Kabar Internasional

Seputar Tewasnya Jenderal Top Iran; Diserang Rudal atas Perintah Trump, Tanpa Pemberitahuan DPR AS

Berikut seputar tewasnya jenderal kenamaan Iran; diserang rudal atas perintah Trump, tanpa pemberitahuan DPR hingga ramai tagar #WWIII di Twitter.

Editor: Imam Saputro
Daily Mail
Presiden AS Donald Trump dan Jenderal Iran Qassem Soleimani 

Mereka merespons serangan udara yang dilakukan AS terhadap Hashed pada pekan lalu dan menewaskan hingga 25 orang.

Tanggapi Pemakzulan Dirinya Oleh DPR AS, Donald Trump: Mereka Berusaha Tuduh Saya Sejak Hari Pertama

Aksi balas dendam AS atas serangan roket Iran

Washington menyatakan, mereka hanya membalas atas serangan roket yang menewaskan kontraktor sipil pada Jumat (27/12/2019).

Menteri Pertahanan Mark Esper menyatakan, dia menuduh Iran berada di balik aksi massa di kedubes dan menegaskan tak mentoleransi serangan terhadap warga dan kepentingan mereka.

"Setiap serangan terhadap kami bakal dibalas dengan waktu, tempat, dan cara yang kami tentukan. Kami meminta Teheran menghentikan aktivitas jahat mereka," tukasnya.

Serangan atas Arahan Presiden

Presiden AS, Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump (Kompas.com/AFP/SAUL LOEB)

AS melalui Pentagon mengumumkan, jenderal top Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan "atas arahan presiden".

Menteri Luar Negeri Iran, Mohamed Javad Zarif, menyebut langkah itu "berbahaya dan berpotensi menyulut eskalasi yang konyol".

"Atas arahan presiden, militer AS menggunakan tindakan penting dengan membunuh Qasem Soleimani, Kepala Pasukan Quds," ujar Pentagon.

Lontarkan Cuitan Rasis, Donald Trump Dikecam Para Petinggi Negara di Dunia, termasuk Jacinda Ardern

Dilansir AFP dan BBC Jumat (3/1/2020), langkah itu diambil guna mencegah rencana serangan Teheran di masa mendatang.

Pentagon menyatakan, perwira berpangkat Mayor Jenderal itu secara aktif merencanakan serangan terhadap diplomat maupun militer AS di Timur Tengah.

"Jenderal Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS maupun koalisi, serta ribuan orang yang terluka," jelas Pentagon.

Washington menjelaskan, perwira tinggi berusia 62 tahun itu mendalangi serangan terhadap markas mereka di Irak.

Termasuk, serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di wilayah Kirkuk pada Jumat pekan lalu (27/12/2019).

"Amerika Serikat akan terus melanjutkan segala tindakan untuk melindungi warga dan kepentingan kami di mana pun mereka berada," tegas Pentagon.

Donald Trump Ubah Aturan Drone Perang AS, Transparansi Laporan Kematian Warga Sipil Terancam

Halaman
1234
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved