Virus Corona
Ada Penolakan Pemakaman Jenazah Positif Corona, Ahli: Jenazah Paling Aman Dikremasi
Ahli forensik Polri, Kombes dr Sumy Hastry menyatakan jenazah pasien positif virus corona lebih aman jika dikremasi atau dibakar.
TRIBUNPALU.COM - Di tengah mewabahnya virus corona banyak terjadi peristiwa stigamtisasi di sejumlah wilayah Indonesia.
Salah satunya adalah penolakan pemakaman jennazah pasien corona.
Terkait hal ini ahli forensik Polri, Kombes dr Sumy Hastry menyatakan jenazah pasien positif virus corona lebih aman jika dikremasi atau dibakar.
Hal ini disampaikan dr Hastry pada Sabtu (11/4/2020) dalam sebuah diskusi Hukum via live streaming dari Rumah Pancasila dan Klinik Hukum bertema Covid-19 di tubuh jenazah, seberapa tinggi potensi penularannya?
Dr Hastry menjelaskan menurut kedokteran foreksi di dunia, memang harusnya jenazah pasien positif corona dibakar. Namun hal ini belum populer di tanah air.
"Kalau dikremasi bagus sekali. Karena setelah jadi abu, virusnya sudah habis. Yang paling aman memang jenazah dibakar," tegasnya.
Dr Hastry menambahkan di tempatnya bertugas yakni RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dirinya turun langsung memberikan edukasi agar jenazah pasien dikremasi karena lebih aman.
"Di tempat saya bertugas, Kramat Jati sudah ada yang keluarganya dikremasi. Saya yang edukasi dikremasi saja lebih aman. Nanti abunya bisa disimpan atau biasa dilarung ke laut," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahli Forensik Polri: Jenazah Pasien Positif Corona Paling Aman Dikremasi,