Terkini Internasional
Cerita Pasien 'Kelinci Percobaan' Vaksin Virus Corona Pertama: Saya Bersyukur atas Kesehatan Saya
Cerita Ian Haydon yang sukarela menjadi 'kelinci percobaan' uji vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) di Seattle.
"Terima kasih, Ian, karena telah mempertaruhkan tubuhmu untuk membuat kita semua lebih aman. Kami bersulang untuk menghormati Anda malam ini! #Solidaritas," kata @BrianWeitzner.
"Terima kasih telah melakukan ini untuk kita semua! Saya berdoa semoga ini akan melindungi Anda dan mengarah ke vaksin yang akan menyelamatkan jiwa bagi dunia," komentar @jandsmcw.
Unggahan tersebut juga mendapatkan ratusan Retweet dan Ribuan Likes
• Harapan Baru untuk COVID-19? Uji Coba Vaksin Virus Corona Pertama Kali Dilakukan di Amerika Serikat
Atas dukungan dari warganet, Ian Haydon merasa senang karena doa dan harapan mereka.
Ia pun mengajak para followersnya untuk membaca tentang percobaan tersebut dalam sebuah tautan artikel.
Sampai saat ini, cuitan Ian Haydon sudah disukai sebanyak 54,7 ribu pengguna Twitter dan diretweet sebanyak 11,6 ribu kali.
Harapan Baru untuk COVID-19? Uji Coba Vaksin Virus Corona Pertama Kali Dilakukan di Amerika Serikat
Hingga saat ini, belum ada obat dan vaksin untuk virus Corona.
Meski demikian, ilmuwan di berbagai negara tengah berlomba untuk menemukan obat dan vaksin virus Corona.
Di Amerika Serikat, uji coba vaksin virus corona untuk pertama kalinya terhadap manusia dilakukan pada Senin (16/3/2020) kemarin.
Dilansir BBC.com yang mengutip Associated Press, empat pasien mendapat suntikan vaksin di fasilitas peneliti Kaiser Permanente di Seattle, Washington, AS.
Nantinya, terdapat 45 orang yang akan diuji dengan vaksin ini.
• Jusuf Kalla Sarankan Lockdown untuk Hadapi Corona: Jokowi Menolak, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Vaksin ini mengandung kode genetik yang tidak berbahaya yang diambil dari virus penyakit tertentu.
Para ahli mengataan masih perlu waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apakah vaksin akan efektif bekerja.
Orang pertama yang mendapat suntikan pada Senin kemarin adalah seorang ibu dua anak bersusia 43 tahun dari Seattle.
"Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk melakukan sesuatu," kata wanita bernama Jennifer Haller itu kepada AP.