Jusuf Kalla Tanggapi Pernyataan Joko Widodo yang Minta Masyarakat Berdamai dengan Covid-19

Jusuf Kalla berasumsi ajakan berdamai tersebut sebagai dorongan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla memberikan sambutan saat Munas PMI XXI di Jakarta, Senin (16/12/2019). Munas diikuti oleh 800 peserta yang merupakan jajaran pengurus PMI di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta mitra PMI. 

TRIBUNPALU.COM - Wabah virus corona Covid-19 masih meluas dan belum memperlihatkan tanda-tanda berakhir.

Pemerintah pun menerapkan berbagai langkah dan kebijakan untuk menangani wabah virus bernama ilmiah SARS-CoV-2 ini.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla pun memberikan tanggapannya terkait penanganan virus corona di Indonesia.

Pertama, Jusuf Kalla turut angkat bicara terkait ajakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar masyarakat bisa berdamai dengan Covid-19.

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Jusuf Kalla mengatakan, istilah 'berdamai' baru bisa dilakukan apabila kedua belah pihak sama-sama menginginkan perbaikan.

"Berdamai itu kalau dua-duanya ingin berdamai, kalau kita hanya ingin damai tapi virusnya enggak bagaimana? kata pria yang akrab dipanggil Pak JK tersebut.

Pandemi Covid-19 Akibatkan Krisis di Indonesia, Apa Bedanya dengan Krisis 98?

Politikus PKS: Pemerintah Harus Konsisten agar Masyarakat Patuh Aturan PSBB di Masa Pandemi Covid-19

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Dokumentasi Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menurut Jusuf Kalla, ajakan untuk berdamai cukup kontras dengan sifat virus corona itu sendiri.

Jika dilihat dari keganasan virus corona Covid-19, lanjut Jusuf Kalla, semestinya tidak bisa untuk diajak damai.

Ditambah lagi, virus corona tidak memilih siapa yang akan menjadi korbannya.

Lantaran hal itu, Jusuf Kalla menilai, bahwa istilah berdamai kurang tepat ketika terjadi pandemi Covid-19.

"Jadi istilah damai agak kurang pas karena damai itu harus kedua belah pihak," ungkap Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla berasumsi ajakan berdamai tersebut sebagai dorongan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Seperti menggunakan masker saat keluar rumah hingga rajin untuk mencuci tangan.

"Mungkin kebiasaan kita yang harus pakai masker terus, cuci tangan terus. Tidak berarti kita berdamai, risikonya mati," paparnya.

Epidemiolog Sebut Pola New Normal di Indonesia Bisa Efektif Jika Pemerintah Konsisten

Achmad Yurianto Ajak Masyarakat Adaptasi dengan New Normal selama Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan

Kedua, Jusuf Kalla juga memberikan tanggapannya apabila pemerintah menggunakan opsi herd immunity untuk menghadapi Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved