Virus Corona
Kabur dari Karantina Virus Corona, Wanita Asal Rusia Digugat oleh Pihak Otoritas Kesehatan
Seorang perempuan asal Rusia digugat oleh pihak otoritas kesehatan setempat setelah dianggap membahayakan publik terkait wabah virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Seorang perempuan asal Rusia digugat oleh pihak otoritas kesehatan setempat setelah dianggap membahayakan publik terkait wabah virus corona.
Perempuan bernama Alla Ilyina itu harus berhadapan dengan hukum setelah kabur dari karantina virus corona.
Dilansir dari CNN, pihak otoritas kesehatan St. Petersburg menyatakan bahwa Ilyina telah meninggalkan rumah sakit tanpa izin.
Ilyina diketahui melarikan diri dari Botkin Hospital for Infection Diseases dengan cara merusak kunci pintu elektronik di bangsal karantinanya.
Pihak otoritas kesehatan St. Petersburg pun menggugatnya secara hukum atas pelanggaran aturan karantina serta dianggap telah membahayakan publik dengan potensi penularan virus.
• Ahli Satwa Asal Australia Sebut Buaya Berkalung Ban di Sungai Palu Sulit Ditangkap
• 6 Terduga Penyalahguna Narkoba di Tatanga, Kota Palu Ditangkap Polisi
• 10 Pucuk Senjata yang Dibawa Anggota TNI Korban Jatuhnya Helikopter MI-17 Hilang
• 13 Tahun Berlalu, Ini Kabar Terbaru Pria Pertama di Dunia yang Sanggup Hamil dan Melahirkan
Di sisi lain, pengacara Ilyina yaitu Vitaly Cherkasov mengatakan bahwa kliennya tersebut tidak memiliki alasan untuk dikarantina.
Hal itu didasarkan pada hasil tes virus corona yang dilakukan Ilyina sepulang dari China.
Keseluruhan tes virus corona yang dijalaninya menunjukkan hasil negatif.
Ilyina sendiri diketahui kembali dari pulau Heinan, China pada 31 Januari 2020 lalu.
• Viral Pria Keturunan China di Italia Lakukan Aksi Lawan Rasisme: Saya bukan virus, saya manusia
• Hadapi Wabah Virus Corona, China Buat Aplikasi Close Contact Detector
• Viral Warga China Lindungi Binatang Peliharaan dari Virus Corona, Pakai Masker hingga Kantong Kresek
Hasil tes negatif dan fasilitas karantina yang buruk jadi alasan Alla Ilyina kabur dari rumah sakit
Sementara itu, dilansir dari laman TIME, Ilyina sempat membagikan ceritanya selama menjalani masa karantina.
Melalui Instagram pribadinya, ia menceritakan bagaimana buruknya fasilitas di rumah sakit tempat ia dirawat.
Menurutnya, ruang isolasi tempat ia dirawat sangat mengerikan.
Tidak ada buku atau layanan Wi-Fi, tidak ada shampoo, keranjang sampah juga selalu penuh, dan pintunya dikunci menggunakan kunci elektrik.
Alla Ilyina sendiri dikarantina setelah mengalami sakit tenggorokan beberapa hari sepulang dari Hainan, China.
Petugas medis pun membawanya ke rumah sakit untuk menjalani tes virus corona dan menjanjikan akan memulangkannya dalam waktu 24 jam.
Hari berikutnya, Alla Ilyina dinyatakan negatif dari infeksi virus corona.
Meski begitu ia harus tetap menjalani karantina selama dua minggu.
"Gila. Semua tes menunjukkan aku dalam kondisi sehat, jadi mengapa aku harus dikarantina?" ujarnya.
Merasa frustasi, ia pun memilih kabur dengan cara merusak kunci elektrik di pintu kamar isolasinya.
• Seorang Pejabat di Korea Utara Ditembak Mati karena Langgar Masa Karantina Virus Corona
• Mesir Umumkan Kasus Pertama Virus Corona di Benua Afrika
• Dua Perempuan di Rusia Kabur dari Karantina Virus Corona, Rusak Kunci Pintu hingga Lompat Jendela
Pasien karantina virus corona di Rusia melarikan diri dengan melompat dari jendela
Ilyina bukanlah satu-satunya pasien karantina virus corona yang melarikan diri dari rumah sakit di Rusia.
Adalah seorang perempuan dengan akun Instagram bernama GuzelNeder, mengungkapkan dirinya telah melarikan diri dari rumah sakit tempat di mana ia dikarantina.
Ia menceritakan bahwa mulanya sang putra mengalami batuk disertai demam 37.3 derajat Celcius (99.2 F).
Sang putra mengalami gejala seperti itu sekira empat hari setelah mereka kembali dari China.
Ia pun menghubungi layanan darurat yang kemudian mendiagnosis anaknya memiliki masalah infeksi pernafasan.
Oleh petugas medis, dirinya dan sang putra diminta ke rumah sakit untuk menjalani tes virus corona.
Ia menuliskan bahwa pihak rumah sakit menjanjikan hasil tes akan keluar dalam tiga hari, namun kemudian diperpanjang menjadi lima hari.
Sementara, sang putra mendapat perawatan dengan diberi obat dan inhalator.
Saat ia mencoba untuk meminta hasil tesnya, pihak rumah sakit malah menghalanginya.
Tidak hanya itu, ia juga mulai melihat adanya kejanggalan dari prosedur yang berlaku di rumah sakit.
Dikatakan bahwa ada petugas medis yang masuk ke ruang isolasi tanpa menggunakan alat pelindung seperti masker.
Selain itu juga ada petugas yang melemparkan pakaian pelindung mereka di lantai begitu saja.
Keresahannya pun bertambah pada hari kelima ia dikarantina.
Kala itu ia merasa kurang enak badan.
Ia kemudian meminta suaminya untuk membawakan alat tes kehamilan yang ternyata menunjukkan dirinya positif hamil.
Mengetahui hal itu, ia semakin merasa tidak nyaman dan berkeinginan untuk segera meninggalkan rumah sakit.
Suaminya pun sempat terlibat perdebatan dengan dokter saat meminta agar anak dan istrinya diizinkan untuk pulang
Pasalnya, pihak dokter mengatakan bahwa mereka harus dikarantina selama 14 hari sekalipun hasil tesnya menunjukkan negatif.
"Anakku menjadi histeris. Tidak ada jalan keluar bagi kami selain meninggalkan rumah sakit tanpa izin, yakni melewati jendela," ungkapnya.
Akibat aksi kaburnya itu, pihak kepolisian kemudian mendatangi rumah mereka untuk melakukan interogasi.
Meski begitu, akhirnya tidak ada sanksi yang diberikan kepada keluarganya.
Guzel pun menuliskan bahwa saat ini keluarganya dalam kondisi sehat.
(TribunPalu.com/Clarissa Fauzany)