Pengamat Ekonomi: Produksi Vaksin dan Obat Covid-19 Sendiri, Agar Tak Bergantung pada Negara Lain
Jika penerapan PSBB seperti saat ini, sulit diprediksi berapa lama lagi waktu yang diperlukan untuk diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
Jadi dampaknya bakal sangat besar sekali.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyampaikan, jika minus pertumbuhan ekonominya hanya sesaat, tidak terlalu banyak efeknya.
"Hanya psikologis saja. Tapi kalau minus pertumbuhan ekonominya dalam jangka panjang, satu dua bulan, akan membahayakan perekonomian nasional kita," kata Drajad.

Produksi Vaksin Mandiri
Pada kesempatan tersebut, Dradjat Wibowo menyesalkan, pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diikuti dengan pelaksanaan rapid test maupun test swab dan PCR secara massal.
Padahal tes massal, yang dilakukan di setiap daerah sangat penting untuk mengetahui seberapa besar jumlah warga yang terinfeksi dan dan tidak terinfeksi Covid-19.
Setelah itu diikuti dengan penelusuran kemana saja sebelum dan sesudah warga terinfeksi Covid -19, serta dilakukan pengobatan maksimal hingga sembuh.
• Negara Berkembang Diprediksi Sulit Dapatkan Vaksin Covid-19, Indonesia Disarankan Perkuat Diplomasi
• Digunakan Kementan sebagai Antivirus Corona, Ini 7 Manfaat Lain Eucalyptus untuk Kesehatan
• Daftar Obat Antivirus yang Digunakan Sejumlah Dokter untuk Mengobati Covid-19
“Tujuan PSBB itu memisahkan antara orang yang positif dengan orang yang belum terkena (Covid-19). Jadi, orang yang masih sehat mengurung diri di rumah, bekerja dari rumah dan orang yang sudah positif dilakukan treatment, kemudian kontak sosial dibatasi," kata dia.
Jadi, menurut Drajad, tujuan PSBB itu sebenarnya untuk memotong virusnya melompat dari satu orang ke orang lain.
"Virus ini kan tidak bisa melompat sendiri. Harus dibawa orang yang kontak secara sembrono.. Kalau di Jakarta PSBB masyarakat masih keluyuran. Ada pembagian sembako yang kurang mengindahkan physical distancing. Kalau seperti itu mau PSBB satu tahun pun tidak akan ada efeknya,” papar Ekonom Senior INDEF Dradjat Wibowo.
Lebih lanjut Drajat Wibowo menyampaikan, jika penerapan PSBB masih seperti saat ini, sulit diprediksi berapa lama lagi waktu yang diperlukan untuk diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
Seberapa besar persentasi keberhasilan PSBB terhadap pencegahan penularan Covid -19.
Seharusnya, pemerintah daerah dan pemerintah pusat di Indonesia belajar cara menerapkan PSBB dari pemerintah dan negara Selandia Baru.
Mereka disiplin sehingga sekarang sudah terbebas dari wabah Covid 19.
“Ada PSBB tapi di pasar-pasar masih ramai, tempat ibadah masih ramai. Jadi saya berharap PSBB kita bisa betul-betul efektif. Seperti di New Zealand orangnya disiplin, kontak bisa benar-benar tidak ada dan sangat terbatas sekali," katanya.