Virus Corona

WHO Sebut saat Ini Dunia Membutuhkan Enam Juta Perawat untuk Melawan Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatakan dunia membutuhkan hampir enam juta perawat untuk memerangi virus corona (Covid-19).

YONHAP / AFP
ILUSTRASI - Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. 

TRIBUNPALU.COM - Pandemi corona semakin mewabah hampir di seluruh penjuru dunia.

Korban pasien positif corona juga semakin melonjak dari hari ke hari.

Kondisi ini membuat dunia membutuhkan banyak perawat atau tenaga medis untuk memerangi corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa saat ini dunia membutuhkan hampir enam juta perawat untuk memerangi virus corona (Covid-19).

Badan Kesehatan PBB bersama dengan Mitra Keperawatan "Nursing Now" dan Dewan Perawat Internasional (ICN) menggarisbawahi peran penting yang dimainkan oleh perawat.

Perawat menjadi tulang punggung sistem kesehatan dunia, yang mencakup lebih dari separuh pekerja kesehatan di seluruh dunia.

"Hari ini, banyak perawat berada di garda terdepan dalam pertempuran melawan Covid-19, " jelasnya.

Karena itu penting mereka mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk menjaga dunia tetap sehat .

Laporan WHO mencatat hanya ada kurang 28 juta perawat di dunia.

Dalam lima tahun hingga 2018, jumlahnya tumbuh 4,7 juta perawat.

"Tetapi jumlah ini masih kurang sebesar 5,9 juta," ujarnya.

Menurut dia, kesenjangan terbesar ada di negara miskin di Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah dan sebagian Amerika Selatan.

Laporan itu mendesak negara untuk mengidentifikasi kesenjangan jumlah tenaga Keperawatan mereka dan menginvestasikan dana untuk pendidikan keperawatan, lapangan pekerjaan perawat.

Kepala Eksekutif ICN Howard Catton mengatakan tingkat infeksi, kesalahan pengobatan dan angka kematian akan lebih tinggi di negara yang jumlah perawatnya sedikit.

"Yang terjadi sekarang kekurangan tenaga perawat ," ujarnya.

Hand Sanitizer Bisa Dibuat Mandiri di Rumah, Ini Bahan yang Aman Sesuai Anjuran WHO

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved