Tanggapi soal New Normal, Sudjiwo Tedjo: Cuma Konkretkan Simbol 'Maut', yang Sewaktu-waktu Menjemput

Dalam sebuah utas Twitter, Sudjiwo Tedjo sebut 'new normal' cuma mewujudkan secara nyata simbol 'maut' yang bisa sewaktu-waktu merenggut nyawa manusia

Editor: Imam Saputro
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Dalam sebuah utas Twitter, Sudjiwo Tedjo sebut 'new normal' cuma mewujudkan secara nyata simbol 'maut' yang bisa sewaktu-waktu merenggut nyawa manusia 

TRIBUNPALU.COM - Wacana pemerintah untuk memulihkan roda ekonomi dengan mulai membuka industri dan perdagangan secara normal ramai dibicarakan publik.

Sebelum memasuki era yang disebut kenormalan baru alias new normal, Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia harus tetap produktif namun tetap aman dari infeksi Covid-19.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Misalnya dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak fisik di tempat umum.

"Kita ingin sekali lagi masuk ke normal baru, tatanan baru dan kita ingin muncul kesadaran dan kedisiplinan kuat sehingga R0 (basic reproductive number) bisa kita tekan di bawah 1," ujar Jokowi, Selasa (26/5/2020), seperti dikutip Kompas.com.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mendampingi Presiden Jokowi meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di sarana publik. Lokasi pertama yang dikunjungi Presiden Jokowi di sekitaran Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020).
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mendampingi Presiden Jokowi meninjau kesiapan penerapan prosedur standar New Normal di sarana publik. Lokasi pertama yang dikunjungi Presiden Jokowi di sekitaran Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020). (Istimewa via TribunJakarta.com)

New Normal Dimulai di 4 Provinsi, Ratusan Ribu Personel TNI-Polri Akan Berjaga di Pusat Keramaian

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menerbitkan protokol new normal untuk wilayah perkantoran dan industri.

Implementasi new normal diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi yang dirilis pada Senin (25/5/2020).

Hal ini pun menarik perhatian budayawan Indonesia, Sudjiwo Tedjo.

Ia berpendapat bahwa new normal hanyalah usaha untuk mewujudkan simbol batas antarmanusia.

Tanggapan tersebut Sudjiwo Tedjo tuangkan dalam utas akun Twitter pribadinya, @sudjiwotedjo, Selasa (26/5/2020).

Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar. Kamis (10/10/2013). Kegiatan antar Perguruan Tinggi se Indonesia ini, mengambil tema
Budayawan Sujiwo Tejo menjadi Keynote Speaker pada Parade Bahasa Nasional 2013 di Kampus Universitas Negeri Makassar, Kamis (10/10/2013).  (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Banyak Kerumunan di Bandara Soetta dan McD, Sudjiwo Tedjo yang Sudah Dua Bulan di Rumah Merasa Gidik

Pegiat seni itu mengibaratkan new normal sebagai simbol maut yang artinya bisa sewaktu-waktu merenggut nyawa manusia dengan berbagai penyebab.

"1) New Normal bagiku cuma meng-kongkretkan simbol Maut yg sejak dulu sudah bisa sewaktu2 menjemput kita via berbagai lantaran," tulis @sudjiwotedjo.

Ia melanjutkan, manusia sudah akrab untuk menghindari risiko kematian dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat.

Namun, karena simbol maut kali ini berupa virus corona, manusia pun harus beradaptasi lebih dengan sering melakukan cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak fisik.

"Sejak dulu kita menghindari datangnya simbol itu dgn olahraga, makan sehat, teratur dll. Kini plus cuci tangan, maskeran, jaga jarak dll," lanjutnya.

Bagi Sudjiwo Tedjo saat ini simbol batas harus benar-benar dikonkretkan dengan sesuatu yang pakem karena menurutnya manusia sudah tak lagi menjadi makhluk simbolis, di mana selalu bergantung pada suatu simbol seperti nama.

"2) Apakah dgn Corona ini manusia sudah berhenti jadi Makhluk Simbolis? Jauh sblm muncul Corona, kita sudah terhina menjadi bukan Makhluk Simbolis lagi. Pembatas tengah/marka jalan raya sudah harus dikonkretkan dgn dibeton dan dipagari, tak cukup lagi simbol garis putih tak putus2," tutup @sudjiwotedjo pada utasnya.

Viral Foto Antrean Penumpang di Bandara Soetta, Sudjiwo: Apa Artinya Selama Ini Aku Tak Keluar Rumah

Sebelumnya, tanda pagar #newnormal telah digaungkan warganet Twitter hingga menjadi trending topic hari ini.

Dilansir trend24.in, tagar itu telah dicuitkan lebih dari 10 ribu kali.

#newnormal
#newnormal (trends24.in)

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menyusun tahapan atau fase pembukaan kegiatan bisnis dan industri di tengah pandemi Covid-19.

Dikutip dari Kontan, Selasa (26/5/2020), berikut timeline fase new normal untuk pemulihan ekonomi dalam lima tahapan:

Fase 1 (1 Juni)

Industri dan jasa dapat beroperasi dengan protokol kesehatan Covid-19.

Mall belum boleh beroperasi, kecuali toko penjual masker & fasilitas kesehatan.

Fase 2 (8 Juni)

Toko, pasar dan mall diperbolehkan pembukaan toko namun dengan protokol kesehatan.

Fase 3 (15 Juni)

Mall tetap seperti fase 2, namun ada evaluasi pembukaan salon, spa, dan lainnya.

Tetap dengan protokol kesehatan Covid-19 Sekolah dibuka namun dengan sistem shift.

Amien Rais Berpandangan Bahwa New Normal Istilah yang Salah Arah, Pimpinan DPR: Saya Nggak Sepakat

Fase 4 (6 Juli)

Pembukaan kegiatan ekonomi dengan tambahan evaluasi untuk pembukaan secara bertahap restoran, cafe, bar, dan lainnya dengan protokol kebersihan yang ketat.

Kegiatan ibadah diperbolehkan dengan jumlah jamaah dibatasi.

Fase 5 (20-27 Juli)

Evaluasi untuk 4 fase dan pembukaan tempat-tempat atau kegiatan ekonomi dan kegiatan sosial berskala besar.

Akhir Juli/awal Agustus 2020 diharapkan seluruh kegiatan ekonomi sudah dibuka.

Roda Ekonomi Harus Tetap Berputar, Kementerian Kesehatan RI Rilis Panduan New Normal di Tempat Kerja

Kebijakan tak Konsisten, Sudjiwo Tedjo Umpamakan seperti Perempuan: Jangan Kasih Kami Rasa Bingung

Sebelumnya, Sudjiwo Tedjo pernah menanggapi soal kebijakan pemerintah yang mulai terlihat tidak konsisten untuk menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

Sebab, menurutnya ketidak-konsistenan pemerintah dalam membuat kebijakan justru akan merusak rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemangku pemerintahan.

Hal itu Sudjiwo Tedjo ungkapkan dalam sebuah utas akun Twitter pribadinya, @sudjiwotedjo pada Selasa (12/5/2020).

Tak hanya soal kebijakan yang tak konsisten, seniman yang akrab disapa Mbah Tedjo ini menyoroti isu ekonomi.

Yakni soal nilai rupiah yang akan terus menurun dan harga BBM yang menurutnya bisa turun harga tetapi nyatanya tidak terjadi penurunan harga di Indonesia.

Budayawan Sudjiwo Tedjo.
Budayawan Sudjiwo Tedjo. (Instagram/president_jancukers)

Soroti Kebijakan Jokowi Soal Larangan Mudik Lebaran 2020, Sudjiwo Tedjo: Ini Baru Presiden, Salut

Dua hal itulah yang menurut Mbah Tedjo dianggap sebagai kecemasan pemerintah saat menghadapi pandemi virus corona ini.

Namun, baginya isu ekonomi itu tidak perlu menjadi santer perhatian pemerintah lantaran situasi tersebut masih bisa diatasi dengan berbagai cara.

"Yg paling mencemaskan bukan rupiah akan jeblok & rakyat makin susah krn di tengah situasi harga BBM bisa turun tp tidak turun. Bukan. Itu masih bisa diatasi," cuit @sudjiwotedjo, Selasa (12/5/2020).

Menurut Sudjiwo Tedjo justru yang harusnya menjadi kecemasan pemerintah adalah kepercayaan rakyat.

Kepercayaan lah yang seharusnya bisa terpelihara baik oleh pemerintah.

Pasalnya, rasa percaya rakyat bisa tergerus akibat ketidak-konsistenan kebijakan.

"Tapi kalau kepercayaan kita kpd seluruh institusi jadi tergerus lalu lenyap krn rutinitas ketidak-konsistenan kebijakan," lanjutnya.

Utas Twitter Sudjiwo Tedjo, Selasa (12/5/2020).
Utas Twitter Sudjiwo Tedjo, Selasa (12/5/2020). (Tangkapan Layar @sudjiwotedjo)

Sudjiwo Tedjo Kritik Tata Bahasa SBY Saat Tuliskan Hal Ini: Pakai Aja Komposer Sah Kok

Seniman kelahiran Jember 57 tahun silam itu juga memberikan analogi ketidak-konsistenan kebijakan seperti halnya perempuan saat menjalin hubungan asmara.

Bedanya, perempuan membuat kebingungan itu menjadi indah.

Namun, sikap ketidak-konsistenan jika diterapkan dalam urusan negara tidak akan menjadi indah.

"Ketidak-konsistenan perempuan dalam pasangan cinta itu indah. Mulutnya mengusir tapi matanya menahan. Duh ini membingungkan yg indah. Tapi jangan di dalam bernegara," tulis @sudjiwotedjo.

Bagi Sudjiwo Tedjo, rakyat akan bisa memaklumi jika pemerintah tidak bisa memberikan lapangan pekerjaan.

Namun, menurutnya juga tak baik jika pemerintah terus memberikan rasa bingung kepada rakyatnya di masa-masa sulit seperti ini.

"Kalau negara gak sanggup ngasih kami kerjaan dll, ok, kami maklum, tapi jangan ngasih kami rasa bingung," pungkasnya.

Utas Twitter Sudjiwo Tedjo, Selasa (12/5/2020).
Utas Twitter Sudjiwo Tedjo, Selasa (12/5/2020). (Tangkapan Layar @sudjiwotedjo)

(TribunPalu.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Muhammad Idris, Rakhmat Nur Hakim)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved