Putri Seorang Dokter yang Meninggal Dunia karena Covid-19: Tolong, Belajar dari Kematian Ayah Saya
Putri dari dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 mengungkapkan curahan hati kepada para pasien yang enggan jujur mengalami gejala virus corona.
TRIBUNPALU.COM - Sejumlah dokter dan perawat di Indonesia meninggal dunia akibat tertular virus corona Covid-19.
Tentu hal ini meninggalkan duka bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
Seperti kisah Leonita Triwachyuni.
Leonita adalah putri dari seorang dokter yang meninggal dunia akibat virus corona.
Dirinya pun mengungkapkan curahan hati kepada para pasien yang enggan jujur mengalami gejala Covid-19.
Dilansir TribunWow.com, wanita yang juga berprofesi sebagai dokter itu terpaksa kehilangan sang ayah yang tertular virus corona dari seorang pasien.
Menurut Leonita, virus corona bukanlah penyakit yang sederhana.
• Indonesia Impor Bahan Baku Alkes padahal Bisa Produksi Sendiri, Erick Thohir Sebut Ada Mafia Besar
• Update Covid-19 di Indonesia Sabtu (18/4/2020): Tambah 325 Kasus Baru, Angka Sembuh Terus Meningkat
• Italia Nyatakan Kemenangan, karena Wilayah Miskin di Negaranya Bebas Kasus Covid-19
Ia pun berharap kematian ayahnya tak berakhir sia-sia dan semua warga bisa belajar waspada terhadap virus corona.
Hal itu disampaikan Leonita melalui tayangan YouTube Official iNews, Jumat (17/4/2020).
Pada kesempatan itu, mulanya Leonita menyinggung soal data korban virus corona yang secara rutin disampaikan oleh pemerintah.
Menurutnya, pemerintah hanya memberikan harapan palsu dengan memaparkan data korban sembuh virus corona yang melebihi angka kematian.
"Yang ingin saya bilang bahwa jangan sampai angka-angka kematian yang dipaparkan oleh pemerintah, walaupun sekarang seperti memberikan harapan palsu dengan angka kesembuhan lebih tinggi," kata Leonita.
"Tapi kita lihat angka kematian itu bukan cuma angka loh, itu nyawa manusia."
Karena itu, Leonita meminta semua masyarakat menaati anjuran pemerintah untuk tetap beraktivitas di dalam rumah dan selalu menjaga jarak.
Tak hanya melindungi diri sendiri dan keluarga, Leonita juga mengimbau masyarakat memerhatikan keselamatan para tenaga medis.
"Dan jangan sampai nyawa itu terhitung dari keluarga Anda atau dari Anda sendiri, jadi sebaiknya turuti aja apapun yang pemerintah anjurkan," terang Leonita.
"Misalnya saat ini physical distancing, pakai masker, jaga kebersihan, dan terutama lindungi juga tenaga medis."
• Masker Kain untuk Cegah Penularan Covid-19, Apa Kata Dokter soal Bahan yang Paling Tepat?
• Dua Bulan Kepergian Ashraf Sinclair, Aishah Sinclair: Waktu Sembuhkan Luka, tapi Sakitnya tetap Sama
• Dua Bulan Kepergian Ashraf Sinclair, sang Ibunda Berharap Noah & BCL Selalu Diberi Kebahagiaan
Melanjutkan pernyataannya, Leonita pun mengimbau semua pasien untuk menceritakan kondisi yang dialami secara jujur kepada para tenaga medis.
Sebab, kini banyak tenaga medis yang turut menjadi korban virus corona karena ketidakjujuran pasien.
"Dengan kalian memberi tahu apapun yang kalian tahu sejujurnya, misalnya riwayat perjalanan, riwayat kontak, itu sangat membantu kok," ujar dia.
Lantas, Leonita berharap masyarakat mau belajar dari jumlah korban tewas virus corona yang makin bertambah.
Tak hanya itu, dirinya juga meminta masyarakat tak menyepelekan virus corona yang telah merenggut nyawa ayahnya.
"Saya cuma berharap satu, jangan sampai kematian ayah saya menjadi sia-sia. Tolong belajar sesuatu dari kematian itu karena nyawa loh ini, kita ngomong nyawa," tegas Leonita.
"Dan tidak segampang itu, penyakit ini enggak sesederhana itu," tukasnya.
Simak videonya berikut, mulai menit ke 6:01
RSUP dr Kariadi Beri Klarifikasi Terkait Jumlah Tim Medis yang Positif Covid-19: yang Benar 34
Dikabarkan ada 46 tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang yang positif terinfeksi Covid-19.
Namun rupanya jumlah tersebut diklarifikasi oleh pihak RSUP dr Kariadi.
Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 14 April 2020, Direktur Utama, dr Agus Suryanto menyampaikan untuk tenaga medis atau pegawai medis sejumlah 34 orang.
"Setelah ditelusuri ternyata ada 2 nama, lalu ada keluarga yang juga ikut diperiksa dalam satu rangkaian.
Dia bersyukur, tenaga medis yang dinyatakan positif tanpa gejala.
• Mahasiswa UNS Positif Corona, Rektor Kirim Pesan Ini untuk Orang Tuanya: Tenang, Putrimu Kami Jaga
• Temannya Terinfeksi Corona dan Kritis, Chand Kelvin Cari Pendonor Darah dari Pasien yang Sembuh
• Corona Makin Mewabah, BKN Beri Penjelasan Soal Kelanjutan Nasib Peserta Lolos SKB CPNS 2019
Untuk komposisi tenaga kesehatan yang dinyatakan positif yakni, 4 dokter spesialis bedah syaraf.
Untuk dokter spesialis lain yakni, 1 dokter spesialis penyakit dalam, dan 1 dokter anak.
"Kemudian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ada 24 orang dan yang paling mencolok adalah 15 PPDS bedah.
Untuk yang nondokter ada 2 fisioterapis, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat," ungkapnya.
Dia menuturkan, terdapat lonjakan tinggi di kelompok dokter bedah termasuk PPDS bedah yakni jumlah 15.
"Bukan 16 yang seperti diberitakan. Yakni jumlahnya 16 dokter PPDS dokter bedah dan 4 dokter syaraf. Untuk mencolok yang kedua ada di 5 PPDS Obstretri," ungkapnya.
Dari perkembangan rumah sakit setelah dilakukan penelusuran terhadap kejadian tersebut, peningkatan itu menurut dr Agus terjadi di beberapa locus.
"Pertama, di locus kelompok dokter bedah, jadi ini salah satunya teridentifikasinya terlambat yakni setelah dilakukannya operasi.
Hal itu, sehingga sebetulnya bukan dari pasien covid-19. Jadi ini satu kluster di khusus bedah.
Jadi karena tidak diidentifikasi dengan baik, kebetulan pasien bedah itu karena pulang paksa yang ternyata orangtua pasien itu secara pemeriksaan itu positif," ungkapnya.
• WHO Khawatir akan Banyak Negara yang Mengikuti Langkah China Melakukan Revisi Data Korban Covid-19
• Amien Rais Cs Gugat Perppu Penanganan Covid-19, Pihak Istana: Biar Pengadilan yang Memutuskan
Dia juga menyampaikan, sejak pertengahan Januari-April 2020, rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI itu sudah merawat dengan jumlah ODP yang datang rawat jalan di poli khusus sampai hari ini berjumlah 896 orang.
"Untuk PDP yang dirawat adalah 313. Positif 112 orang, 57 di antaranya dari pegawai RSUP dr Kariadi," ungkapnya.
Dia melanjutkan, untuk pasien yang dinyatakan sembuh 11 orang.
Untuk pegawai yang dinyatakan sembuh 9 orang hal itu ditunjukkan melalui hasil swab dan PCR yang menunjukkan negatif.
"Untuk pasien yang minggal total 27 orang, 11 dari yang positif dan 11 dari yang negatif.
Sedangkan yang 5 menunggu hasil pemeriksaan," ungkapnya.
dr Agus mengungkapkan, untuk pegawai yang meninggal sampai hari ini berjumlah 2 orang. Dengan rincian 1 dinyatakan positif.
"Untuk yang meninggal hari ini untuk hasil pemeriksaan yang pertama negatif, untuk pemeriksaan yang kedua kemarin perlu diulang sehingga hasilnya masih kita tunggu," tuturnya. (kan)
• Ada Physical Distancing Cegah Corona, Ini Kumpulan Ucapan Selamat Puasa, Cocok untuk Awal Ramadan
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bukan 46 Orang, RSUP Kariadi Semarang Klarifikasi Jumlah Tenaga Medis Positif Corona, Ini Rinciannya dan Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ungkap Unek-uneknya, Putri Dokter yang Tewas akibat Corona: Jangan sampai Kematian Ayah Saya Sia-sia