Breaking News

Terkini Nasional

Fahira Idris Sebut Demo Banjir Jakarta Dipolitisasi, Adi Prayitno: yang Tak Dipolitik Hanya Salat

Adi Prayitno memberikan komentar tentang pendapat Fahira Idris yang menyebut aksi demo terkait banjir Jakarta banyak ditunggangi oleh aksi politik.

Kompas.com
Massa yang menamakan diri Jakarta Bergerak, Suara Rakyat Bersatu menggelar aksi teatrikal lempar tomat sebagai bentuk kekecewaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jalan Silang Merdeka Barat Daya, Monas, Selasa (14/1/2020). 

Menanggapi tanggapan Fahira, Dewi Tanjung langsung berbalik menyebut aksi tandingan yang mendukung Anies adalah yang norak.

Ahok Minta Warga Percaya Anies Baswedan Bisa Atasi Banjir Jakarta:Pak Anies Lebih Pintar Ngatasinnya

Dewi Tanjung Ingin Tuntut Sedangkan Fahira Idris Dukung Anies Baswedan, Yunarto: Bingung Pilih Mana

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (1/11/2019).
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (1/11/2019). (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)

"Bukannya yang norak itu justru yang bikin aksi tandingan karena ketakutan dan panik mendengar ada aksi demo dari saya dan korban banjir," jawab Dewi Tanjung melalui sambungan video call.

"Jadi tidak ada kata norak, justru yang norak itu ada masa demo yang jelas itu warga DKI, korban banjir. (mereka) yang panik mau membenturkan dengan Jawara, itu lebih norak lagi," lanjut Dewi Tanjung.

Lebih lanjut Dewi Tanjung menilai, jika aksi penuntutan Anies Baswedan untuk mundur adalah hal yang wajar.

"Kami warga DKI wajar menuntut pertanggung jawaban kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur. Kalau Anies Baswedan sekiranya tak bisa bekerja dengan baik, ya kita tuntut untuk mundur," jelas Dewi Tanjung tegas.

Dewi Tanjung kembali menilai jika Anies Baswedan tak pernah mengakui kesalahannya dan hanya melimpahkan ke pihak lain.

Menanggapi pendapat Dewi Tanjung, Fahira Idris menilai jika tuntutan Anies turun dari jabatan justru termasuk makar.

Fahira Idris ingin, jika semua bisa diselesaikan dengan mencari solusi terbaik.

"Isu yang anda bawa untuk menurunkan Anies Baswedan itu yang menurut saya norak," sahut Fahira.

"Wajar dong. Kita ini negara demokrasi, makar bukan itu. Ini Ibu Kota. Anda mengerahkan adalah seorang senator, anda membenturkan massa dengan kami, sedangkan kami warga DKI korban banjir, dimana pikiran anda yang sehat? Faktanya begitu," tegas Dewi Tanjung.

Fahira Idris terus menyebut jika hal tersebut adalah fitnah.

Keduanya pun harus dilerai oleh pembawa acara dan meminta Dewi Tanjung menjelaskan alasan mengapa meminta Anies mundur.

Dewi pun menjelaskan jika kinerja Anies tak pernah benar.

"Terlalu banyak ya mas, menurut saya Anies ini kerjanya gak becus," sahut Dewi Tanjung.

Dewi menyebut soal anggaran daerah hingga masalah banjir yang tak bisa diselesaikan oleh Anies Baswedan.

Komentar Eko Kunthadi Soal Sebutan Demo Minta Anies Mundur Itu Norak

Penggiat media sosial, Eko Kuntadhi menanggapi ucapan Fahira Idris yang menyebut bahwa aksi demo meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mundur adalah hal yang norak.

Menurut Eko Kunthadi demo merupakan hal yang wajar.

Eko menilai warga melakukan demo karena ruang aspirasi mereka tertutup.

Hal ini berbeda dengan Gubernur sebelumnya yang membuka ruang aspirasi untuk warga langsung di balai kota.

"Kenapa demo, karena mungkin ruang aspirasinya tertutup dulu sebelumnya orang bolak-balik ke balai kota biasa aja, sekarang karena nggak ada lagi ya mereka demo lah, itu wajar-wajar aja," ujar Eko Kunthadi dilansir dari Youtube.

Ketika ruang aspirasi tertutup secara otomatis warga akan melakukan demo untuk menyuarakan pendapatnya.

"Ketika ruang aspirasi tertutup mereka mengekspresikan dengan demo itu bagian dari demokrasi dan menurut saya wajar," sambungnya.

Tanggapi Pujian Anies Baswedan pada Presiden Jokowi, Yunarto Wijaya: Politik Itu Bundar Bukan Kotak

Anies Baswedan Digugat Rp1 Triliun karena Banjir Jakarta, Jubir PA 212 Sebut Ada Dendam Pilpres

Yunarto Wijaya Terbahak saat Anies Baswedan Sebut Tanggul di Jakarta Bukan Jebol Tapi Retak

Lebih lanjut Eko Kunthadi menuturkan bahwa warga meminta Gubernur Anies Baswedan untuk mundur adalah alasan yang cukup logis.

Yang tidak logis jika keadaan banjir dan warga justru meminta Anies untuk menjadi presiden.

"Yang nggak wajar kalu banjir meminta gubernur menjadi presiden itu nggak wajar," pungkasnya.

(TribunPalu.com)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved