Seorang Sopir Taksi Positif Terinfeksi Virus Corona Setelah Antar Turis China ke Bandara

"Di ruang tertutup seperti taksi, orang biasa berada di ruang tertutup maka memiliki dengan risiko terinfeksi. "

Editor: Imam Saputro
https://www.medscape.com/
Coronavirus 

TRIBUNPALU.COM - Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Jepang mengkonfirmasikan adanya sopir taksi Jepang usia 70 tahunan terinfeksi virus corona setelah mengantarkan tamu turis China ke bandara Haneda Tokyo.

"Saya telah membawa seorang pelanggan yang tampaknya adalah orang China," papar sopir taksi tersebut kepada pihak dokter yang sedang memeriksa pula rute penularan virus.

Kasus ini pertama kali ditemukan di Jepang, infeksi virus corona di masyarakat Tokyo khususnya dari seorang sopir taksi.

 Seorang pengemudi taksi di Tokyo dipastikan terinfeksi virus corona baru, dan Profesor Atsuro Hamada dari Universitas Kedokteran Tokyo, yang akrab dengan penyakit menular, mengatakan, "Di ruang tertutup seperti taksi, orang  biasa berada di ruang tertutup maka memiliki dengan risiko terinfeksi. "

Menurut sopir taksi tersebut, sulit untuk mengikuti rute infeksi yang jelas untuk pertama kalinya di Jepang karena mungkin telah terinfeksi dari orang China selain yang dari Wuhan.

 Dengan ditemukan hal ini ada kemungkinan bahwa jumlah pasien akan meningkat secara terus-menerus di masa mendatang.

"Oleh karena itu kita akan bersiap-siap lebih ketat lagi menerima turis terutama yang berasal dari China," ungkap sumber Tribunnews.com malam ini (13/2/2020).

Foto Satelit Wuhan Merah Menyala, Ini Faktanya

 Foto satelit menunjukan tingkat Sulfur Dioksida (SO2) yang sangat tinggi di kota asal virus corona, yaitu Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Minggu (9/2/2020).

Selain di Kota Wuhan, citra satelit juga menunjukan tingkat SO2 yang tinggi terjadi di Kota Chongqing.

Para ilmuwan mengklaim bahwa Sulfur Dioksida (SO2) dihasilkan dari kremasi mayat atau pembakaran limbah medis.

Untuk diketahui, kedua kota tersebut sudah ditutup sejak 2 Februari 2020, akibat dari virus corona.

Video Tiktoknya di Wuhan Viral, Pria Ini Ungkap Hal yang Menakutkan Selama Wabah Virus Corona

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, mayat-mayat korban virus corona harus segera dikremasi.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, citra satelit dari situs Windy.com menunjukan tingkat SO2 di Kota Wuhan berada pada 1.350 μg /m3 selama akhir pekan lalu.

Foto satelit menunjukkan Kota Wuhan pada 9 Februari 2020. Tingkat sulfur dioksida (SO2) di Kota Wuhan pada hari itu sangat tinggi, berada di angka 1.350 ug/m3.
Foto satelit menunjukkan Kota Wuhan pada 9 Februari 2020. Tingkat sulfur dioksida (SO2) di Kota Wuhan pada hari itu sangat tinggi, berada di angka 1.350 ug/m3. (DAILYMAIL)

Sementara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat SO2 tidak boleh melebihi 500 μg/m3.

Badan Perlindungan Lingkungan AS, mengatakan bahwa membakar limbah medis juga dapat menyebabkan emisi SO2 yang tinggi.

Paparan tingkat tinggi dari SO2 dapat menyebabkan risiko serius bagi kesehatan.

Gas tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, radang paru-paru, dan penurunan fungsi paru-paru.

“SO2 dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan fungsi paru-paru, dan menyebabkan iritasi mata,” kata WHO.

Sampai saat ini belum jelas apakah ada kaitan antara virus corona dan tingginya tingkat SO2 di Kota Wuhan pada akhir pekan lalu.

Berdasarkan pantauan Serambinews.com di windy.com, tingkat SO2 di Kota Wuhan hari ini, Rabu (12/2/2020) pukul 12.30 WIB sudah menurun dari pekan lalu.

Bertugas Rawat Pasien Virus Corona di Wuhan, Para Perawat di China Rela Cukur Habis Rambut

Kosentrasi SO2 di Kota Wuhan berada pada level 145.58 μg/m3.

Sedangkan di Kota Chongqing berada pada level 107.79 μg /m3.

Foto satelit memperlihatkan konsentrasi SO2 di Kota Wuhan pada 12 Februari 2020.
Foto satelit memperlihatkan konsentrasi SO2 di Kota Wuhan pada 12 Februari 2020. (WINDY.COM)

Update Korban Virus corona Hari Ini

Update informasi terbaru pasien wabah virus corona atau Covid-19 per Kamis (13/2/2020) pagi.

Sejak mewabahnya virus hingga kini ada 60.060 kasus dan 1.362 orang yang meninggal.

Kemudian, 5.901 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.

Untuk itu, penting mengenali lebih jauh tentang gejala dan pencegahan virus corona.

Gejala yang ditimbulkan, meliputi bersin, pilek, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan.

700 Warga India di Wuhan, China Tak Terinfeksi Virus Corona, Apakah karena Konsumsi Kari?

Kemudian, pencegahan virus corona dilakukan dengan berbagai cara.

Misalnya, cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih tangan.

the wuhan virus per Kamis 13 Februari 2020
the wuhan virus per Kamis 13 Februari 2020 (the wuhan virus)

Video Gagak di Kota Wuhan

Seain itu, ada juga cerita lain dari dampak virus corona mengenai sebuah rekaman yang membuat bulu kuduk merinding.

Rekaman tersebut berisikan mengenai keadaan kota Wuhan yang mencekanm dan tidak seperti biasanya.

Dikutip dari Daily Star pada Rabu (12/2/2020), nampak ribuan gagak terbang bergerombol di langit Wuhan yang tak ayal memicu kekhawatiran publik.

Rekaman ini diyakini diambil oleh penduduk Wuhan yang menunjukkan sekelompok besar gagak terbang di area jalan kosong kota ini.

Segerombol burung hitam terlihat berkeliaran di Jalan Wusi di Distrik Chengxi, Wuhan.

Kemudian burung-burung ini turun ke jalan dan mematuk jalan di bawah mereka.

Dalam rekaman lain nampak segerombolan besar makhluk gelap telah ditangkap di Kota Xining, yang membuat para netizen China mempertanyakan keberadaan mereka di provinsi tersebut.

Sebagian netizen percaya gagak-gagak tersebut sedang "berburu mayat" untuk dimakan.

Sementara lainnya berspekulasi segerombolan gagak tersebut mungkin "memakan partikel" dari "abu mayat" manusia yang dikremasi.

Belum ada bukti kuat untuk mendukung teori bahwa gagak mencari mayat.

WHO Sebut Virus Corona Lebih Berbahaya Dibanding Serangan Terorisme

Viral Warga China Lindungi Binatang Peliharaan dari Virus Corona, Pakai Masker hingga Kantong Kresek

Namun, karena gagak dipandang sebagai simbol kematian dalam budaya China hal ini mulai menimbulkan ketakutan bagi sebagian orang.

Gagak dalam budaya orang Tiongkok sering diyakini menjadi lambang nasib buruk dan simbol kematian.

Warganet di Twitter banyak mengomentari rekaman tersebut.

Salah seorang warganet mengatakan, "orang-orang Wuhan memperhatikan ada banyak buruk gagak terbang di sekitar kota, cukup menakutkan."

"Mereka mungkin mencari mayat untuk dimakan," lanjutnya.

"Gagak ada disana untuk membawa jiwa-jiwa orang mati ke tempat peristirahatan terakhir mereka." ujar komentar warganet lainnya.

Warganet lain ada yang menanyakan mengenai keberadaan gagak tersebut.

"untuk apa gagak itu terbang ke sana? daging manusia?"ujarnya.

Menurut laporan yang ada China melarang mayat korban virus corona untuk dimakamkan.

Mayat-mayat korban wabah tersebut harus dimusnahkan dengan cara dibakar.

Laporan menyebutkan mayat-mayat ini setiap hari dikirim ke rumah kremasi dalam jumlah tak terhingga.

Petugas kremasi harus menguras tenaganya bekerja 7 hari penuh karena mayat terus berdatangan.

Laporan menyebut bahwa mayat-mayat ini setiap hari dikirim ke rumah kremasi dalam jumlah tak terhingga.

Hal ini memicu pendapat publik mengenai komisi Kesehatan Nasional di China melarang mayat-mayat tersebut dikuburkan, tetapi harus di kremasi guna mencegah penyebaran virus tersebut.

15 Orang Meninggal Akibat Wabah Penyakit Misterius di Nigeria, Bukan Virus Corona atau Ebola

Penampakan burung gagak yang muncul di atas kota ini memicu ketakutan serta cerita mengerikan di sana.

Sebab burung gagak menjadi simbol nasib buruk dan kematian yang sudah tertanam jauh di dalam mitologi Asia Timur.

Burung-burung lain yang dipercaya sebagai perlambang kematian yang dipercaya disana seperti burung gagak, burung hitam, burung hantu, dan burung phoenix.

Burung-burung tersebut mewakili dunia roh, akhirat, kerohanian, dan kematian orang yang dicintai.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Sopir Taksi Terinfeksi Virus Corona Setelah Antar Turis China ke Bandara dan serambinews.com dengan judul Beredar Foto Satelit yang Sempat Merekam Kota Wuhan Merah Menyala, Ilmuwan Beri Penjelasan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved