Bulutangkis
BWF Rilis 5 Laga Tak Terlupakan pada 2019; Fajar/Rian dan Praveen/Melati Ikut Ciptakan Laga Berkesan
BWF merilis lima laga yang tak terlupakan sepanjang 2019, Fajar/Rian dan Praveen/Melati ikut ciptakan laga paling berkesan versi BWF.
TRIBUNPALU.COM - Musim kompetisi BWF 2019 telah resmi berakhir setelah gelaran turnamen pamungkas, BWF World Tour Finals pada 11-15 Desember lalu.
Diketahui, banyak kejutan yang terjadi pada musim 2019 sehingga BWF merilis lima daftar pertandingan yang paling diingat sepanjang tahun 2019.
Dari lima daftar pertandingan tersebut, dua di antaranya merupakan laga yang dilakoni oleh wakil Indonesia.
Dikutip TribunPalu.com dari laman resmi BWF, berikut lima pertandingan yang tak terlupakan di tahun 2019:
1. Semifinal ganda putra di All England 2019
Laga wakil Indonesia yang paling diingat terjadi pada turnamen paling bergengsi All England Open 2019 pada Maret lalu.
Yakni babak semifinal antara Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kontra wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooii Yik.
Laga yang berlangsung rubber game tersebut dimenangkan oleh Aaron/Soh dengan skor akhir 21-12, 20-22, dan 19-21.

Alasan BWF memilih laga tersebut sebagai laga yang paling mengesankan sepanjang 2019 adalah kecepatan dan intensitas tinggi sejak pertandingan tersebut dimulai sepanjang tiga set.
Selain itu, kemenangan Aaron/Soh itu juga mengantarkan ganda putra Malaysia menembus babak final laga paling bergengsi pertama dalam karier mereka.
• Merasa Bersalah, Fajar Alfian Dapat Dukungan Manis, Warganet: Jangan Minta Maaf, Semangat!
2. Final ganda campuran di Denmark Open 2019
Sementara, laga Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti masuk dalam daftar pertandingan yang paling berkesan sepanjang 2019.
Pasalnya, Praveen/Melati menyajikan laga sengit kontra wakil China Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping pada turnamen Denmark Open 2019 pada Oktober silam.

Epic comeback dari Praveen/Melati ini membuat mata dunia kembali melirik kebolehannya di sektor ganda campuran.
Pada gim penentuan, gim ketiga, di luar dugaan Wang/Huang yang sempat tertinggal 7-14 meraup 11 poin beruntun.
Kemenangan pun seolah sudah berada di depan mata bagi Wang/Huang yang unggul 18-14.
Namun, tekad pantang menyerah dan kegigihan mental bertanding Praveen/Melati rupanya jauh lebih lebih besar.
Mereka perlahan mengejar ketertinggalan dan berhasil menyamakan kedudukan 19-19 sebelum akhirnya keluar sebagai juara Denmark Open 2019 dengan skor akhir 21-18, 18-21, 21-19.
Gelar juara Denmark Open 2019 pun menjadi gelar pertama Praveen/Melati sejak dipasangkan pada 2018 lalu.
• Meski Kalah Nyesek, Momen Praveen/Melati dan Rivalnya Ini Bikin Kagum, BWF: Sangat Suka Adegan Ini!
3. Final tunggal putra Indonesia Open 2019
Laga final tunggal putra pada Indonesia Open 2019 juga menyajikan pertandingan yang luar biasa.
Laga antara Chou Tien Chen kontra Anders Antonsen berlangsung selama 91 menit.

Pertandingan melelahkan itu diselesaikan dengan selebrasi jatuh ke lantai lantaran saking lelahnya melakoni laga panjang tersebut.
• Lima Saran Bijak Viktor Axelsen untuk BWF; dari Urusan Wasit, Distribusi Hadiah hingga Jadwal Laga
4. Final ganda putri di BWF World Championships 2019
Laga yang paling berkesan selanjutnya ialah pertandingan final ganda putri BWF World Championships 2019.
Pertandingan rekan senegara Jepang antara Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dengan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara menjadi laga yang apik.

Pasalnya, Matsumoto/Nagahara merebut kemenangan dari Fukushima/Hirota yang nyaris meraih kemenangan kejuaraan dunia.
• Nasib Apes Nozomi Okuhara Usai China Open 2019; Runner Up 7 Kali hingga Lengser dari Posisi Puncak
5. Final tunggal putri di BWF World Championships 2019
Laga final tunggal putri di BWF World Championships 2019 juga menjadi laga yang paling berkesan versi BWF.
Tai Tzu Ying digadang-gadang menjadi pemegang kartu As lantaran rivalnya ialah wakil India, Pusarla V Sindhu.
Pertarungan tiga game tersebut akhirnya dimenangkan oleh Pusarla V Sindhu yang sempat paceklik gelar di turnamen Super Series lainnya.

• Bak Habis Manis Sepah Dibuang, Perlakuan Buruk Pusarla V Sindhu Bikin Mantan Pelatih Sakit Hati
BWF Beri Apresiasi 5 Rekor Terbaik di Tahun 2019; The Daddies Diberi Julukan Baru
Musim kompetisi BWF 2019 telah resmi berakhir setelah gelaran turnamen pamungkas, BWF World Tour Finals pada 11-15 Desember lalu.
Diketahui, banyak kejutan yang terjadi pada musim 2019, termasuk cemerlangnya prestasi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang tak terduga.
Tak ayal nama The Daddies, panggilan akrab pasangan Hendra/Ahsan, masuk dalam daftar lima rekor terbaik versi BWF.
Sebaliknya, nama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo justru tidak terlihat di buku raport BWF tahun ini.
Padahal, pasangan berjuluk The Minions tersebut telah menyabet delapan gelar juara dari 13 turnamen BWF World Tour yang mereka ikuti.

Alhasil, nama The Daddies menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang mendapatkan nilai bagus di raport BWF.
Lalu, siapa saja yang termasuk lima pemain yang menjadi pemecah rekor terbaik sepanjang 2019?
• Update Ranking Kualifikasi Olympic 2020: Musuh Bebuyutan Kesulitan Kejar Marcus Gideon/Kevin Sanjaya
• The Daddies Vs The Minions; Awalnya Serius, Ulah Ricuh Ahsan dan Kevin Sanjaya Justru Bikin Tertawa
Dikutip TribunPalu.com dari laman resmi BWF, berikut lima pemain yang bisa ciptakan rekor bintang di tahun 2019:
1. Kento Momota sabet 11 gelar juara
Konsistensi dari tunggal putra Jepang, Kento Momota, semakin cemerlang di tahun ini berkat prestasi yang ia raih.
Dalam catatan BWF, Kento Momota berhasil menyabet 11 gelar juara dari 12 babak final yang ia lakoni sepanjang tahun 2019.
Tak heran jika catatan apik ini bisa mematahkan rekor milik legenda bulutangkis asal Malaysia, Lee Chong Wei.
Pasalnya, sebelumnya Lee Chong Wei menggenggam rekor delapan titel kampiun dalam satu tahun kompetisi.

Tak hanya rangkaian BWF World Tour, gelar-gelar prestisius seperti All England, BWF World Championships, dan BWF World Tour Finals 2019.
Gelar pamungkasnya ini menjadi istimewa lantaran pada 2018 silam, Kento Momota ditekuk oleh tunggal putra China, Shi Yu Qi.
• Momen Nagih Laga Kento Momota vs Anthony Ginting Sepanjang 2019; BWF Ketularan Beri Julukan MomoGi
• Yakin Menang, Kento Momota Keluarkan Jurus Tengilnya; Berpose saat Raih Poin dan Push Up di Lapangan
2. Pusarla V Sindhu copot status 'Miss Runner-up'
Kendati tak banyak meraih gelar juara atau tampil konsisten, tunggal putri India, Pusarla V Sindhu, tetap memiliki sesuatu untuk dibanggakan dari perjalanan kariernya di tahun 2019.
Pasalnya, setelah berkali-kali harus puas menjadi runner-up pada sejumlah event penting yakni Kejuaraan Dunia (2017 dan 2018), Olimpiade Rio 2016, dan Asian Games 2018, Pusarla V Sindhu akhirnya berhasil mematahkan tren negatif itu pada tahun ini.

Pusarla V Sindhu berhasil naik ke podium kampiun BWF World Championships 2019 setelah menundukkan wakil Jepang, Nozomi Okuhara.
Kemenangan tersebut sekaligus menjadi ajang balas dendam Pusarla V Sindhu atas Nozomi Okuhara yang mengalahkannya pada final BWF World Championships 2017.
• Bak Habis Manis Sepah Dibuang, Perlakuan Buruk Pusarla V Sindhu Bikin Mantan Pelatih Sakit Hati
• Nasib Apes Nozomi Okuhara Usai China Open 2019; Runner Up 7 Kali hingga Lengser dari Posisi Puncak
3. Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong sapu bersih gelar Super 1000 dan ajang prestisius

Tampil mendominasi, publik Indonesia lantas menjuluki pasangan ganda campuran, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong sebagai 'Pasangan Auto-juara'.
Pasangan ini pun membuktikan julukan tersebut di tahun ini.
Tak hanya menggenggam gelar juara dunia 2019, Zheng/Huang juga melengkapi pencapaian mereka dengan menyapu bersih titel BWF Super 1000 yakni All England Open, Indonesia Open, China Open dan menjuarai BWF World Tour Finals.
Prestasi ini pun menjadikan Zheng/Huang sebagai pemain atau pasangan pertama yang mampu menciptakan rekor ini.
Bahkan, BWF sampai menyebut pencapaian Zheng/Huang tersebut sebagai 'Super Grand Slam'.
• Meski Kalah Nyesek, Momen Praveen/Melati dan Rivalnya Ini Bikin Kagum, BWF: Sangat Suka Adegan Ini!
• 4 Potret Manis Praveen dan Melati: Beri Surprise, Pelukan Selebrasi hingga Gandeng Tangan di Podium
4. BWF beri julukan baru untuk The Daddies
Kalimat 'tua-tua keladi, makin tua makin menjadi' memang sangat layak disematkan kepada pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Di tengah perbedaan arus permaianan para junior mereka, seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, serta para pasangan muda lainnya, Hendra/Ahsan tetap mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka belum kehabisan prestasi.
Punya ambisi untuk kembali tampil pada Olympic Tokyo 2020 membuat pasangan berjulukan The Daddies itu mendapatkan apresiasi tinggi dari BWF.
Apresiasi tersebut berupa julukan baru dari BWF yang disematkan kepada The Daddies, yakni menjelma menjadi Super Daddies.

Wajar saja, karena sepanjang tahun ini, Hendra/Ahsan berhasil meraih gelar-gelar prestisius yakni All England Open, BWF World Championships, dan BWF World Tour Finals.
Selain itu, Hendra/Ahsan juga menjuarai New Zealand Open, serta kerap menjadi runner-up.
Tak tanggung-tanggung gelar runner-up itu didapatkan sebanyak tujuh kali, yakni dari turnamen Indonesia Masters, Singapore Open, Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, hingga Hong Kong Open.
Dari sisi lain, Hendra Setiawan juga mengukir rekor sebagai pebulutangkis tertua yang mampu menjadi juara dunia.
Pasalnya, saat naik ke podium sebagai kampiun BWF World Championships 2019, usia Hendra genap 35 tahun.
• Pecahkan Skor Tak Lazim, Daddies Bikin BWF Heran: Siapa Lagi yang Serangan Jantung?
• Menangkan Semifinal, Ahsan/Hendra Bikin Jantungan Lagi; Capai Final Ke-10 dan Disebut Rally Terbaik
5. Kunlavut Vitidsarn ciptakan hattrick juara dunia junior
Dari level junior, prestasi mencengangkan juga berhasil diukir oleh pemain tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn.
Sosok berusia 18 tahun itu mencetak hattrick gelar juara setelah kembali naik ke podium kampiun pada Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia.
Vitidsarn menyabet gelar jawara dunia ketiganya dengan mengalahkan tunggal putra Prancis. Christo Popov, 21-8, 21-11, pada laga final.

Sebelumnya, Vitidsarn sudah lebih dulu menjadi juara dunia junior pada tahun 2018 di Kanada dan tahun 2017 di Indonesia.
Vitidsarn pun kini membukukan rekor sebagai pemain tunggal putra pertama yang mampu meraih gelar juara dunia junior tiga tahun beruntun.
• Aksi Simpatik Ratchanok saat Bantu Gregoria yang Cedera: Lupakan Selebrasi hingga Bawakan Tas
• Karena Hal Sepele, Kevin Sanjaya Pernah Ditolak PB Djarum 13 Tahun Lalu, Kini jadi Indonesian Titans
(TribunPalu.com)