Respon Driver Ojol saat Diingatkan Najwa shihab Soal Sanksi Jika Nekat Mudik: Daripada Kita Kriminal

Pengemudi ojek online (ojol), Hisyam Masruri mengaku sudah tidak memiliki uang untuk bertahan hidup di DKI Jakarta.

Youtube Najwa Shihab
Pengemudi ojek online (ojol) di DKI Jakarta, Hisyam Masruri dalam tayangan Mata Najwa, Rabu (29/4/2020). Ia mengaku sudah tak punya uang lagi untuk bertahan hidup di Jakarta. 

TRIBUNPALU.COM - Pemerintah DKI Jakarta sudah mulai memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Rupanya penerapan PSBB ini memiliki dampak yang cukup signifikan bagi perekonomian sejumlah warga.

Dampak ini pun turut dirasakan oleh pengemudi ojek online (ojol), Hisyam Masruri.

Ia mengaku sudah tak punya uang untuk bertahan hidup di DKI Jakarta semenjak diberlakukan PSBB.

Dilansir TribunWow.com, karena itu, Hisyam mengaku akan tetap pulang kampung meski pemerintah telah melarang.

Menanggapi pernyataan Hisyam, Presenter Najwa Shihab pun menyinggung sejumlah sanksi yang bakal dilayangkan pada pemudik yang nekat pulang kampung.

Polisi melakukan imbauan kepada penumpang yang melewati jalan tol Jakarta-Cikampek di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan 24 April 2020 pukul 00.00 WIB. Polda Metro Jaya melarang kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang keluar dari wilayah Jabodetabek. Pemeriksaan dan penyekatan kendaraan tersebut akan dilakukan di 18 titik pos pengamanan terpadu dan pos-pos check point di jalur tikus dan perbatasan.
Polisi melakukan imbauan kepada penumpang yang melewati jalan tol Jakarta-Cikampek di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan 24 April 2020 pukul 00.00 WIB. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Terkait hal itu, Najwa Shihab pun menanyakan keberanian Hisyam untuk pulang kampung meski ada sanksi yang menanti.

Najwa Shihab menjelaskan, terdapat hukuman denda maksimal 100 juta hingga kurungan penjara maksimal 1 tahun jika warga nekat pulang ke kampung halaman.

"Kan ada ancaman sanksi juga tidak apa-apa? Enggak takut?," tanya Najwa Shihab.

"Kalau di peraturannya sanksinya mungkin bisa maksimal bayar denda sampai 100 juta (rupiah), kemudian maksimal dengan kurungan penjara maksimal 1 tahun," sambungnya.

Jangankan untuk membayar denda, Hisyam mengaku kini untuk bertahan hidup di Jakarta pun dia tak memiliki cukup uang.

Ia menyatakan, jika tetap bertahan di Jakarta peluang tindakan kriminal akan semakin besar.

"Kalau 100 juta, kita seribu aja enggak punya, 100 ribu enggak punya, mau makan aja bingung boro-boro bayar denda," terang Hisyam.

"Daripada kita di Jakarta malah bingung, kalau urusan perut udah lapar kan kita jatuhnya pikiran pasti kriminal."

Demi Bisa Mudik, Sejumlah Penumpang Nekat Bersembunyi di Dalam Bagasi Bus AKAP

Bandel Ogah Karantina Mandiri saat Wabah Covid-19, Ini Kisah Pemudik Dikarantina di Rumah Hantu

 

Dengan alasan tersebut, Hisyam mengaku lebih memilih pulang kampung ketimbang bertahan di DKI Jakarta apapun yang terjadi.

Melanjutkan penjelasannya, Hisyam lantas menceritakan kisah pilu saudaranya yang terpaksa keluar dari kontrakan karena tak mampu bayar uang sewa.

"Jadi ya daripada kita kriminal mendingan kita pulang kampung," ucap Hisyam.

"Iya betul, karena saya mau menceritakan suatu cerita. Saudara saya udah dua bulan enggak mampu bayar kontrakan dan terpaksa keluar dari kontrakan."

Bahkan, hingga kini Hisyam mengaku tak tahu keberadaan saudaranya itu.

"Dan sekarang saya enggak tahu keberadaannya di mana, saya juga enggak tahu dia makan apa enggak," pungkasnya.

Simak video berikut ini menit ke-5.21:

Singgung Pernyataan Jokowi

Pada kesempatan itu, sebelumnya Hisyam Masruri mengaku akan tetap mudik meski dilarang oleh pemerintah.

Dilansir TribunWow.com, pria asal Tegal ini mengaku ingin mudik karena keterbatasan ekonomi di perantauan.

Ia bahkan mengaku sudah tak mampu lagi membayar rumah yang dikontraknya akibat wabah Virus Corona.

Terkait hal itu, Hisyam pun menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal beda mudik dan pulang kampung.

Hisyam mengaku, selama wabah Virus Corona merebak dirinya kesulitan untuk mendapat penumpang.

Bahkan, semenjak pembatasan sosial berskala besar (PSBB)diterapkan, ia menyebut dalam sehari pernah tak mendapat uang sama sekali.

"Sekarang sudah susah sekali, enggak pasti sekarang kadang-kadang 20 ribu (rupiah), 11 ribu (rupiah), kadang enggak dapat sama sekali," ucap Hisyam.

"Saya mau ke Tegal, masih ada (keluarga)."

Meskipun begitu, Hisyam mengatakan sudah memiliki cukup uang untuk pulang ke kampung halaman.

Ia pun menyebut akan pulang menaiki sepeda motor untuk bisa menghemat biaya.

"Alhamdulillah udah ada (uang). Iya,rencana iya (pulang dengan istri)," sambung Hisyam.

"Iya, paling naik motor aja karena memang ongkosnya lebih minim."

Terkait pernyataan Hisyam, Presenter Najwa Shihab pun menyinggung larangan mudik yang disampaikan Jokowi.

Menurut Hisyam, yang dilarang pemerintah hanya mudik, bukan pulang kampung.

"Tapi kan udah dilarang pemerintah?," tanya Najwa Shihab.

"Kan dilarangnya mudik, kalau pulang kampung kan katanya boleh," jawab Hisyam.

Hisyam mengungkapkan, dirinya sudah memiliki tekat bulat untuk pulang ke Tegal, kampung halamannya.

Meskipun tak punya uang, Hisyam nekat meninggalkan Jakarta karena tak punya lagi bekal untuk bertahan hidup di Ibu Kota.

Bahkan, ia mengaku untuk pulang kampung saja ia mendapat uang dari seorang rekan.

"Iya betul, 200 ribu," jelas Hisyam.

"Ya karena di sini kontrakan udah enggak kebayar, memang enggak ada uang juga. Beras juga tinggal 2 liter."

"Itu pun ada uang 200 ribu itu tadi ada orang yang kasih, mudah-mudahan bermanfaat katanya ya mungkin saya gunain untuk ongkos pulang kampung," tukasnya. (TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Denda Maksimal 100 Juta Menanti, Lihat Reaksi Ojol saat Ditanya Najwa Shihab: Seribu Aja Nggak Punya, 

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved