Protokol Masyarakat Hidup Aman dengan Covid-19 Dirumuskan, Daya Tular Virus Corona Harus Diturunkan
Harus ada ketentuan tentang bagaimana caranya hidup berdampingan, mengingat virus corona Covid-19 begitu mudah menular.
TRIBUNPALU.COM - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharto Manoarfa mengatakan, pemerintah tengah merumuskan protokol masyarakat produktif dan aman dari Covid-19.
Pemerintah menyiapkan dasar argumentatif dalam menerapkan kebijakan tersebut sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
"(Harus) kredibel data-datanya itu. Sehingga dengan demikian kita bisa punya pertanggungjawabkan akuntabilitasnya kepada publik. Bahwa kalau sebuah kebijakan itu ditelurkan, terutama terkait dengan kesehatan, itu benar-benar bisa diterima," ujar Suharso melalui video conference, Rabu (20/5/2020).
Suharso mengatakan, saat ini tidak ada pilihan dalam menghadapi penyebaran Covid-19, selain dengan hidup berdampingan.
• Jumlah Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Pemerintah Diminta Tidak Longgarkan PSBB
• Cuma Ambil Untung Rp1.000 per Porsi Geprek Bensu, Ruben Onsu: Saya Mah Bukan Usaha yang Mewah Gitu
• Setelah Viral Lelang Keperawanan Rp2 Miliar dan Minta Maaf, Sarah Keihl Rehat dari Media Sosial
Namun, harus ada ketentuan tentang bagaimana caranya hidup berdampingan, mengingat virus corona Covid-19 begitu mudah menular.
Pemerintah pun merujuk pada aturan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam merumuskan protokol masyarakat produktif yang aman dari Covid-19.
"Jadi WHO memberikan beberapa indikator yang diminta untuk dapat dipatuhi oleh semua negara di dunia. Dalam rangka menyesuaikan kehidupan normalnya, new normalnya itu dengan Covid-19, sampai kita belum menemukan vaksin," tuturnya.
"Pertama adalah terkait dengan bagaimana kita tidak menambah penularan atau memperluas penularan, atau kita semaksimalnya mengurangi penularan," kata Suharso Monoarfa.
Lalu, Suharso Monoarfa menyinggung soal cara menekan laju penyebaran wabah virus corona Covid-19 dengan mempertimbangkan daya tular.
Menurut Ketua Umum PPP itu, terdapat sebuah metode yang disebut dengan basic productive number.
Yaitu, angka yang menunjukkan daya tular sebuah virus, bakteri, atau penyakit.
"Misalnya campak itu daya tularnya 12 sampai 18," kata Suharso, "artinya basic reproductive number atau yang disingkat dengan R0, atau R-naught, itu campak 12-18, dan dia melalui aerosol."
"Kemudian, ada juga misalnya batuk rejan atau perkusis itu 5,5. Kemudian, kalau kita ingat flu Spanyol pada 100 tahun yang lalu itu 1,4 sampai 2,8. Artinya satu orang itu bisa menularkan sampai 2,3 orang," jelasnya.
Sementara, menurut Suharso, R0 untuk Covid-19 yang dicatat WHO angkanya berkisar antara 1,9 hingga 5.
Untuk Covid-19 di Indonesia, nilai basic reproductive number (R0) diperkirakan sebesar 2,5.