Perawat Wafat di Tengah Wabah Covid-19, Dokter Tirta: Jangan Biarkan Pengorbanan Kolega Kami Sia-sia
Dokter sekaligus influencer Tirta Mandira Hudhi mengabarkan satu lagi tenaga medis yang meninggal dunia di tengah perjuangan melawan Covid-19.
TRIBUNPALU.COM - Dalam perjuangan merawat pasien virus corona Covid-19, dokter dan perawat berada di garda terdepan.
Risiko tertular virus corona Covid-19 yang dihadapi para tenaga medis pun sangat tinggi.
Hingga sejumlah dokter dan perawat meninggal dunia akibat terpapar virus yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan berbagai komplikasi tersebut.
Dokter sekaligus influencer Tirta Mandira Hudhi membagikan kabar satu lagi tenaga medis yang meninggal dunia di tengah perjuangan melawan Covid-19.
Kabar tersebut ia bagikan lewat akun Instagramnya, @dr.tirta pada Senin (18/5/2020) siang hari ini.
Pria yang akrab disapa Dokter Tirta ini mengunggah foto seorang perawat yang meninggal dunia.
Dalam foto tersebut terdapat tulisan:
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun"
"Turut berduka cita sedalam2nya atas gugurnya rekan kerja kami"
"Ari Puspita Sari, S.Kep., Ns."
"Bersama janin yang dikandungnya"
"Semoga khusnul khotimah, keluarga yang ditinggalkan tabah..."
"Jangan biarkan pengorbanan nya sia2..."
• Sandiaga Uno Blak-blakan Ungkap Uang yang Dikeluarkan untuk Pilpres dan Pilgub, Capai Rp 1 Triliun
• Kesal Masyarakat di Sejumlah Daerah Kembali Mulai Berkerumun, Aming Gaungkan Indonesia Terserah
Di unggahan tersebut, Dokter Tirta juga membubuhkan caption atau keterangan mengenai pengorbanan para tenaga medis dalam menghadapi pandemi virus corona Covid-19.
Ia memberikan ucapan duka cita dan ungkapan bendera setengah tiang serta hormat setinggi-tingginya atas kepergian perawat Ari Puspita Sari.
Dokter Tirta menyebut, para tenaga medis selalu siap untuk berkorban demi negara.
Meski lima tahun lagi, belum tentu akan ada yang ingat hari ini, hari di mana satu lagi perawat yang meninggal dunia di tengah perjuangan menangani Covid-19.
Dokter Tirta menegaskan, para tenaga medis tak pernah melawan meski mendapat berbagai rintangan.
Seperti dibully, dibilang ini-itu, dibilang tidak ikhlas, sempat ditolak warga, hingga dibilang berlebihan.
Jika Indonesia selamat dari Covid-19, Dokter Tirta pun meminta masyarakat untuk mengingat perjuangan para dokter dan perawat.
Dokter kelahiran 30 Juli 1991 ini juga mengingatkan agar masyarakat tidak membiarkan pengorbanan koleganya sia-sia.
Berikut unggahan di Instagram Dokter Tirta

• Dokter Tirta Tanggapi Penolakan Tenaga Medis dan Jenazah Covid-19: Yang Harus Diedukasi itu Society
• Sempat Minta Maaf, Indira Kalistha Ngaku Introvert, Psikolog: Introvert Kalau Ngomong Dipikir Dulu
• Pandemi Covid-19, Yuni Shara Makin Jarang Bertemu dengan Krisdayanti: Harus Janjian Dulu
Sebelumnya, sebuah video singkat yang menampilkan pasien yang terbaring di ranjang sedang didorong oleh para tenaga medis di lorong sebuah rumah sakit menjadi viral di media sosial Twitter.
Video tersebut viral setelah diunggah oleh akun Twitter @yetwis pada Minggu (17/5/2020) kemarin.
Dalam unggahan ini, terdapat caption yang menerangkan kondisi pasien yang diketahui merupakan perawat Rumah Sakit Royal Surabaya dan disebut positif Covid-19.
Saat dibawa dengan ranjang rumah sakit, diketahui pula perawat tersebut sedang dalam kondisi hamil empat bulan dan harus dipasangi respirator untuk membantunya bernafas.
"Seorang perawat RS Royal Surabaya, positif Covid-19 dalam keadaan hamil 4 bulan, sudah menggunakan respirator."
"Mohon doa untuk ibu dan calon bayi."
"Semoga beliau dan semua yang sedang bertugas di garda depan kuat dan selamat. "
"Tuhan memberkati kalian semua! @blogdokter"
Namun, pada Senin (18/5/2020) hari ini, pemilik akun Twitter @yetwis kembali mengabarkan kabar meninggalnya pasien perawat tersebut.
Pemilik akun Twitter @yetwis membagikan gambar ucapan duka cita dari Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Jawa Timur atas meninggalnya Suster Ari Puspita Sari.
Dalam unggahan tersebut, terdapat pula caption yang berbunyi:
"Suster Ari gugur dalam tugas melawan pandemi bersama bayi yang masih dikandung dalam rahimnya."
"Surga untukmu dan para tenaga medis yang telah gugur."
• Kisah Slamet, Pemulung yang Tetap Cari Harta Karun di Bantar Gebang di Tengah Wabah Covid-19
• Wakil Wali Kota Bekasi Sarankan Warga Lakukan Halalbihalal Virtual saat Idul Fitri Mendatang
Ada Stigma Negatif terhadap Tenaga Medis di Indonesia, Dokter Tirta: Lawan Virusnya, Bukan Orangnya

Menanggapi adanya stigma negatif yang diterima oleh para tenaga medis di Indonesia yang menangani Covid-19, dokter Tirta Mandira Hudhi angkat suara.
Pria yang akrab disapa Dokter Tirta ini menyuarakan pendapatnya soal stigma terhadap para tenaga medis lewat unggahan di akun Instagramnya, @dr.tirta pada Rabu (1/4/2020).
Dokter Tirta mengunggah foto dirinya bersama empat orang tenaga medis yang kesemuanya mengenakan masker.
Mengawali caption unggahan tersebut, Dokter Tirta menyuarakan gerakan LAWAN VIRUSNYA, BUKAN ORANGNYA.
Ia menyebut tenaga medis dijauhi masyarakat dan mendapat stigma negatif karena merawat pasien Covid-19.
Beberapa di antara tenaga medis itu pun mengalami stres, banyak tekanan, hingga menangis di rumah setiap kali ia pulang.
Sementara itu, stigma negatif juga muncul terhadap orang-orang yang baru berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dokter Tirta menyebut, orang-orang ini dikucilkan dan dianggap aib di lingkungannya .
Sampai-sampai ada Ketua RT yang harus memberikan edukasi setiap rumah.
Melanjutkan pendapatnya, Dokter Tirta mengingatkan bahwa Covid-19 menular lewat droplet.
Covid-19 baru bisa menular lewat udara (airborne) hanya dalam kondisi tertentu.
Ia menjelaskan, cara Covid-19 menular lewat udara hanya kalau ada tindakan medis di mulut yang memakai aerosol, jadi yang paling berpotensi tertular lewat udara adalah tenaga medis.
Sehingga, tenaga medis harus memakai pelindung wajah (faceshield).
Dokter Tirta pun mengingatkan, bahwa tak hanya Covid-19 saja yang mendapat stigma.
Namun juga penderita HIV AIDS, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) juga mendapat stigma buruk dan dikucilkan.
• Google Tidak Beri Lelucon April Mop Tahun Ini, Tak Ingin Pengguna Resah di Tengah Wabah Covid-19
• Gunakan Permodelan Matematika, Alumnus UI Prediksi Kapan Wabah Covid-19 di Indonesia Berakhir
Dokter Tirta pun menyerukan untuk menjauhi virus, bukan orangnya.
Ia mengimbau agar para tenaga medis selalu disambut dan diberi semangat dalam menjalani perang melawan Covid-19.
Ia tak ingin para tenaga medis mengalami stres atau tertekan, karena jika begitu, masyarakat-lah yang merugi.
Selain itu, Dokter Tirta meminta agar ODP dan PDP selalu diberi dukungan.
Karena jika stres, para pasien itu tidak segera sembuh.
Berikut unggahan Dokter Tirta di akun Instagramnya:
LAWAN VIRUSNYA BUKAN ORANGNYA -
•
SEBUAH GERAKAN #KAMIBERSAMAKALIAN !
•
Banyak cerita masuk ke email saya, tenaga medis dijauhi, mendapat stigman negatif karena melawan covid. Stress, pressure, sampe ada yg menangis di rumah tiap pulang
•
Ada penderita baru ODP, dan PDP, di kucilkan, kaya dianggep aib. Sampe akhirnya KETUA RT harus mengedukasi tiap rumah
•
Kawan. Covid 19 itu menular lwt droplet. Dia bisa via airbone dalam kondisi TERTENTU, itu pun hanya kalo ada tindakan medis di mulut yg pake aerosol. So yg paling mungkin kena airbone ya tenaga medis. Makanya pake faceshield
•
Kalo warga, kehidupan kampung, yo ga ngaruh. Jangan jauhi donk
•
Dari zaman HIV AIDS, ODHA sering mendapatkan stigma buruk dari rakyat. Sekarang COVID. Why? Kenapa selalu orngnya kita kucilkan? Bayangkan kalo itu keluargamu? Harusnya kita kasi semangat kawan. Support
•
Inget kawan. Jauhi virusnya. Sambutlah tenaga medis. Kasi mreka semangat. Bahkan sepucuk surat , bisa jadi penyemangat temen temen saya. Mereka juga punya keluarga. Saya tau ini kewajiban mereka. Tapi serius. Kalo sampe tenaga medis stress, tertekan . Maka siapa yg rugi? Kita semua
•
Pasien ODP dan PDP juga harus kita support. Karena kalo stress mereka ga sembuh2. Yok lah. Bareng2 kita jaga kebersamaan
•
•
Yuk bantu gue, edukasikan #lawanvirusnya #bukanorangnya !
(TribunPalu.com/Rizki A.)