Virus Corona
Direktur Jenderal WHO: Yang Terburuk dari Pandemi Virus Corona Covid-19 Sudah Ada di Depan Mata
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa bagian terburuk dari pandemi virus corona sudah dekat.
TRIBUNPALU.COM - Penyebaran wabah virus corona baru Covid-19 semakin meluas ke 200an negara di dunia.
Angka kasus konfirmasi maupun meninggal dunia juga terus bertambah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menetapkan wabah virus corona Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 lalu.
Mengutip situs worldometers.info, per Selasa (21/4/2020) pukul 05:19 GMT atau 12:19 WIB, total kasus Covid-19 terkonfirmasi di seluruh dunia tercatat 2.482.215.
Dari angka tersebut, 170.471 orang meninggal dunia, dan 652.170 telah dinyatakan sembuh.
Virus corona Covid-19 telah menginfeksi 210 negara dan teritori di seluruh dunia dan dua unit transportasi internasional.
• Pakar Epidemiologi Sebut Covid-19 Mirip Flu Spanyol, Ada Potensi Gelombang Kedua Lebih Mematikan
• STOP PRESS! Joko Widodo Resmi Melarang Warga Mudik di Tengah Pandemi Virus Corona
• Banyak OTG Sebar Covid-19, Pakar Epidemiologi: Sudah Saatnya PSBB Nasional Diberlakukan
Krisis kesehatan global yang disebabkan oleh virus corona Covid-19 terus menjadi sorotan, terutama tentang apa yang akan terjadi di masa depan akibat pandemi ini.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa bagian terburuk dari pandemi virus corona sudah semakin dekat.
Hal ini ia sampaikan di sebuah media briefing WHO pada Senin (20/4/2020) kemarin.
Mengutip laman Business Insider, Tedros mengatakan, "Percaya pada kami: yang terburuk sudah ada di depan mata."
Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian membandingkan virus corona Covid-19 dengan wabah flu tahun 1918.
Wabah flu tahun 1918 saat itu menewaskan 675.000 orang di Amerika Serikat dan puluhan juta orang di seluruh dunia.
Namun, Tedros berpendapat bahwa dunia saat ini sudah memiliki teknologi canggih untuk mencegah krisis semacam itu.
"Mari kita mencegah tragedi ini," kata Tedros.
"Ini adalah virus yang masih tidak dipahami oleh banyak orang," lanjutnya.