Tanggapi Soal Kemarahan Jokowi Terhadap Para Menteri, Fahri Hamzah: Presiden Seperti Mengiba

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menanggapi soal kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap para menteri.

Facebook Trans7
Fahri Hamzah 

TRIBUNPALU.COM - Kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) rupanya mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Salah satunya dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fahri Hamzah.

Fahri mengatakan, pernyataan yang disampaikan Jokowi agak tidak biasa.

Hal itu disampaikan Fahri dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (1/7/2020).

Pertama, soal Jokowi yang dengan tegas meminta para pembantunya memiliki perasaan krisis menangani pandemi Covid-19.

Ancaman Jokowi akan Reshuffle Kabinet, Pengamat Politik: Kalau Mau, Ganti Menkes Itu dari Dulu-dulu

Presiden Jokowi Ingatkan Pemda Tak Perlu Paksakan Penerapan New Normal: Kalau Naik Ya Tutup Lagi

Fahri Hamzah meyakini, permasalahan banjir dan macet di Jakarta akan lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden dibanding gubernur. (Instagram @fahrihamzah)
Fahri Hamzah meyakini, permasalahan banjir dan macet di Jakarta akan lebih mudah diselesaikan oleh kebijakan presiden dibanding gubernur. (Instagram @fahrihamzah) (Instagram @fahrihamzah)

"Pernyataan agak tidak biasa, bayangkan presiden mengatakan, 'kita harus punya sense of crisis', saya ingin sekali presiden ngomong begini, 3 atau 4 bulan yang lalu."

"Ketika orang-orang di luar sudah ribut, kita sendiri masih protektif, seolah-olah kita lebih dari negara-negara lain," ungkap Fahri.

Kemudian, pernyataan presiden yang meminta menterinya memiliki 'perasaan yang sama' dalam penanganan Covid-19.

Fahri menilai, dari pernyataan itu, presiden seolah mengiba kepada para pembantunya.

"Presiden meminta, ini luar biasa, meminta kita punya perasaan yang sama, itu kan luar biasa."

"Kalau saya menonton itu berkali-kali, presiden seperti mengiba 'ayolah kita punya perasaan yang sama dong tentang keadaan ini'," terang Fahri.

Ketiga, Fahri menyoroti soal pernyataan presiden yang menyebut para pembantunya seperti tak punya perasaan.

Fahri menafsirkan, dalam hal itu, presiden seolah-olah menuduh para menterinya tidak punya perasaan.

"Kemudian presiden mengatakan, banyak yang nggak punya perasaan, waduh itu luar biasa."

"Jadi mungkin dia menuduh menteri-menterinya nggak punya perasaan," ungkap Fahri.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved