WHO Keluarkan Pernyataan Membingungkan soal OTG Covid-19, Begini Duduk Perkara dan Klarifikasinya

Orang yang tidak menunjukkan gejala tetap dapat menyebarkan virus corona Covid-19, baik nantinya mereka merasa sakit atau tidak.

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test. 

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk pandemi Covid-19 mengatakan, para ilmuwan belum mengetahui seberapa sering OTG menularkan virus ke orang lain.

"Mayoritas penularan yang kita ketahui adalah orang yang memiliki gejala (Covid-19) menularkan virus ke orang lain melalui droplet infeksius," ujan Van Kerkhove, dilansir STAT News, (9/6/2020).

"Memang ada sebagian orang yang tidak mengembangkan gejala. Dan untuk benar-benar memahami seberapa berpengaruh OTG menularkan virus, kami belum memiliki jawaban untuk itu," ujarnya.

Tanggapan Kuasa Hukum Benny Sujono soal Ruben Onsu yang Tetap Gunakan Nama Geprek Bensu

Curhat Wanita yang Dihina Fisiknya oleh Saudara Jadi Viral, Ini Tanggapan Psikolog soal Body Shaming

Bintang Emon Diserang Buzzer di Medsos, Pihak Istana: Jika Merasa Dirugikan, Silakan Dilaporkan

Keambiguan ini muncul tak lepas dari perbedaan istilah yang dipakai untuk merujuk pada pasien asimptomatik. Beberapa kasus Covid-19 memang sepenuhnya tanpa gejala.

Namun terkadang, istilah pasien asimptomatik juga digunakan untuk menggambarkan orang yang sudah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala.

Penelitian menunjukkan, banyak orang terinfeksi sebelum mereka merasa sakit atau menunjukkan gejala, selama periode yang ditentukan.

Dalam pertemuan itu, Van Kerkhove mencatat bahwa ketika petugas kesehatan meninjau kasus yang awalnya dilaporkan tanpa gejala, ternyata banyak di antaranya setelah itu memiliki gejala penyakit sangat ringan.

"Ada beberapa orang yang terinfeksi dan benar-benar tidak menunjukkan gejala. Namun, negara-negara yang melakukan pelacakan kontak terperinci tidak menemukan transmisi sekunder dan lainnya dari kasus tersebut. "Ini yang sangat langka," kata Van Kerkhove.

Dia menambahkan, pihaknya terus mempertimbangkan data dan bukti yang ada. WHO pun terus menggali lebih banyak informasi dari banyak negara terkait persoalan ini.

Van Kerkhove pun mengakui bahwa penggunaan frasa "sangat jarang" adalah miskomunikasi.

Pernyataan itu berdasar pada temuan sejumlah kecil studi yang meneliti kasus pasien Covid-19 tanpa gejala dan melacak berapa banyak mereka dapat menularkan ke orang lain.

Van Kerkhove berkata, dia tidak bermaksud mengatakan baha penularan tanpa gejala jarang terjadi, karena ini belum diketahui secara pasti.

Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test.
Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Tentang riset OTG

Sebagian orang berpendapat bahwa WHO mengatakan OTG corona tidak menyebarkan virus.

Jikapun terjadi penyebaran, hal ini sangat langka.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved