Lockdown Dilonggarkan, PM Selandia Baru Minta Masyarakat tetap Waspada untuk Cegah Covid-19 Kembali

Wabah virus corona Covid-19 dinilai sudah mereda, Selandia Baru mulai melonggarkan lockdown ketatnya.

Instagram/jacindaardern
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern. 

TRIBUNPALU.COM - Wabah virus corona Covid-19 dinilai sudah mereda, Selandia Baru mulai melonggarkan lockdown ketatnya.

Di negara tersebut, progress jumlah kasus baru virus corona Covid-19 sudah melambat bahkan hampir tidak bertambah.

Hal ini membuat otoritas kesehatan setempat mengklaim, Selandia Baru telah mencapai tujuan eliminasi virusnya.

Dikutip TribunPalu.com dari laman This is Insider, Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan lewat briefing publik pada Senin (27/4/2020) bahwa negara ini akan melonggarkan lockdown.

Yakni, dengan mengizinkan sejumlah bisnis non-esensial untuk beroperasi kembali.

Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern.
Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern. (Instagram/jacindaardern)

"Saat ini, dalam waktu 11 jam ke depan kami akan membuka lockdown Level 4, (yakni) pembatasan paling ketat terhadap penduduk Selandia Baru dalam sejarah modern," kata Jacinda Ardern.

"Sudah hampir lima minggu kehidupan dan pekerjaan berjalan dalam cara yang pada dua bulan lalu terlihat begitu mustahil. Namun, kita berhasil dan kita melakukannya bersama-sama," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru, Ashley Bloomfield, melaporkan hanya ada satu kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi, dan empat kasus dugaan Covid-19 lainnya yang masih bisa dilacak.

Hal ini membuat Selandia Baru hanya memiliki total kumulatif kasus Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 1.122.

Namun, Ashley Bloomfield menambahkan, kasus dugaan atau suspect (di mana hasil tes belum mengonfirmasi adanya infeksi) akan menambah jumlah kasus Covid-19 di Selandia Baru menjadi 1.469.

Sebanyak 19 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Selandia Baru.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Selandia Baru semakin menurun sejak 9 April 2020, menurut Worldometer.

Saat artikel ini ditulis, kasus itu berjumlah 309, turun drastis dari puncaknya yang sebesar 929.

Beredar Rumor Baru, Kim Jong Un Tengah Bersembunyi untuk Hindari Pengawalnya yang Positif Covid-19

Menhub Budi Karya Sumadi Sembuh dari Covid-19, Berterimakasih pada Dokter dan Sebut Ini Mukjizat

Kasus Pandemi Covid-19 Menurun, Pelajar di Shanghai dan Beijing Kembali ke Sekolah

Jacinda Ardern menambahkan, menurut permodelan dari para penasehatnya, Selandia Baru diprediksi akan mengalami 1.000 kasus baru per hari apabila negara itu tidak memberlakukan lockdown.

Diwartakan BBC, pengurangan kasus baru Covid-19 saat ini, kata Ashley Bloomfield, "memberi kami keyakinan, bahwa kami telah mencapai tujuan eliminasi (virus)."

Ashley mengklarifikasi, hal ini berarti kasus baru yang muncul masih dapat segera ditelusuri.

Meski begitu, PM Jacinda Ardern memberikan wanti-wanti.

Selandia Baru harus tetap waspada agar kondisi ini tetap terjaga, kata Jacinda Ardern.

Selandia Baru menjadi negara yang menangani krisis kesehatan akibat Covid-19 dengan beberapa langkah paling ketat di dunia.

Yakni, mengembangkan sistem peringatan empat tingkat dan memberlakukan lockdown Level-4 sepenuhnya pada 25 Maret 2020.

Negara ini juga benar-benar menutup perbatasan, melarang kerumunan orang, menutup sekolah dan pusat perbelanjaan, serta membatasi sosialisasi dengan kerabat terdekat saja.

Di bawah Level 3, pembatasan-pembatasan ini masih berlaku, tetapi sejumlah bisnis atau usaha non-esensial akan diizinkan untuk beroperasi sepanjang mereka tidak melakukan kontak tatap muka.

"Kami sedang membuka perekonomian, tetapi kami masih belum membuka kehidupan sosial masyarakat," kata Jacinda Ardern menurut BBC.

Sebaran Corona Indonesia per Senin, 27 April 2020: 9.096 Konfirmasi Positif, 210 Ribu Berstatus ODP

4 Prinsip yang Dilanggar Sitti Hikmawatty hingga Diberhentikan oleh Jokowi dari Komisioner KPAI

Selandia Baru Disebut sebagai Negara yang ''Menang'' Melawan Pandemi Covid-19, Apa Alasannya?

Berbagai negara di dunia yang terjangkit Covid-19 berusaha keras untuk menghambat laju penularan virus yang bernama ilmiah SARS-CoV-2 ini.

Misalnya, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura yang menggunakan tes masal dan deteksi tracing kontak secara masif untuk menekan penyebaran wabah.

Serta sejumlah negara yang memberlakukan lockdown total, seperti Italia, Spanyol, dan Prancis.

Namun, ada satu negara yang menjadi sorotan terkait penanganan wabah virus corona Covid-19.

Yakni, Selandia Baru.

 Populasinya Hanya 5 Juta Orang, Selandia Baru Punya 18 Juta Cadangan Masker untuk Tangkal Covid-19

 Jika Wabah Virus Corona tak Terkontrol, Indonesia dan India Berpeluang Jadi Episenter Baru Covid-19

Dikutip TribunPalu.com dari laman Live Science, Selandia Baru disebut-sebut sebagai negara yang mampu menghentikan penyebaran virus bahkan sebelum wabah itu dimulai.

Selandia Baru melaporkan kasus virus corona Covid-19 pertama kali pada 28 Februari 2020.

Negara yang dikepalai oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern ini memiliki pemerintah yang cepat dan tanggap dalam mengambil langkah dan keputusan yang tepat.

Oleh karenanya, peluang menyebarnya wabah ke seluruh pelosok negeri dapat diperkecil.

Hingga Selasa (7/4/2020) lalu, Kementerian Kesehatan Selandia Baru 'hanya' mencatat 1.160 kasus Covid-19 terkonfirmasi maupun suspect, dan satu kasus kematian.

Ada lebih banyak orang yang dinyatakan sembuh, yakni 65 orang, daripada yang terinfeksi (54 kasus) dalam kurun waktu 24 jam terakhir pada catatan tersebut.

Angka ini menunjukkan laju penyebaran wabah lokal di wilayah Selandia Baru menurun.

Kunci dari keberhasilan melawan Covid-19 ini adalah strategi dua cabang yang lugas dari PM Jacinda Ardern.

Menurut The Washington Post, pada awal Maret 2020 lalu, Selandia Baru mulai memberlakukan aturan isolasi mandiri selama 14 hari bagi semua pendatang atau turis dari luar negeri.

Biasanya, dalam waktu yang normal, Selandia Baru dikunjungi oleh sekitar 4 juta turis mancanegara dalam satu tahun.

Kemudian, pada 19 Maret 2020, negara berpenduduk hampir 5 juta orang tersebut menutup semua perbatasannya.

Sehingga tak ada lagi kunjungan dari wisatawan luar negeri, padahal negara tersebut sangat bergantung pada pendapatan di sektor pariwisata.

Langkah ini dianggap sangat efektif karena diambil sebelum penularan lokal (local transmission) bermula.

Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan) dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri)
Presiden Perancis Emmanuel Macron (kanan) dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) (AFP.com)

Selain itu, pemerintahan Jacinda Ardern memberikan instruksi yang sama krusialnya.

Yakni, untuk mendorong masyarakat tetap berada di rumah pada masa-masa awal krisis wabah virus corona, dan memberlakukan aturan social distancing atau jaga jarak fisik yang ketat pada 23 Maret 2020.

Dengan adanya aturan ini, sekolah-sekolah dan layanan non-esensial lainnya ditutup.

Serta, segala aktivitas luar ruangan dilarang.

Kemudian, masyarakat Selandia Baru (termasuk para imigran) juga mendapat dana dari pemerintah.

Sehingga, beban ekonomi masyarakat jadi lebih ringan tanpa mereka diharuskan untuk bekerja.

Bahkan, PM Jacinda Ardern pernah menegur salah satu anggota pemerintahannya yang ketahuan pergi ke pantai dan gunung bersama keluarganya.

Tak tanggung-tanggung, teguran ini dilakukan PM Jacinda Ardern di depan publik.

Selain itu, menurut The Washington Post, rival politik Jacinda Ardern tidak mengambil langkah apa pun untuk membantu meminimalisir krisis kesehatan ini.

Menurut Jacinda Ardern, Selandia Baru akan terus memberlakukan aturan jaga jarak sosial dalam waktu setidaknya satu bulan penuh.

Jika aturan ini terus berlaku dan ditaati masyarakat, Selandia Baru diperkirakan akan membuka kembali negara dan masyarakatnya lebih cepat daripada Amerika Serikat atau Eropa, bahkan meski negara di Belahan Bumi Selatan itu memasuki musim dingin.

(TribunPalu.com/Rizki A.)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved