Kabar Internasional

Mirip dengan Ekuador, Kini Rusia Kewalahan Perangi Covid-19: Susah Sekali Menyembunyikan Jenazah

Mirip dengan Ekuador, kini Rusia kewalahan perangi Covid-19, jumlah kematian yang dilaporkan kurang dari 3 ribu jiwa terus dipertanyakan kebenarannya.

OLGA MALTSEVA / AFP
Pekerja pemakaman yang mengenakan alat pelindung saat mengubur korban virus corona di pemakaman di pinggiran Saint Petersburg pada 6 Mei 2020 - Mirip dengan Ekuador, kini Rusia kewalahan perangi Covid-19, jumlah kematian yang dilaporkan kurang dari 3 ribu jiwa terus dipertanyakan kebenarannya. 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin sempat mengklaim telah berhasil menguasai penyebaran penyakit Covid-19 pada akhir Maret lalu.

Namun pada pertengahan bulan Mei, Rusia menjadi negara nomor tiga dengan jumlah kasus penyebaran virus corona tertinggi di dunia.

Dikutip dari live update pada laman worldometers.info, hingga Sabtu (16/5/2020) pukul 12.19 WIB, Rusia telah mencatatkan 262.843 kasus positif virus corona dengan total kematian 2.418 jiwa.

Update Covid-19 Global Sabtu, 16 Mei 2020 Siang: Kasus Kematian di 12 Negara sudah Lampaui China

Sementara selama sepekan terakhir, Rusia telah mencatat paling sedikit 10 ribu kasus yang dilaporkan setiap harinya.

Di ibu kota Moskow, wali kota setempat mengatakan jumlah kasus sebenarnya mungkin melebihi 300 ribu kasus.

Jumlah kematian sejauh ini yang dilaporkan kurang dari 3 ribu jiwa, meski laporan ini tetap dipertanyakan berbagai pihak terkait kebenaran angka kematian di Rusia.

Sebab, angka kematian di Moskow saja selama bulan April sepertinya sudah naik hampir 20 persen dari biasanya.

Pekerja pemakaman yang mengenakan alat pelindung saat mengubur korban virus corona di pemakaman di pinggiran Saint Petersburg pada 6 Mei 2020.
Pekerja pemakaman yang mengenakan alat pelindung saat mengubur korban virus corona di pemakaman di pinggiran Saint Petersburg pada 6 Mei 2020. (OLGA MALTSEVA / AFP)

Alami Lonjakan, Total Kasus Virus Corona di Rusia Tembus Angka 221 Ribu

Peristiwa ketidakakuratan angka kematian Covid-19 ini mirip dengan apa yang terjadi di negara Amerika Latin, Ekuador.

Dikutip dari BBC, Presiden Ekuador, Lenin Moreno mengakui pemerintahan telah gagal mengatasi krisis kesehatan akibat pandemi virus corona ini karena ambruknya pertahanan layanan kesehatan di negaranya.

Hingga 16 April, pemerintah yakin hanya 400 orang meninggal dunia karena virus corona.

Namun, setelah Satuan Tugas Gabungan Virus Corona mengumpulkan semua data, gambaran besarnya berubah.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Satgas Pemerintah Ekuador, Jorge Wated.

"Dengan angka yang kita dapat dari Kementerian Dalam Negeri, tempat pemakaman umum, kantor pencatatan sipil dan tim kami, kami sudah menghitung setidaknya 6.703 kematian di Guayas di 15 hari pertama pada April," kata Jorge Wated.

"Rata-rata mingguan di sini mencapai 2.000. Jadi, kami sudah mencatat 5.700 kematian dari biasanya," lanjutnya.

Orang-orang menunggu di samping peti mati dan kotak kardus untuk menguburkan orang-orang yang mereka cintai di luar kuburan di Guayaquyil, Ekuador, pada 6 April 2020.
Orang-orang menunggu di samping peti mati dan kotak kardus untuk menguburkan orang-orang yang mereka cintai di luar kuburan di Guayaquyil, Ekuador, pada 6 April 2020. (Jose Sanchez / AFP)

Laporkan 5.000 Kematian Hanya dalam Semalam, Presiden Ekuador Akui Negaranya Gagal Hadapi Covid-19

Sementara di Rusia, bukan masalah fasilitas kesehatan yang menjadi penghalang, akan tetapi akibat ketidakpedulian negara terhadap petugas kesehatan.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved