Akan Dihadiri Donald Trump, Perayaan 4 Juli di Mt. Rushmore Dikhawatirkan Jadi Superspreader Corona
Perayaan 4 Juli dengan pertunjukan kembang api di Mount Rushmore tersebut tidak mewajibkan masker dan social distancing.
Memang, potensi penularan virus corona di luar ruangan (outdoor) lebih kecil daripada di dalam ruangan (indoor).
Namun, ada bukti yang menunjukkan masih adanya risiko terpapar virus dari orang yang berada di jarak yang dekat dan dalam periode waktu tertentu tanpa mengenakan masker.
• Laudya Cynthia Bella Tegar saat Ungkap Soal Perceraian, Pakar Sebut Ada Kesedihan yang Disembunyikan
• Ada Penumpang WNA Meninggal Dunia dalam Penerbangan, Ini Kata Direktur Utama Garuda Indonesia
• Pesta Pernikahan di India Jadi Kluster Covid-19: Mempelai Pria Meninggal, 100 Lebih Tamu Terinfeksi
Sementara itu, Presiden Asosiasi Medis Negara Bagian South Dakota Dr. Benjamin C. Aaker mengatakan kepada AP, event tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan yang besar terhadap masyarakat setempat.
Pennington County, wilayah di mana Mount Rushmore berada, telah mencatatkan 518 kasus Covid-19 terkonfirmasi dan 16 kematian.
"Jika tetap mengadakan event ini, kami khawatir bakal ada penyebaran wabah yang lebih besar," kata Aaker.
"Kami tahu, jika wabah semakin merebak, maka kami akan dengan cepat kehabisan ranjang rumah sakit dan alat pelindung diri (APD)," lanjutnya.
Namun, event perayaan 4 Juli di Mount Rushmore tak hanya memicu kekhawatiran penyebaran virus corona, tetapi juga risiko kebakaran.
Hal ini diungkapkan oleh manajer Mount Rushmore National Memoriam periode 2010-2019, Cheryl Schreier.
"Saat kota-kota dan komunitas di seluruh Amerika Serikat membatalkan perayaan 4 Juli untuk mematuhi panduan social distancing dan melindungi masyarakat, Donald Trump dan Kristi Noem malah mendorong orang-orang untuk berkerumun di sebuah event yang jelas-jelas berisiko bagi pengunjung dan lingkungan," tulis Cheryl dalam sebuah artikel di The Washington Post.
"Saya mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali acara ini demi kesehatan dan keselamatan semua orang," tambahnya.
Pihak event organizer masih memonitor kondisi cuaca dan akan memutuskan apakah tetap menggelar perayaan tersebut pada Jumat nanti.
Sebab, kondisi iklim yang kering dapat meningkatkan risiko kebakaran di area tersebut.
(TribunPalu.com/Rizki A.)