Pengamat Ekonomi: Produksi Vaksin dan Obat Covid-19 Sendiri, Agar Tak Bergantung pada Negara Lain
Jika penerapan PSBB seperti saat ini, sulit diprediksi berapa lama lagi waktu yang diperlukan untuk diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
TRIBUNPALU.COM - Meluasnya penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia membuat pemerintah Harus serius dan bersungguh sungguh dalam melakukan upaya memutus mata rantai penularannya.
Belum lagi, dampak dan pengaruh wabah Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai pandemi global ini teramat besar bagi perekonomian nasional.
Wabah Covid-19 sendiri telah meluas hingga ke lebih dari 200 negara di seluruh dunia.
Semakin lama dan luas wabah Covid -19 menular, semakin berdampak negatif bagi perekonomian nasional, semakin banyak orang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
“Dampak yang di depan mata akibat Wabah Covid 19 ini adalah menurunnya penerimaan keuangan negara. Hal ini akan mengganggu agenda pembangunan dan belanja negara serta belanja pegawai. Disamping banyaknya perusahaan swasta yang merumahkan karyawannya sehingga menimbulkan angka pengangguran yang tinggi,” papar Pengamat Ekonomi dari Indonesian Development of Economi and Finance (INDEF) Dradjat Wibowo kepada pers, Senin (11/5/2020) di Jakarta.
Karena itu, lanjut Dradjat Wibowo, pemerintah harus membuat stimulus perekonomian yang tepat.
Sektor industri mana yang masih bagus dan beroperasi serta memberikan penghasilan keuangan dan menyerap tenaga kerja, harus terus dioptimalkan dan dilindungi.
Salah satu industri yang menyerap tenaga kerja yang banyak dan menggerakan ekonomi sektor ril dari perkotaan hingga pedesaan adalah industri hasil tembakau.
Di samping itu, sektor industri ini juga memberikan pemasukan keuangan bagi negara lewat cukai dan pajak pajak lainnya.
• Kurva Covid-19 di Indonesia Diklaim Melandai, Ahli dari Eijkman: Kurvanya Tidak Sesuai Standar Ilmu
• Kurva Corona di Indonesia Disebut Mulai Melandai,Ini Penjelasan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19
• Warga Berkerumun di McDonald Sarinah, Budiman Sudjatmiko: Sekarang Kebodohan Bikin Mati Orang Banyak
Karena itu, dalam rangka penyelamatan ekonomi, jika pemerintah memberikan bantuan dan perlindungan kepada sektor industri lainnya, maka untuk azas keadilan, industri rokok pun perlu mendapat perlindungan dan perhatian pemerintah pula.
“Saya rasa industri rokok akan terkena dampak negatif (dari wabah Covid-19) karena sangat padat karya dan banyak pekerja perempuannya. Jadi saya rasa untuk fair-nya, kalau indutri lain itu dibantu, industri rokok juga dibantu. Jangan industi rokok ini dipukulin terus. kira-kira begitu untuk fairness saja, " ujar Drajad.
"Tapi perlu dicatat saya orang yang antirokok, supaya tidak bias. Jadi untuk fairness kalau industri lain dibantu, industri rokok jangan dipukulin, melainkan juga perlu dibantu. Ini untuk keadilan saja, “ papar mantan anggota DPR RI yang mengaku tidak pernah merokok ini.
Menurut Drajat Wibowo, lembaganya, INDEF beberapa waktu lalu telah membuat proyeksi turunnya pertumbuhan perekonomian hingga dua persen untuk skenario wabah yang minimal.
Kalau skenario wabahnya lebih besar lagi seperti di Italia bisa berakibat pertumbuhan ekonomi kita mencapai angka minus.
• Update WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Selasa, 12 Mei 2020: 100 WNI di Arab Saudi Terinfeksi
• Twindy Rarasati Menduga Dirinya Tertular Covid-19 dari Pasien yang Tak Jujur
Ini sudah terbukti dengan negara China yang mengalami pertumbuhan minus.
Jadi dampaknya bakal sangat besar sekali.
Lebih lanjut, Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyampaikan, jika minus pertumbuhan ekonominya hanya sesaat, tidak terlalu banyak efeknya.
"Hanya psikologis saja. Tapi kalau minus pertumbuhan ekonominya dalam jangka panjang, satu dua bulan, akan membahayakan perekonomian nasional kita," kata Drajad.

Produksi Vaksin Mandiri
Pada kesempatan tersebut, Dradjat Wibowo menyesalkan, pencegahan penularan Covid-19 yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pemda) lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak diikuti dengan pelaksanaan rapid test maupun test swab dan PCR secara massal.
Padahal tes massal, yang dilakukan di setiap daerah sangat penting untuk mengetahui seberapa besar jumlah warga yang terinfeksi dan dan tidak terinfeksi Covid-19.
Setelah itu diikuti dengan penelusuran kemana saja sebelum dan sesudah warga terinfeksi Covid -19, serta dilakukan pengobatan maksimal hingga sembuh.
• Negara Berkembang Diprediksi Sulit Dapatkan Vaksin Covid-19, Indonesia Disarankan Perkuat Diplomasi
• Digunakan Kementan sebagai Antivirus Corona, Ini 7 Manfaat Lain Eucalyptus untuk Kesehatan
• Daftar Obat Antivirus yang Digunakan Sejumlah Dokter untuk Mengobati Covid-19
“Tujuan PSBB itu memisahkan antara orang yang positif dengan orang yang belum terkena (Covid-19). Jadi, orang yang masih sehat mengurung diri di rumah, bekerja dari rumah dan orang yang sudah positif dilakukan treatment, kemudian kontak sosial dibatasi," kata dia.
Jadi, menurut Drajad, tujuan PSBB itu sebenarnya untuk memotong virusnya melompat dari satu orang ke orang lain.
"Virus ini kan tidak bisa melompat sendiri. Harus dibawa orang yang kontak secara sembrono.. Kalau di Jakarta PSBB masyarakat masih keluyuran. Ada pembagian sembako yang kurang mengindahkan physical distancing. Kalau seperti itu mau PSBB satu tahun pun tidak akan ada efeknya,” papar Ekonom Senior INDEF Dradjat Wibowo.
Lebih lanjut Drajat Wibowo menyampaikan, jika penerapan PSBB masih seperti saat ini, sulit diprediksi berapa lama lagi waktu yang diperlukan untuk diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
Seberapa besar persentasi keberhasilan PSBB terhadap pencegahan penularan Covid -19.
Seharusnya, pemerintah daerah dan pemerintah pusat di Indonesia belajar cara menerapkan PSBB dari pemerintah dan negara Selandia Baru.
Mereka disiplin sehingga sekarang sudah terbebas dari wabah Covid 19.
“Ada PSBB tapi di pasar-pasar masih ramai, tempat ibadah masih ramai. Jadi saya berharap PSBB kita bisa betul-betul efektif. Seperti di New Zealand orangnya disiplin, kontak bisa benar-benar tidak ada dan sangat terbatas sekali," katanya.
"Virusnya tidak lompat dan bisa mati sendiri. Karena virus ini kalau ada di udara atau ada di ruang bebas dalam waktu tertentu dia akan mati. Pemerintah harusnya segera melakukan rapid test kepada seluruh rakyat Selain itu, anggota masyarakat harus benar benar disiplin menjaga jarak dan tidak kemana mana atau tinggal di rumah saja,” papar Drajat Wibowo menambahkan.
• Djoko Santoso Meninggal Dunia, Fadli Zon Pertanyakan Kenapa Joko Widodo Tidak Beri Ucapan Duka Cita
• Update Corona Global 12 Mei 2020 Pagi: Total 4,25 Juta Kasus di Seluruh Dunia, Rusia Salip Italia
Dradjat juga berharap pemerintah bisa menugaskan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor industri obat atau farmasi, untuk memproduksi vaksin Covid-19.
Sehingga vaksin tersebut bisa segera ditemukan dan diproduksi secara massal.
Dengan adanya vaksin, masyarakat tidak akan lagi punya rasa khawatir yang tinggi terinfeksi Covid-19.
“Selain itu, juga meninggalkan ketergantungan kita kepada import. Sebab jika terjadi wabah yang mendunia seperti saat ini, negara negara lain yang menemukan dan memproduksi vaksn dan obat obatan Covid-19 pasti lebih memprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu," ujarnya..
Drajad mengatakan kalau kita mampu memproduksi vaksin dan obat-obat pencegah Covid-19 maka kita akan terlepas dari ketergantungan kepada negara lain dalam hal pencegahan dan pengobatan Covid 19.
"Disamping kita juga dapat menekan harga vaksin itu sendiri sehingga terjangkau oleh masyarakat.” papar Dradjat Wibowo.
Menurut Drajat Wibowo, kunci dari keberhasilan penghentian penularan dari Covid-19 ada pada penemuan vaksin atau obat yang dapat mencegah setiap manusia tertular Covid -19.
Jika vaksin belum ditemukan, maka suatu saat wabah Covid 19 akan kembali meledak.
Dradjat Wibowo sendiri sangat yakin, putra putri terbaik Indonesia akan dapat menemukan vaksin atau obat anti Covid-19.
Asalkan diberikan kepercayaan dan dukungan teknologi dan keuangan yang cukup dari pemerintah.
Karena itu, Dradjat meminta pemerintah harus memprioritaskan produksi dalam negeri daripada impor.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jika Vaksin dan Obat Anti Covid-19 Belum Ditemukan, Wabah Diprediksi Masih Akan Terus Berlanjut
Penulis: Hasanudin Aco