditekuk oleh tunggal putra China, Shi Yu Qi.
• Momen Nagih Laga Kento Momota vs Anthony Ginting Sepanjang 2019; BWF Ketularan Beri Julukan MomoGi
• Yakin Menang, Kento Momota Keluarkan Jurus Tengilnya; Berpose saat Raih Poin dan Push Up di Lapangan
2. Pusarla V Sindhu copot status 'Miss Runner-up'
Kendati tak banyak meraih gelar juara atau tampil konsisten, tunggal putri India, Pusarla V Sindhu, tetap memiliki sesuatu untuk dibanggakan dari perjalanan kariernya di tahun 2019.
Pasalnya, setelah berkali-kali harus puas menjadi runner-up pada sejumlah event penting yakni Kejuaraan Dunia (2017 dan 2018), Olimpiade Rio 2016, dan Asian Games 2018, Pusarla V Sindhu akhirnya berhasil mematahkan tren negatif itu pada tahun ini.

Pusarla V Sindhu berhasil naik ke podium kampiun BWF World Championships 2019 setelah menundukkan wakil Jepang, Nozomi Okuhara.
Kemenangan tersebut sekaligus menjadi ajang balas dendam Pusarla V Sindhu atas Nozomi Okuhara yang mengalahkannya pada final BWF World Championships 2017.
• Bak Habis Manis Sepah Dibuang, Perlakuan Buruk Pusarla V Sindhu Bikin Mantan Pelatih Sakit Hati
• Nasib Apes Nozomi Okuhara Usai China Open 2019; Runner Up 7 Kali hingga Lengser dari Posisi Puncak
3. Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong sapu bersih gelar Super 1000 dan ajang prestisius

Tampil mendominasi, publik Indonesia lantas menjuluki pasangan ganda campuran, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong sebagai 'Pasangan Auto-juara'.
Pasangan ini pun membuktikan julukan tersebut di tahun ini.
Tak hanya menggenggam gelar juara dunia 2019, Zheng/Huang juga melengkapi pencapaian mereka dengan menyapu bersih titel BWF Super 1000 yakni All England Open, Indonesia Open, China Open dan menjuarai BWF World Tour Finals.
Prestasi ini pun menjadikan Zheng/Huang sebagai pemain atau pasangan pertama yang mampu menciptakan rekor ini.
Bahkan, BWF sampai menyebut pencapaian Zheng/Huang tersebut sebagai 'Super Grand Slam'.
• Meski Kalah Nyesek, Momen Praveen/Melati dan Rivalnya Ini Bikin Kagum, BWF: Sangat Suka Adegan Ini!
• 4 Potret Manis Praveen dan Melati: Beri Surprise, Pelukan Selebrasi hingga Gandeng Tangan di Podium
4. BWF beri julukan baru untuk The Daddies
Kalimat 'tua-tua keladi, makin tua makin menjadi' memang sangat layak disematkan kepada pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Di tengah perbedaan arus permaianan para junior mereka, seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, serta para pasangan muda lainnya, Hendra/Ahsan tetap mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka belum kehabisan prestasi.
Punya ambisi untuk kembali tampil pada Olympic Tokyo 2020 membuat pasangan berjulukan The Daddies itu mendapatkan apresiasi tinggi dari BWF.
Apresiasi tersebut berupa julukan baru dari BWF yang disematkan kepada The Daddies, yakni menjelma menjadi Super Daddies.

Wajar saja, karena sepanjang tahun ini, Hendra/Ahsan berhasil meraih gelar-gelar prestisius yakni All England Open, BWF World Championships, dan BWF World Tour Finals.
Selain itu, Hendra/Ahsan juga menjuarai New Zealand Open, serta kerap menjadi runner-up.
Tak tanggung-tanggung gelar runner-up itu didapatkan sebanyak tujuh kali, yakni dari turnamen Indonesia Masters, Singapore Open, Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, hingga Hong Kong Open.
Dari sisi lain, Hendra Setiawan juga mengukir rekor sebagai pebulutangkis tertua yang mampu menjadi juara dunia.
Pasalnya, saat naik ke podium sebagai kampiun BWF World Championships 2019, usia Hendra genap 35 tahun.
• Pecahkan Skor Tak Lazim, Daddies Bikin BWF Heran: Siapa Lagi yang Serangan Jantung?
• Menangkan Semifinal, Ahsan/Hendra Bikin Jantungan Lagi; Capai Final Ke-10 dan Disebut Rally Terbaik
5. Kunlavut Vitidsarn ciptakan hattrick juara dunia junior
Dari level junior, prestasi mencengangkan juga berhasil diukir oleh pemain tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn.
Sosok berusia 18 tahun itu mencetak hattrick gelar juara setelah kembali naik ke podium kampiun pada Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia.
Vitidsarn menyabet gelar jawara dunia ketiganya dengan mengalahkan tunggal putra Prancis. Christo Popov, 21-8, 21-11, pada laga final.

Sebelumnya, Vitidsarn sudah lebih dulu menjadi juara dunia junior pada tahun 2018 di Kanada dan tahun 2017 di Indonesia.
Vitidsarn pun kini membukukan rekor sebagai pemain tunggal putra pertama yang mampu meraih gelar juara dunia junior tiga tahun beruntun.
• Aksi Simpatik Ratchanok saat Bantu Gregoria yang Cedera: Lupakan Selebrasi hingga Bawakan Tas
• Karena Hal Sepele, Kevin Sanjaya Pernah Ditolak PB Djarum 13 Tahun Lalu, Kini jadi Indonesian Titans
(TribunPalu.com)