Minta Pulang untuk Rawat Ibunya yang Sakit, PDP di Samarinda Mengamuk hingga Pecahkan Kaca Jendela
Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) asal Samarinda meminta pulang kampung untuk merawat ibunya yang tengah sakit.
TRIBUNPALU.COM - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) asal Samarinda meminta pulang kampung untuk merawat ibunya yang tengah sakit.
Saat ini pasien tersebut dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Inche Abdoel Moeis, Samarinda, Kalimantan Timur.
Pasien tersebut kembali mengamuk, meski telah dibujuk oleh para petugas pada Minggu (19/4/2020).
Tim gugus tugas akhirnya melakukan negosiasi agar pasien tidak melakukan keributan di ruang isolasi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Samarinda, Ifran mengatakan, pihaknya telah memberi pengertian kepada pasien bahwa PDP tersebut sedang sakit.
"Mengamuk ingin pulang ke kampung halaman untuk merawat ibu beliau yang lagi sakit."
"Tapi kita beri pengertian bahwa beliau memang lagi sakit," ujar Ifran, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (20/4/2020).
• Cegah Penyebaran Corona, Masjid Istiqlal Tidak Gelar Tarawih dan Buka Puasa Bersama Selama Ramadan
• Keluh HPI Yogyakarta Selama Corona: Dulu Pemandu Ujung Tombak Pariwisata, Sekarang Tak Dianggap
Ia juga menjelaskan, semua biaya perawatan sudah ditanggung oleh pemerintah daerah.
Pihaknya juga akan merawat ibu dari pasien PDP tersebut, agar pasien mau diisolasi.
"Kita rawat dia memang semuanya dijamin daerah, termasuk permintaan beliau merawat ibunya di kampung kita sanggupin," jelasnya.
"Kita juga dibantu oleh guru beliau untuk menasehati. Alhamdulillah setelah kami negosiasi, beliau mau masuk ke kamarnya," imbuh Ifran.
Proses Negosiasi
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Ismed Kusasih mengatakan, pihaknya menghadapi pasien PDP yang mengamuk ini dengan berbagai cara.
"Tapi Alhamdulillah dalam waktu 24 jam ini bahwa yang bersangkutan masih bisa mau dirawat di rumah sakit kita," ujarnya, dikutip dari TribunKaltim.co, Minggu.
"InsyaAllah saya bisa menyakinkan ke pihak rumah sakit, mudah-mudahan baik," lanjutnya.
Ia menyebut, pihaknya tetap memperlakukan pasien tersebut layaknya PDP saat marah-marah.