Terkini Internasional
Cerita Pasien 'Kelinci Percobaan' Vaksin Virus Corona Pertama: Saya Bersyukur atas Kesehatan Saya
Cerita Ian Haydon yang sukarela menjadi 'kelinci percobaan' uji vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) di Seattle.
TRIBUNPALU.COM - Lembaga penelitian dari berbagai negara tengah berjuang dan terus berusaha untuk menemukan obat penawar dari Covid-19 atau virus corona.
Percobaan vaksin Covid-19 ini telah dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH) di Seattle, Washington.
Dikutip dari laman resmi NIH, proses uji coba klinis tahap 1 merupakan tahap evaluasi vaksin yang dirancang untuk melindungi diri terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Tahap ini telah dimulai di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) di Seattle.
Uji coba ini melibatkan 45 sukarelawan dewasa yang sehat dengan usia 18 hingga 55 tahun selama 6 minggu masa uji coba.
• Ketua Tim Riset Corona Unair Klaim Vaksin Penangkal Corona Segera Ditemukan, Ini Penjelasannya
Salah satu peserta itu adalah Ian Haydon seorang manajer komunikasi di Institute for Protein Design.
Ia pun membagikan pengalamannya melalui cuitan akun Twitter pribadinya, @ichaydon.
Ian Haydon menjelaskan bahwa dirinya baru saja mendapatkan suntikan vaksin percobaan pertama untuk virus corona.
Tak hanya cuitan, ia juga mengunggah dua foto sebagai bukti.
Foto pertama adalah lembaran formulir yang berisi data diri dan serangkaian kuisioner saat mengikuti percobaan tersebut.
Foto kedua memperlihatkan bekas suntikan di lipatan siku tangannya yang tertutup plester.
• Amerika Serikat Mulai Uji Coba Pertama Vaksin Virus Corona, Kapan Bisa Digunakan?
Cuitan yang diunggah pada 29 Maret 2020 itu juga menjelaskan kondisinya saat itu.
Ia merasa bersyukur karena diberikan kesehatan untuk ikut serta dalam penelitian ini.
"Saya telah mengikuti uji coba vaksin Covid-19 yang pertama. Saya bersyukur atas kesehatan saya. Untuk 1000-an ilmuwan yang membawa kita ke sini. Untuk tim yang mengembangkan vaksin ini (@NIH, @moderna_tx, dan kawan-kawan). Untuk @KPWaResearch, dan perawat yang keluar dari masa pensiun untuk mengambil darahku," tulis @ichaydon, Minggu (29/3/2020).

Berbagai dukungan dan ucapan terima kasih pun diberikan warganet atas keberaniannya menjadi 'kelinci percobaan' secara sukarela.
"Terima kasih, Ian, karena telah mempertaruhkan tubuhmu untuk membuat kita semua lebih aman. Kami bersulang untuk menghormati Anda malam ini! #Solidaritas," kata @BrianWeitzner.
"Terima kasih telah melakukan ini untuk kita semua! Saya berdoa semoga ini akan melindungi Anda dan mengarah ke vaksin yang akan menyelamatkan jiwa bagi dunia," komentar @jandsmcw.
Unggahan tersebut juga mendapatkan ratusan Retweet dan Ribuan Likes
• Harapan Baru untuk COVID-19? Uji Coba Vaksin Virus Corona Pertama Kali Dilakukan di Amerika Serikat
Atas dukungan dari warganet, Ian Haydon merasa senang karena doa dan harapan mereka.
Ia pun mengajak para followersnya untuk membaca tentang percobaan tersebut dalam sebuah tautan artikel.
Sampai saat ini, cuitan Ian Haydon sudah disukai sebanyak 54,7 ribu pengguna Twitter dan diretweet sebanyak 11,6 ribu kali.
Harapan Baru untuk COVID-19? Uji Coba Vaksin Virus Corona Pertama Kali Dilakukan di Amerika Serikat
Hingga saat ini, belum ada obat dan vaksin untuk virus Corona.
Meski demikian, ilmuwan di berbagai negara tengah berlomba untuk menemukan obat dan vaksin virus Corona.
Di Amerika Serikat, uji coba vaksin virus corona untuk pertama kalinya terhadap manusia dilakukan pada Senin (16/3/2020) kemarin.
Dilansir BBC.com yang mengutip Associated Press, empat pasien mendapat suntikan vaksin di fasilitas peneliti Kaiser Permanente di Seattle, Washington, AS.
Nantinya, terdapat 45 orang yang akan diuji dengan vaksin ini.
• Jusuf Kalla Sarankan Lockdown untuk Hadapi Corona: Jokowi Menolak, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Vaksin ini mengandung kode genetik yang tidak berbahaya yang diambil dari virus penyakit tertentu.
Para ahli mengataan masih perlu waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apakah vaksin akan efektif bekerja.
Orang pertama yang mendapat suntikan pada Senin kemarin adalah seorang ibu dua anak bersusia 43 tahun dari Seattle.
"Ini adalah kesempatan luar biasa bagi saya untuk melakukan sesuatu," kata wanita bernama Jennifer Haller itu kepada AP.
Uji coba pertama tersebut didanai oleh National Institutes of Health.
Modern Therapeutics, perusahaan bioteknologi yang berada di balik pembuatan vaksin mengatakan vaksin tersebut dibuat melalui proses yang tekah dicoba dan diuji.
Dr John Treging, seorang ahli penyakit menular di Imperial College London Inggris mengatakan vaksin tersebut menggunakan teknologi yang sudah ada sebelumnya.
"Ini dibuat dengan standar yang sangat tinggi, menggunakan hal-hal yang kita tahu aman untuk digunakan pada orang-orang dan mereka yang terlibat dipantau sangat ketat," ujar dia.
Proses pembuatan vaksin dilakukan dalam waktu cepat.
• Tidak Dikenai Sanksi Keterlambatan, Pelaporan SPT Pajak Diperpanjang hingga 30 April 2020
• Achmad Yurianto: Sudah Ada 2.300 Spesimen Virus Corona, Pemerintah Tambah 10.000 Kit
"Ya (pembuatan vaksin) ini sangat cepat, tetapi ini adalah perlombaan melawan virus, bukan melawan satu sama lain sebagai ilmuwan, dan itu dilakukan untuk kepentingan kemanusiaan," ujar dia.
Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini dibuat dari virus yang dilemahkan atau dibunuh, tetapi vaksi mRNA-1237 ini tidak dibuat dari virus Corona yang menyebabkan covid-19.

Vaksin diharapkan bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tubuh mampu melawan infeksi virus Corona.
Dalam percobaan ini, para sukarelawan diberi dosis berbeda.
Mereka masing-masing diberi dua suntikan vaksin dalam 28 hari terpisah di otot lengan atas.
Jika proses uji coba awal ini berhasil, prosesnya masih membutuhkan waktu hingga 18 bulan sampai kemudian vaksin tersedia untuk umum.
(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Tribunnews.com/Daryono)