Akan Dihadiri Donald Trump, Perayaan 4 Juli di Mt. Rushmore Dikhawatirkan Jadi Superspreader Corona
Perayaan 4 Juli dengan pertunjukan kembang api di Mount Rushmore tersebut tidak mewajibkan masker dan social distancing.
TRIBUNPALU.COM - Angka kasus infeksi virus corona dan kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat masih menjadi yang tertinggi di dunia.
Berdasarkan data live update dari situs worldometers.info per Kamis (2/7/2020) pukul 10:34 GMT atau 17:34 WIB (GMT+7), kasus infeksi corona di AS tercatat sebesar 2.780.152.
Sementara, kasus kematian akibat Covid-19 di negara tersebut mencapai 130.798 jiwa.
Adapun angka kesembuhan tercatat 1.164.794 kasus.
• Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Semakin Meningkat, Donald Trump Tambah Murka pada China
• Pasutri Lansia Meninggal Akibat Covid-19 pada Hari yang Sama dalam Posisi Berpegangan Tangan
• Dalam Menjalani Hidup, AHY Akui Selalu Mengingat Wejangan SBY: Menang Tanpa Ngasorake
Saat seluruh wilayah AS menyambut hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 4 Juli di tengah pandemi, pertunjukan kembang api di Mount Rushmore dikabarkan tetap akan dilaksanakan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga dijadwalkan akan menghadiri perayaan 4 Juli di Mount Rushmore pada Jumat nanti.
Event ini akan menjadi pertunjukan kembang api pertama di monumen nasional AS tersebut sejak tahun 2010.
Tiket pertunjukan dijual 'hanya' sebanyak 7.500 buah, untuk menjamin keselamatan dan keberhasilan acara tersebut.
Namun, perayaan 4 Juli dengan pertunjukan kembang api di Mount Rushmore tersebut tidak mewajibkan pengunjung untuk mengenakan masker maupun menjaga jarak sosial (social distancing).
Dikutip TribunPalu.com dari laman Business Insider, Gubernur South Dakota Kristi Noem mengatakan, social distancing tidak diberlakukan dan masker tidak diwajibkan bagi para pengunjung.
Masker akan disediakan bagi mereka yang memang mau mengenakannya.
"Di South Dakota, kami mengatakan kepada masyarakat untuk berfokus pada tanggung jawab personal," kata Kristi kepada Fox News.
"Setiap pengunjung memiliki kesempatan untuk membuat keputusan yang membuat mereka nyaman. Jadi, kami akan mengadakan perayaan kemerdekaan Amerika Serikat, kami akan mengadakan event besar pada 3 Juli mendatang."
"Kami sudah mengatakan, bagi masyarakat yang cemas, bisa tetap tinggal di rumah. Namun, bagi orang yang ingin datang, kami akan memberikan masker gratis jika mereka ingin memakainya. Tapi, kami juga tidak memberlakukan social distancing, kami meminta mereka untuk datang, bersiap untuk merayakan, menikmati kebebasan yang kita punya di negara ini," pungkas Kristi.
Associated Press melaporkan, otoritas kesehatan setempat menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa kerumunan di acara sebesar itu akan menjadi superspreader event.
Memang, potensi penularan virus corona di luar ruangan (outdoor) lebih kecil daripada di dalam ruangan (indoor).
Namun, ada bukti yang menunjukkan masih adanya risiko terpapar virus dari orang yang berada di jarak yang dekat dan dalam periode waktu tertentu tanpa mengenakan masker.
• Laudya Cynthia Bella Tegar saat Ungkap Soal Perceraian, Pakar Sebut Ada Kesedihan yang Disembunyikan
• Ada Penumpang WNA Meninggal Dunia dalam Penerbangan, Ini Kata Direktur Utama Garuda Indonesia
• Pesta Pernikahan di India Jadi Kluster Covid-19: Mempelai Pria Meninggal, 100 Lebih Tamu Terinfeksi
Sementara itu, Presiden Asosiasi Medis Negara Bagian South Dakota Dr. Benjamin C. Aaker mengatakan kepada AP, event tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan yang besar terhadap masyarakat setempat.
Pennington County, wilayah di mana Mount Rushmore berada, telah mencatatkan 518 kasus Covid-19 terkonfirmasi dan 16 kematian.
"Jika tetap mengadakan event ini, kami khawatir bakal ada penyebaran wabah yang lebih besar," kata Aaker.
"Kami tahu, jika wabah semakin merebak, maka kami akan dengan cepat kehabisan ranjang rumah sakit dan alat pelindung diri (APD)," lanjutnya.
Namun, event perayaan 4 Juli di Mount Rushmore tak hanya memicu kekhawatiran penyebaran virus corona, tetapi juga risiko kebakaran.
Hal ini diungkapkan oleh manajer Mount Rushmore National Memoriam periode 2010-2019, Cheryl Schreier.
"Saat kota-kota dan komunitas di seluruh Amerika Serikat membatalkan perayaan 4 Juli untuk mematuhi panduan social distancing dan melindungi masyarakat, Donald Trump dan Kristi Noem malah mendorong orang-orang untuk berkerumun di sebuah event yang jelas-jelas berisiko bagi pengunjung dan lingkungan," tulis Cheryl dalam sebuah artikel di The Washington Post.
"Saya mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali acara ini demi kesehatan dan keselamatan semua orang," tambahnya.
Pihak event organizer masih memonitor kondisi cuaca dan akan memutuskan apakah tetap menggelar perayaan tersebut pada Jumat nanti.
Sebab, kondisi iklim yang kering dapat meningkatkan risiko kebakaran di area tersebut.
(TribunPalu.com/Rizki A.)